Singapura Ingin 'Hidup dengan COVID-19', tapi Kasus Infeksi Bermunculan
loading...
A
A
A
Tonggak penting adalah Hari Nasional Singapura pada 9 Agustus ketika diharapkan dua pertiga dari semua penduduk akan divaksinasi sepenuhnya.
Pada tanggal setelah itu akan ada perubahan langkah dalam cara negara menangani virus.
Pada dasarnya, tingkat sirkulasi virus akan ditoleransi karena perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin.
Pertemuan besar akan diizinkan dan perbatasan internasional akan terus dibuka kembali.
Perubahan besar adalah tidak lagi melaporkan jumlah kasus infeksi COVID-19 harian.
“Sebaliknya kita akan fokus pada hasil: berapa banyak yang jatuh sakit parah, berapa banyak di unit perawatan intensif, berapa banyak yang perlu diintubasi untuk oksigen, dan sebagainya,” kata trio politisi yang membentuk gugus tugas COVID-19 multi kementerian.
Rencana tersebut dianggap sebagai salah satu yang paling komprehensif yang diproduksi oleh suatu negara tentang cara mengelola virus corona pasca-vaksinasi.
Tapi itu tidak seekstrem Inggris yang telah menghapus sebagian besar langkah-langkah social distancing sama sekali dengan harapan bahwa vaksinasi akan menyebabkan kematiana COVID-19 dan rawat inap yang jauh lebih sedikit bahkan ketika jumlah kasus melonjak.
Kepercayaan diri telah meningkat di Singapura sebelum rencana “hidup dengan COVID-19" dimulai dengan hanya 20 kasus per hari selama sembilan bulan terakhir.
Pada tanggal setelah itu akan ada perubahan langkah dalam cara negara menangani virus.
Pada dasarnya, tingkat sirkulasi virus akan ditoleransi karena perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin.
Pertemuan besar akan diizinkan dan perbatasan internasional akan terus dibuka kembali.
Perubahan besar adalah tidak lagi melaporkan jumlah kasus infeksi COVID-19 harian.
“Sebaliknya kita akan fokus pada hasil: berapa banyak yang jatuh sakit parah, berapa banyak di unit perawatan intensif, berapa banyak yang perlu diintubasi untuk oksigen, dan sebagainya,” kata trio politisi yang membentuk gugus tugas COVID-19 multi kementerian.
Rencana tersebut dianggap sebagai salah satu yang paling komprehensif yang diproduksi oleh suatu negara tentang cara mengelola virus corona pasca-vaksinasi.
Tapi itu tidak seekstrem Inggris yang telah menghapus sebagian besar langkah-langkah social distancing sama sekali dengan harapan bahwa vaksinasi akan menyebabkan kematiana COVID-19 dan rawat inap yang jauh lebih sedikit bahkan ketika jumlah kasus melonjak.
Kepercayaan diri telah meningkat di Singapura sebelum rencana “hidup dengan COVID-19" dimulai dengan hanya 20 kasus per hari selama sembilan bulan terakhir.