Singapura Ingin 'Hidup dengan COVID-19', tapi Kasus Infeksi Bermunculan
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Singapura telah menyatakan akan "hidup dengan COVID-19". Namun, negara meningkatkan pembatasan hanya beberapa hari setelah melonggarkannya karena kasus infeksi virus corona bermunculan.
Lonjakan kasus infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di negara itu telah meningkat dari delapan menjadi hampir 200 dalam sepuluh hari. Lonjakan kasus infeksi ini telah mengguncang pemerintah yang baru pada hari Senin mengizinkan kelompok orang yang lebih besar untuk berkumpul bersama.
Menteri Keuangan Lawrence Wong mengatakan, "Situasi telah berubah tajam menjadi lebih buruk". Sementara, Menteri Perdagangan Gan Kim Young menambahkan penerapan pembatasan "terasa seperti kemunduran besar" bagi negara kota tersebut.
Pada hari Selasa (20/7/2021), tercatat ada 182 kasus infeksi lokal baru setelah wabah di pasar ikan.
Namun demikian, pemerintah masih bermaksud untuk secara signifikan menghapus langkah-langkah social distancing dalam beberapa bulan mendatang.
"Hidup dengan COVID-19"
Pada bulan Juni, negara Asia Tenggara yang berpenduduk hampir 6 juta jiwa itu meluncurkan strategi yang akan menjadi "normal baru" untuk "hidup dengan COVID-19".
“Kita tidak dapat memberantasnya, tetapi kita dapat mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza atau cacar air, dan melanjutkan hidup kita,” tulis menteri Wong dan Gan dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dalam tajuk rencana di Straits Times.
Para menteri mengatakan COVID-19 bisa "dijinakkan" jika tidak bisa ditaklukkan.
Lonjakan kasus infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di negara itu telah meningkat dari delapan menjadi hampir 200 dalam sepuluh hari. Lonjakan kasus infeksi ini telah mengguncang pemerintah yang baru pada hari Senin mengizinkan kelompok orang yang lebih besar untuk berkumpul bersama.
Menteri Keuangan Lawrence Wong mengatakan, "Situasi telah berubah tajam menjadi lebih buruk". Sementara, Menteri Perdagangan Gan Kim Young menambahkan penerapan pembatasan "terasa seperti kemunduran besar" bagi negara kota tersebut.
Pada hari Selasa (20/7/2021), tercatat ada 182 kasus infeksi lokal baru setelah wabah di pasar ikan.
Namun demikian, pemerintah masih bermaksud untuk secara signifikan menghapus langkah-langkah social distancing dalam beberapa bulan mendatang.
"Hidup dengan COVID-19"
Pada bulan Juni, negara Asia Tenggara yang berpenduduk hampir 6 juta jiwa itu meluncurkan strategi yang akan menjadi "normal baru" untuk "hidup dengan COVID-19".
“Kita tidak dapat memberantasnya, tetapi kita dapat mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza atau cacar air, dan melanjutkan hidup kita,” tulis menteri Wong dan Gan dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dalam tajuk rencana di Straits Times.
Para menteri mengatakan COVID-19 bisa "dijinakkan" jika tidak bisa ditaklukkan.