Kasus COVID-19 Harian Cetak Rekor, Thailand Perluas Lockdown
loading...
A
A
A
BANGKOK - Thailand telah memperluas pembatasan sosial COVID-19 yang mencakup perintah tinggal di rumah dan jam malam ke tiga provinsi lagi karena jumlah infeksi harian melonjak ke rekor tertinggi untuk hari ketiga berturut-turut.
Pengumuman di Royal Gazette pada hari Minggu (18/7/2021), yang dikutip Al Jazeera, mengatakan orang-orang yang tinggal di provinsi Chonburi, Ayutthaya dan Chachoengsao tidak akan diizinkan keluar kecuali diperlukan mulai Selasa dan seterusnya.
Pengumuman itu menambahkan bahwa jam malam akan diberlakukan mulai pukul 9 malam hingga 4 pagi, sementara pos pemeriksaan akan didirikan untuk mencegah orang bepergian ke luar provinsi mereka.
Sebelumnya Bangkok dan sembilan provinsi lainnya telah berada di bawah pembatasan ini, yang terberat dalam lebih dari setahun, sejak Senin lalu.
Thailand saat ini sedang berjuang melawan wabah yang paling lama dan paling parah sejauh ini. Negara itu melaporkan 11.397 kasus infeksi COVID-19 dan 101 kematian pada hari Minggu, sehingga total kumulatif menjadi 403.386 kasus dan 3.341 kematian.
Sebagian besar kematian dan infeksi di Thailand telah dicatat sejak April, karena wabah yang dipicu oleh varian Alpha dan Delta yang sangat menular.
Lonjakan telah membuat rumah sakit kewalahan, membebani ekonomi dan membuat rencana pemulihan pariwisata diragukan.
Dalam upaya untuk menahan wabah tersebut, Thailand pada hari Jumat memberlakukan larangan pertemuan publik secara nasional, dengan hukuman maksimum hukuman penjara dua tahun atau denda hingga Rp17 juta atau keduanya.
Sementara itu, peluncuran vaksin negara itu tetap lamban karena masalah pasokan.
Hanya 5 persen dari populasi Thailand yang telah divaksinasi penuh dan otoritas kesehatan negara itu mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan berusaha untuk memberlakukan batasan ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal karena negara tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pengumuman di Royal Gazette pada hari Minggu (18/7/2021), yang dikutip Al Jazeera, mengatakan orang-orang yang tinggal di provinsi Chonburi, Ayutthaya dan Chachoengsao tidak akan diizinkan keluar kecuali diperlukan mulai Selasa dan seterusnya.
Pengumuman itu menambahkan bahwa jam malam akan diberlakukan mulai pukul 9 malam hingga 4 pagi, sementara pos pemeriksaan akan didirikan untuk mencegah orang bepergian ke luar provinsi mereka.
Sebelumnya Bangkok dan sembilan provinsi lainnya telah berada di bawah pembatasan ini, yang terberat dalam lebih dari setahun, sejak Senin lalu.
Thailand saat ini sedang berjuang melawan wabah yang paling lama dan paling parah sejauh ini. Negara itu melaporkan 11.397 kasus infeksi COVID-19 dan 101 kematian pada hari Minggu, sehingga total kumulatif menjadi 403.386 kasus dan 3.341 kematian.
Sebagian besar kematian dan infeksi di Thailand telah dicatat sejak April, karena wabah yang dipicu oleh varian Alpha dan Delta yang sangat menular.
Lonjakan telah membuat rumah sakit kewalahan, membebani ekonomi dan membuat rencana pemulihan pariwisata diragukan.
Dalam upaya untuk menahan wabah tersebut, Thailand pada hari Jumat memberlakukan larangan pertemuan publik secara nasional, dengan hukuman maksimum hukuman penjara dua tahun atau denda hingga Rp17 juta atau keduanya.
Sementara itu, peluncuran vaksin negara itu tetap lamban karena masalah pasokan.
Hanya 5 persen dari populasi Thailand yang telah divaksinasi penuh dan otoritas kesehatan negara itu mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan berusaha untuk memberlakukan batasan ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal karena negara tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
(ian)