Banjir Bandang Tewaskan 92 Orang di Jerman dan Belgia, Merkel Shock

Jum'at, 16 Juli 2021 - 15:11 WIB
loading...
Banjir Bandang Tewaskan...
Banjir bandang menyapu wilayah Bad Neuenahr-Ahrweiler, Jerman, 15 Juli 2021. Foto/REUTERS/Wolfgang Rattay
A A A
BERLIN - Total sudah 92 orang tewas dan ribuan lainnya hilang dalam banjir bandang parah di Jerman barat dan Belgia. Kanselir Jerman Angela Merkel yang sedang berkunjung ke Washington mengaku shock dengan bencana di negaranya.

Banjir bandang yang melanda dua negara Eropa itu mengubah sungai dan jalan menjadi arus deras yang menghanyutkan sejumlah mobil dan menyebabkan rumah-rumah runtuh.



Pihak berwenang di Rhineland-Palatinate, Jerman, mengatakan pada hari Jumat (16/7/2021), bahwa 50 orang telah tewas dalam banjir yang menghancurkan di negara bagian barat, menjadikan jumlah kematian secara nasional mencapai 81 orang. Menurutnya, puluhan orang lainnya masih hilang.

"Jumlah korban tewas meningkat menjadi 50 dari 28 orang di wilayah yang terkena dampak parah," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rhineland-Palatinate, Timo Haungs.

Kanselir Merkel, dalam kunjungan ke Washington, menyuarakan keterkejutannya atas cakupan banjir bandang tersebut. "Saya berduka untuk mereka yang kehilangan nyawa dalam bencana ini," katanya.

Dia mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah lagi. “Jumlahnya masih belum kami ketahui. Tapi itu akan banyak," ujarnya.

Berbicara di Gedung Putih, Merkel mengatakan: "Hari ini ditandai dengan ketakutan, keputusasaan, penderitaan, dan ratusan ribu orang tiba-tiba menghadapi bencana".

"Hati saya untuk semua orang yang dalam bencana ini kehilangan orang yang mereka cintai, atau yang masih mengkhawatirkan nasib orang yang masih hilang," katanya.

Di antara desa-desa di Jerman yang paling parah terkena dampak adalah Schuld, di mana beberapa rumah runtuh dan puluhan orang masih belum ditemukan.



Operasi penyelamatan terhambat oleh jalan yang diblokir dan pemadaman telepon dan internet di seluruh Eifel, wilayah gunung berapi yang berbukit-bukit dan lembah-lembah kecil. Beberapa desa menjadi puing-puing karena rumah bata dan kayu tua tidak dapat menahan aliran air yang tiba-tiba, yang membawa pohon dan puing-puing lainnya saat menyembur melalui jalan-jalan sempit.

Karl-Heinz Grimm, yang datang untuk membantu orang tuanya di Schuld, mengatakan bahwa dia belum pernah melihat Sungai Ahr yang kecil meluap dengan aliran yang begitu mematikan.

"Malam ini, itu seperti kegilaan," katanya.

Puluhan orang harus diselamatkan dari atap rumah mereka dengan perahu karet dan helikopter. Ratusan tentara dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan.

"Ada orang tewas, ada orang hilang, banyak yang masih dalam bahaya," kata gubernur negara bagian Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer, kepada parlemen regional.

“Kami belum pernah melihat bencana seperti ini. Ini benar-benar menghancurkan."

Di Belgia, 11 kematian tercatat akibat banjir.

Di dekat Liege, Sungai Vesdre meluap dan mengalirkan air ke jalan-jalan Pepinster, di mana operasi penyelamatan oleh petugas pemadam kebakaran gagal ketika sebuah perahu kecil terbalik dan tiga orangtua menghilang.

“Sayangnya, mereka dengan cepat ditelan [banjir],” kata Wali Kota Philippe Godin. "Saya takut mereka meninggal."

Di Verviers, kantor kejaksaan mengatakan beberapa jasad telah ditemukan tetapi tidak dapat mengonfirmasi laporan media lokal bahwa empat orang tewas di sana.

Jalan raya utama dan tergenang di bagian selatan dan timur negara itu, yang memaksa penghentian operasi seluruh kereta.

Di Liege, sebuah kota berpenduduk 200.000, Sungai Meuse meluap pada hari Kamis dan wali kota setempat meminta orang yang tinggal di dekatnya untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berjanji untuk membantu para korban. "Pikiran saya bersama keluarga para korban banjir yang menghancurkan di Belgia, Jerman, Luksemburg dan Belanda dan mereka yang kehilangan rumah," katanya seperti dikutip Al Jazeera.

Tingkat kerusakan sepenuhnya masih belum jelas, di mana banyak desa terputus oleh banjir dan tanah longsor yang membuat jalan tidak bisa dilalui. Video di media sosial menunjukkan mobil-mobil berserakan di jalan-jalan dan sebagian rumah runtuh. Banyak dari korban tewas baru ditemukan setelah banjir surut.

Pihak berwenang di daerah Rhine-Sieg di selatan Cologne memerintahkan evakuasi beberapa desa di bawah waduk Steinbach di tengah kekhawatiran bendungan bisa jebol.

Laschet, seorang politisi konservatif yang mencalonkan diri untuk menggantikan Merkel sebagai Kanselir Jerman dalam pemilu musim gugur ini, mengatakan badai yang luar biasa berat dan gelombang panas sebelumnya dapat dikaitkan dengan perubahan iklim.

Lawan politik mengkritik Laschet, putra seorang penambang, karena mendukung industri batu bara di kawasan itu dan menghambat perluasan pembangkit listrik tenaga angin selama masa jabatannya.

Di Belanda, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi kota Valkenburg di Belanda yang dilanda bencana pada Kamis malam untuk mendukung penduduk dan layanan darurat.

Banjir mengubah jalan utama menjadi semburan air cokelat, membanjiri rumah dan bisnis.

Pemerintah Belanda mengirim sekitar 70 tentara ke provinsi selatan Limburg pada Rabu malam untuk membantu evakuasi dan pengisian karung pasir.

Ribuan orang di lingkungan kota Maastricht dan desa-desa lain di sepanjang Sungai Maas diperintahkan untuk mengungsi di tengah ancaman banjir, dan pusat-pusat didirikan untuk menampung mereka. Maas adalah nama Belanda untuk Sungai Meuse.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0927 seconds (0.1#10.140)