Australia Gelar Tur Virtual Rayakan Sejarah, Seni dan Budaya Penduduk Asli
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kedutaan Besar Australia Jakarta bersama dengan Konsulat Jenderal Australia Makassar akan mengadakan tur publik virtual pameran sementara Museum Nasional Australia, Yidaki: Didjeridu and the Sound of Australia. Tur ini adalahbagian dari Pekan NAIDOC 2021.
Tur ini memberikan kesempatan untuk belajar tentang seni dan budaya penduduk Aborigin dan Kepulauan Selat Torres Australia, terutama kisah orang Yolŋu di timur laut Arnhem Land dan pemeliharaan instrumen yidaki.
Penonton dapat menelusuri sejarah orang Yolŋu dan hubungannya dengan para pelaut Sulawesi Selatan setidak-tidaknya sejak tahun 1700-an yang menjadi cikal bakal awal hubungan Indonesia-Australia.
Kuasa Usaha Australia, Steve Scott, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta , mengatakan tur virtual ini menunjukkan komitmen Australia untuk mempromosikan hubungan antara komunitas sejarah, seni dan budaya Australia-Indonesia.
“Hubungan antar masyarakat Australia dengan Indonesia lahir ratusan tahun lalu, pada awal kunjungan para pelaut dari Makassar ke Australia Utara. Keterlibatan awal ini telah meninggalkan jejak di lanskap seni dan budaya kedua negara, serta mempengaruhi bahasa di kedua negara kita,” kata Scott.
“Hari ini saya dengan senang hati mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menyerap semua ini dalam tur virtual Yidaki: Didjeridu and the Sound of Australia ini. Saya berharap acara virtual ini akan mendukung hubungan yang mendalam antara masyarakat kita," sambungnya.
Tur ini sendiri dipimpin oleh penduduk asli Australia Margo Neale, Kepala Pusat Kuratorial Pengetahuan Adat, Museum Nasional Australidan didampingi oleh mahasiswa Indonesia di Australia, Vania Budianto.
Tur ini memberikan kesempatan untuk belajar tentang seni dan budaya penduduk Aborigin dan Kepulauan Selat Torres Australia, terutama kisah orang Yolŋu di timur laut Arnhem Land dan pemeliharaan instrumen yidaki.
Penonton dapat menelusuri sejarah orang Yolŋu dan hubungannya dengan para pelaut Sulawesi Selatan setidak-tidaknya sejak tahun 1700-an yang menjadi cikal bakal awal hubungan Indonesia-Australia.
Kuasa Usaha Australia, Steve Scott, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta , mengatakan tur virtual ini menunjukkan komitmen Australia untuk mempromosikan hubungan antara komunitas sejarah, seni dan budaya Australia-Indonesia.
“Hubungan antar masyarakat Australia dengan Indonesia lahir ratusan tahun lalu, pada awal kunjungan para pelaut dari Makassar ke Australia Utara. Keterlibatan awal ini telah meninggalkan jejak di lanskap seni dan budaya kedua negara, serta mempengaruhi bahasa di kedua negara kita,” kata Scott.
“Hari ini saya dengan senang hati mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menyerap semua ini dalam tur virtual Yidaki: Didjeridu and the Sound of Australia ini. Saya berharap acara virtual ini akan mendukung hubungan yang mendalam antara masyarakat kita," sambungnya.
Tur ini sendiri dipimpin oleh penduduk asli Australia Margo Neale, Kepala Pusat Kuratorial Pengetahuan Adat, Museum Nasional Australidan didampingi oleh mahasiswa Indonesia di Australia, Vania Budianto.
(ian)