Taliban Bantah Eksekusi 22 Pasukan Khusus Afghanistan Meski Ada Videonya

Kamis, 15 Juli 2021 - 11:12 WIB
loading...
A A A


Dalam salah satu video, yang berdurasi sekitar 45 detik, seorang saksi mata terdengar mengatakan dalam bahasa Pashto, bahasa setempat: "Jangan tembak mereka, jangan tembak mereka, saya mohon jangan tembak mereka."

Saksi mata itu kemudian bertanya: "Bagaimana Anda Pashtun membunuh orang Afghanistan?" Pashtun adalah kelompok etnis utama di Afghanistan.

Di akhir video, suara orang lain di luar kamera mengatakan: "Lepaskan semuanya."

Dalam video lain, seorang pria terdengar berkata: "Buka pelindung tubuhnya." Seorang milisi terlihat mengambil peralatan dari tubuh salah satu pasukan komando.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Fawad Aman mengatakan eksekusi tersebut merupakan kejahatan perang.

"Ini bukan pertama kalinya Taliban menembak mati tentara kami. Taliban tidak memiliki belas kasihan pada siapa pun; dari militer hingga warga sipil yang tidak bersalah dieksekusi. Taliban tidak dapat menyangkal kejahatan ini. Video dengan jelas menunjukkan Taliban mengeksekusi tentara kami setelah menyerah," kata Aman.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) Amnesty International yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan kejahatan perang.

"Rekaman yang sangat mengganggu ini mengerikan dan memberikan wawasan tentang situasi yang semakin menyedihkan menyelimuti Afghanistan. Apa yang kita saksikan adalah pembunuhan berdarah dingin terhadap tentara yang menyerah—sebuah kejahatan perang," kata kelompok HAM tersebut.

Samira Hamidi, Juru Kampanye Asia Selatan Amnesty International, mengatakan: "Bukti ini menunjukkan bahwa klaim gigih Taliban untuk mengubah cara mereka didasarkan pada kebohongan dan sepenuhnya merusak klaim mereka bahwa mereka akan menghormati hak asasi manusia dalam proses perdamaian."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)