Jokowi Terapkan New Normal, WHO: Gelombang Pertama Covid-19 Belum Berakhir

Rabu, 27 Mei 2020 - 15:42 WIB
loading...
Jokowi Terapkan New Normal, WHO: Gelombang Pertama Covid-19 Belum Berakhir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di sarana publik. Foto/Dok.Sindonews
A A A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memperingatkan bahwa dunia masih berada di tengah-tengah wabah virus Corona. Peringatan ini mengurangi harapan untuk pemulihan ekonomi global yang cepat dan perjalanan internasional yang baru.

Peringatan ini muncul setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mensosialisasikan apa yang disebutnya sebagai new normal.

"Saat ini, kitabelum berada dalam gelombang kedua. Kita secara global tepat berada di tengah gelombang pertama," kata Direktur Eksekutif WHO, Dr. Mike Ryan.

"Kita masih berada sangat dalam pada fase di mana penyakit ini sebenarnya sedang dalam fase berkembang," kata Ryan, merujuk kondisi di Amerika Selatan, Asia Selatan dan bagian lain dunia seperti dikutip dari AP, Rabu (27/5/2020).

Sebelumnya Presiden Jokowi melakukan peninjauan ke Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI). Peninjauan tersebut dalam rangka untuk melihat kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di area fasilitas publik.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan akan mengerahkan 340 ribu pasukan keamanan di 25 kota untuk menegakkan aturan kesehatan saat bersiap untuk membuka kembali pusat perbelanjaan dan bisnis lainnya di Ibu Kota Jakarta pada 4 Juni.

“Kami ingin masuk ke normal baru (new normal) dan memasuki orde baru,” kata Jokowi setelah memeriksa langkah-langkah untuk membuka kembali kereta bawah tanah Jakarta dan pusat perbelanjaan di Bekasi. (Baca: Persiapan New Normal, Jokowi Siagakan TNI/Polri di 4 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota )

Di seluruh dunia, kasus virus corona terus meningkat. Saat ini tercatat 5.684.208 orang terinfeksi dan 352.210 orang telah meninggal akibat Covid-19.

Benua Amerika telah mendaftarkan lebih dari 2,4 juta kasus corona dan lebih dari 143.000 kematian akibat penyakit itu.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1938 seconds (0.1#10.140)