Investigasi Ungkap Presiden Haiti Alami Penyiksaan Sebelum Dibunuh
loading...
A
A
A
PORT-AU-PRINCE - Hasil penyelidikan mengungkap bahwa Presiden Haiti , Jovenel Moise disiksa oleh para pembunuh sebelum dia dibunuh. Moise dibunuh oleh sekelompok pria bersenjata yang merangsek masuk ke dalam kediamannya.
"Moise disiksa di kamar tidurnya, putrinya melarikan diri, sementara putra dan stafnya dibungkam secara paksa," ucap Carl Henry Destin, salah satu hakim yang terlibat dalam penyelidikan.
Destin, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (11/7/2021), mengatakan bukti adanya penyiksaan adalah lengan dan kaki kanan Moise patah.
Polisi mengatakan, sebanyak 28 orang, terdiri dari warga Kolombia dan Amerika Serikat (AS) terlibat dalam pembunuhan Moise.
Sebagian besar dari mereka adalah mantan tentara militer Kolombia. Tujuh tersangka ditembak mati oleh polisi dalam baku tembak setelah pembunuhan dan sebagian masih buron.
Dalang dan motif pembunuhan belum diungkap polisi, meski serangan itu telah berlangsung beberapa hari. Spekulasi tentang dalang pembunuhan telah menambah kebingungan publik yang bertanya-tanya sekaligus marah tentang invasi tentara bayaran asing.
"Presiden Republik, Jovenel Moise, dibunuh oleh agen keamanannya. Bukan orang Kolombia yang membunuhnya. Mereka dikontrak oleh negara Haiti," kata mantan senator Haiti Steven Benoit dalam wawancara dengan radio Magik9, hari Jumat.
Sementara itu, pemerintah Haiti telah meminta AS dan PBB untuk mengirim tentara untuk membantu mengamankan pelabuhan, bandara, dan situs strategis lainnya di negara itu. Pemerintah khawatir negara itu akan dilanda kerusuhan setelah pembunuhan brutal yang dialami Presiden Moise.
"Moise disiksa di kamar tidurnya, putrinya melarikan diri, sementara putra dan stafnya dibungkam secara paksa," ucap Carl Henry Destin, salah satu hakim yang terlibat dalam penyelidikan.
Destin, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (11/7/2021), mengatakan bukti adanya penyiksaan adalah lengan dan kaki kanan Moise patah.
Polisi mengatakan, sebanyak 28 orang, terdiri dari warga Kolombia dan Amerika Serikat (AS) terlibat dalam pembunuhan Moise.
Sebagian besar dari mereka adalah mantan tentara militer Kolombia. Tujuh tersangka ditembak mati oleh polisi dalam baku tembak setelah pembunuhan dan sebagian masih buron.
Dalang dan motif pembunuhan belum diungkap polisi, meski serangan itu telah berlangsung beberapa hari. Spekulasi tentang dalang pembunuhan telah menambah kebingungan publik yang bertanya-tanya sekaligus marah tentang invasi tentara bayaran asing.
"Presiden Republik, Jovenel Moise, dibunuh oleh agen keamanannya. Bukan orang Kolombia yang membunuhnya. Mereka dikontrak oleh negara Haiti," kata mantan senator Haiti Steven Benoit dalam wawancara dengan radio Magik9, hari Jumat.
Sementara itu, pemerintah Haiti telah meminta AS dan PBB untuk mengirim tentara untuk membantu mengamankan pelabuhan, bandara, dan situs strategis lainnya di negara itu. Pemerintah khawatir negara itu akan dilanda kerusuhan setelah pembunuhan brutal yang dialami Presiden Moise.
(ian)