Adu Mulut, Netanyahu Membungkam Orang Israel yang Teriak 'PM Bennett Harus Mati'

Sabtu, 10 Juli 2021 - 15:14 WIB
loading...
Adu Mulut, Netanyahu Membungkam Orang Israel yang Teriak PM Bennett Harus Mati
Mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto/David Cohen/Flash90/Times of Israel
A A A
TEL AVIV - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terlibat adu mulut di sebuah acara politik yang dipimpinnya setelah salah satu peserta berteriak "PM Naftali Bennett harus mati".

Insiden itu terjadi ketika Netanyahu berbicara di sebuah acara pemuda di Tel Aviv untuk Partai Likud pada Kamis malam. Netanyahu sendiri adalah pemimpin Partai Likud.



Video pertengkaran singkat menunjukkan Netanyahu berbicara dengan kerumunan sebelum seorang individu dari kerumunan berteriak, "Bennett dan Lapid harus mati".

Bennett adalah PM baru Israel yang menggantikan Netanyahu setelah kubu koalisi Netanyahu kalah dalam voting Parlemen atau Knesset. Sedangkan Yair Lapid adalah Menteri Luar Negeri Israel dan akan menjadi PM Israel menggantikan Bennett beberapa tahun lagi sesuai kesepakatan koalisi.

Mendengar teriakan itu, Netanyahu tanpa ragu menolaknya. Dia lantas beradu mulut dengan orang yang beteriak tersebut.

"Lakukan pekerjaan Anda, jika tidak, Anda bodoh," kata Netanyahu kepada orang tersebut.

Dia kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa Partai Likud sebagai oposisi tidak akan tenggelam begitu rendah, dan justru malah memilih untuk menjadi yang terbaik dari pemerintah saat ini dalam siklus pemilu berikutnya.

“Ini tidak akan terjadi, tidak ada yang akan mati,” kata Netanyahu sebagai respons teriakan itu, yang terjemahannya yang dipublikasikan Times of Israel, Jumat (9/7/2021).

"Saya tidak akan menerima hal-hal seperti itu," katanya lagi.

Individu tak dikenal yang meneriakkan kematian untuk PM Bennett itu kemudian diinterogasi oleh dinas keamanan Shin Bet sebelum diizinkan kembali ke rumahnya.



Yaya Fink, kepala gerakan Darkenu yang berhaluan kiri Israel, sejak itu meminta Jaksa Agung Israel untuk meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.

"Pembunuhan politik berikutnya mungkin sudah dekat dan kita harus menghentikan para penghasut sebelum kata-kata berubah menjadi peluru," katanya.

Secara kebetulan, Netanyahu menjabat sebagai pemimpin oposisi ketika, pada November 1995, pria bersenjata sayap kanan Yigal Amir membunuh mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Pada saat itu dan sejak itu, Netanyahu sebagian besar disalahkan karena menciptakan suasana kebencian yang mendorong Amir untuk bertindak.

Faktanya, beberapa bulan sebelum pembunuhan, Netanyahu berpartisipasi dalam demonstrasi di mana orang banyak meneriakkan “matilah Rabin", serta demonstrasi yang melihat mantan perdana menteri Israel itu berjalan dalam prosesi pemakaman tiruan.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)