Varian COVID-19 yang Lebih 'Ganas' dari Delta Terdeteksi di Australia
loading...
A
A
A
Pakar lain juga menyuarakan keprihatinan tentang varian tersebut.
Dr Jeffrey Barrett, kepala Inisiatif Genomik COVID-19 Inggris di Welcome Sanger Institute, mengatakan kepada FT: "Lambda memiliki pola unik dari tujuh mutasi pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia."
"Para peneliti sangat tertarik dengan satu mutasi yang disebut L452Q, yang mirip dengan mutasi L452R untuk berkontribusi pada infeksi varian Delta yang tinggi," imbuhnya.
Meski begitu, peneliti pelacakan virus Corona belum menemukan bukti bahwa virus itu sebenarnya lebih menular daripada jenis yang ada, termasuk Delta atau 'Delta Plus'.
Yang lain juga bersikeras tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa strain itu lebih mematikan, meskipun beberapa dokter menghubungkan penyebarannya ke Peru yang memiliki tingkat kematian COVID-19 terburuk di dunia.
Kekhawatiran tentang keparahannya pertama kali dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.
Kementerian itu dilaporkan kemarin mentweet: "Strain Lambda dilaporkan berasal dari Peru, negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia."
Disebutkan bahwa para peneliti khawatir bahwa varian ini mungkin "lebih menular daripada varian Delta", klaim situs web berita Malaysia.
Kesehatan Masyarakat Inggris menjadikan Lambda sebagai varian yang sedang diselidiki pada Juni lalu setelah enam kasus terdeteksi pada pelancong yang kembali. Dua kasus baru telah terdeteksi di Inggris.
Dr Jeffrey Barrett, kepala Inisiatif Genomik COVID-19 Inggris di Welcome Sanger Institute, mengatakan kepada FT: "Lambda memiliki pola unik dari tujuh mutasi pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia."
"Para peneliti sangat tertarik dengan satu mutasi yang disebut L452Q, yang mirip dengan mutasi L452R untuk berkontribusi pada infeksi varian Delta yang tinggi," imbuhnya.
Meski begitu, peneliti pelacakan virus Corona belum menemukan bukti bahwa virus itu sebenarnya lebih menular daripada jenis yang ada, termasuk Delta atau 'Delta Plus'.
Yang lain juga bersikeras tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa strain itu lebih mematikan, meskipun beberapa dokter menghubungkan penyebarannya ke Peru yang memiliki tingkat kematian COVID-19 terburuk di dunia.
Kekhawatiran tentang keparahannya pertama kali dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.
Kementerian itu dilaporkan kemarin mentweet: "Strain Lambda dilaporkan berasal dari Peru, negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia."
Disebutkan bahwa para peneliti khawatir bahwa varian ini mungkin "lebih menular daripada varian Delta", klaim situs web berita Malaysia.
Kesehatan Masyarakat Inggris menjadikan Lambda sebagai varian yang sedang diselidiki pada Juni lalu setelah enam kasus terdeteksi pada pelancong yang kembali. Dua kasus baru telah terdeteksi di Inggris.