Serangan Ransomware 'Kolosal' Hantam AS, Biden Peringatkan Putin
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Washington akan merespons jika Moskow berada di balik serangan siber massal yang melanda setidaknya 200 perusahaan pada awal akhir pekan Hari Kemerdekaan.
"Kami tidak yakin itu siapa. Pemikiran awalnya adalah itu bukan pemerintah Rusia," kata Biden.
“Tetapi jika itu adalah Rusia, saya mengatakan kepada Putin bahwa kami akan merespons,” katanya – merujuk pada pertemuan puncak kedua pemimpin di Jenewa, Swiss, bulan lalu seperti dikutip dari New York Post, Minggu (4/7/2021).
Biden menyatakan bahwa dia belum berbicara dengan presiden Rusia sejak diberi pengarahan tentang serangan ransomware . Perusahaan keamanan siber Huntress Labs menyalahkan geng ransomware, REvil, yang terkait dengan Rusia.
Diwartakan sebelumnya, serangan siber melanda jaringan komputasi perusahaan TI AS, Kaseya, yang memengaruhi banyak kliennya. Hal ini mendorong pihak perusahaan mendesak perusahaan untuk mematikan server guna menghindari ransomware.
Perusahaan keamanan siber Huntress Labs mengatakan dalam forum Reddit bahwa mereka bekerja dengan mitra yang ditargetkan dalam serangan itu, dan bahwa sekitar 200 bisnis "telah dienkripsi."
Sementara itu beberapa hari lalu beberapa lembaga Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengungkapkan rincian metode "brute force" yang digunakan intelijen Rusia untuk mencoba membobol layanan cloud ratusan lembaga pemerintah, perusahaan energi, dan organisasi lainnya.
Saran yang dirilis Badan Keamanan Nasional AS menggambarkan serangan oleh operasi yang terkait GRU, badan intelijen militer Rusia.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
"Kami tidak yakin itu siapa. Pemikiran awalnya adalah itu bukan pemerintah Rusia," kata Biden.
“Tetapi jika itu adalah Rusia, saya mengatakan kepada Putin bahwa kami akan merespons,” katanya – merujuk pada pertemuan puncak kedua pemimpin di Jenewa, Swiss, bulan lalu seperti dikutip dari New York Post, Minggu (4/7/2021).
Biden menyatakan bahwa dia belum berbicara dengan presiden Rusia sejak diberi pengarahan tentang serangan ransomware . Perusahaan keamanan siber Huntress Labs menyalahkan geng ransomware, REvil, yang terkait dengan Rusia.
Diwartakan sebelumnya, serangan siber melanda jaringan komputasi perusahaan TI AS, Kaseya, yang memengaruhi banyak kliennya. Hal ini mendorong pihak perusahaan mendesak perusahaan untuk mematikan server guna menghindari ransomware.
Perusahaan keamanan siber Huntress Labs mengatakan dalam forum Reddit bahwa mereka bekerja dengan mitra yang ditargetkan dalam serangan itu, dan bahwa sekitar 200 bisnis "telah dienkripsi."
Sementara itu beberapa hari lalu beberapa lembaga Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengungkapkan rincian metode "brute force" yang digunakan intelijen Rusia untuk mencoba membobol layanan cloud ratusan lembaga pemerintah, perusahaan energi, dan organisasi lainnya.
Saran yang dirilis Badan Keamanan Nasional AS menggambarkan serangan oleh operasi yang terkait GRU, badan intelijen militer Rusia.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)