Berebut Superpower Sains
loading...
A
A
A
Selain peningkatan anggaran pada riset dan sains, China juga fokus menjadikan perusahaan milik negara sebagai motor penggeraknya.
"Presiden Xi Jinping lebih memprioritaskan perusahaan milik negara, meskipun perusahaan swasta justru lebih inovatif dan dinamis," kata Andrew Kennedy, pakar kebijakan dan pemerintah dari Universitas Nasional Australia, dilansir Channel News Asia.
"Ambisi China menghadapi tantangan karena banyak ilmuwan China mengeluh tentang kontrol internet yang terlalu kuat dari pemerintah," katanya.
Sebagai negara dengan partai tunggal, Beijing memilih untuk mengontrol perusahaan teknologi. China kini juga mengatur regulasi perusahaan teknologi raksasa untuk mendorongkan negara itu menjadi superpower teknologi di dunia.
“Semua regulasi itu sebagai bagian upaya China menjadi superpower teknologi,” kata peneliti di Trivium China, firma penelitian berbasis di Beijing, Kendra Schaefer, dilansir CNBC. Dengan berbagai kebijakan yang ditempuh China, Schaefer yakin bahwa China bisa menjadi superpower teknologi dengan memperkuat regulasinya.
China menerapkan fondasi yang kuat untuk mengatur operasional perusahaan teknologi, termasuk dalam pengaturan data pribadi. Itu dikarenakan China sangat menyadari pengaturan data menjadi hal yang sangat penting.
“Semua yang diterapkan sangat fondasional untuk menjadikan China bisa berkembang dan bergerak lebih cepat,” paparnya.
Kemudian, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga tak diragukan lagi dalam pembangunan berbasis sains. Dia juga memiliki penasehat khusus di bidang sains, yakni Eric Lander, yang akan meletakkan fondasi sains dalam pemerintahan Biden.
Biden juga menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan pendekatan sains dalam pemerintahannya. Arah pergerakan kebijakan sains Biden lebih fokus pada perubahan iklim. Selain itu, dia juga menyiapkan pendanaan penelitian untuk negara miskin dalam bidang sains. Selain itu, dalam bidang teknologi juga menjadi fokus utama untuk mendukung keadilan lingkungan.
Biden juga menganggarkan USD171 miliar untuk penelitian dan pengembangan pada 2021. Itu menunjukkan kenaikan 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Presiden Xi Jinping lebih memprioritaskan perusahaan milik negara, meskipun perusahaan swasta justru lebih inovatif dan dinamis," kata Andrew Kennedy, pakar kebijakan dan pemerintah dari Universitas Nasional Australia, dilansir Channel News Asia.
"Ambisi China menghadapi tantangan karena banyak ilmuwan China mengeluh tentang kontrol internet yang terlalu kuat dari pemerintah," katanya.
Sebagai negara dengan partai tunggal, Beijing memilih untuk mengontrol perusahaan teknologi. China kini juga mengatur regulasi perusahaan teknologi raksasa untuk mendorongkan negara itu menjadi superpower teknologi di dunia.
“Semua regulasi itu sebagai bagian upaya China menjadi superpower teknologi,” kata peneliti di Trivium China, firma penelitian berbasis di Beijing, Kendra Schaefer, dilansir CNBC. Dengan berbagai kebijakan yang ditempuh China, Schaefer yakin bahwa China bisa menjadi superpower teknologi dengan memperkuat regulasinya.
China menerapkan fondasi yang kuat untuk mengatur operasional perusahaan teknologi, termasuk dalam pengaturan data pribadi. Itu dikarenakan China sangat menyadari pengaturan data menjadi hal yang sangat penting.
“Semua yang diterapkan sangat fondasional untuk menjadikan China bisa berkembang dan bergerak lebih cepat,” paparnya.
Kemudian, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga tak diragukan lagi dalam pembangunan berbasis sains. Dia juga memiliki penasehat khusus di bidang sains, yakni Eric Lander, yang akan meletakkan fondasi sains dalam pemerintahan Biden.
Biden juga menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan pendekatan sains dalam pemerintahannya. Arah pergerakan kebijakan sains Biden lebih fokus pada perubahan iklim. Selain itu, dia juga menyiapkan pendanaan penelitian untuk negara miskin dalam bidang sains. Selain itu, dalam bidang teknologi juga menjadi fokus utama untuk mendukung keadilan lingkungan.
Biden juga menganggarkan USD171 miliar untuk penelitian dan pengembangan pada 2021. Itu menunjukkan kenaikan 10% dibandingkan tahun sebelumnya.