Warga Hong Kong Berduka, Surat Kabar Pro-Demokrasi Cetak Edisi Terakhir
loading...
A
A
A
"Saya pikir ini adalah akhir dari satu era," ujar pendukung San Tsang kepada kantor berita Reuters saat dia mengantre.
Dia menambahkan, "Saya tidak mengerti mengapa (Hong Kong) bahkan tidak bisa mentolerir surat kabar."
"Aku ingin mendukungnya sampai akhir. Surat kabar telah menemani masyarakat selama bertahun-tahun. Setelah ini, kita akan melewati badai," ujar Amma Yeung.
Pada Rabu malam, hanya beberapa jam setelah perusahaan surat kabar itu mengumumkan penutupannya, para pendukung telah berkumpul di luar kantornya, bahkan saat hujan deras turun.
Mereka menyalakan senter ponsel mereka sebagai bentuk solidaritas dan meneriakkan slogan-slogan dukungan seperti "tambahkan minyak" sebagai ungkapan penyemangat yang populer di Hong Kong.
Sebagai tanggapan, para pegawai Apple Daily keluar dari kantor mereka untuk berdiri di balkon dan jendela, melambaikan senter dan meneriakkan "Terima kasih Hong Kong" kepada orang banyak di luar gedung.
Beberapa orang terlihat membagikan salinan gratis dari salinan terakhir kepada para pendukung di jalan.
Laporan dari dalam ruang redaksi pada hari-hari terakhirnya menunjukkan adegan emosional dari tepuk tangan yang menantang serta air mata dan kebingungan.
Apple Daily adalah surat kabar pro-demokrasi terbesar di Hong Kong dan telah menjadi duri dalam upaya Beijing membasmi perbedaan pendapat.
Dia menambahkan, "Saya tidak mengerti mengapa (Hong Kong) bahkan tidak bisa mentolerir surat kabar."
"Aku ingin mendukungnya sampai akhir. Surat kabar telah menemani masyarakat selama bertahun-tahun. Setelah ini, kita akan melewati badai," ujar Amma Yeung.
Pada Rabu malam, hanya beberapa jam setelah perusahaan surat kabar itu mengumumkan penutupannya, para pendukung telah berkumpul di luar kantornya, bahkan saat hujan deras turun.
Mereka menyalakan senter ponsel mereka sebagai bentuk solidaritas dan meneriakkan slogan-slogan dukungan seperti "tambahkan minyak" sebagai ungkapan penyemangat yang populer di Hong Kong.
Sebagai tanggapan, para pegawai Apple Daily keluar dari kantor mereka untuk berdiri di balkon dan jendela, melambaikan senter dan meneriakkan "Terima kasih Hong Kong" kepada orang banyak di luar gedung.
Beberapa orang terlihat membagikan salinan gratis dari salinan terakhir kepada para pendukung di jalan.
Laporan dari dalam ruang redaksi pada hari-hari terakhirnya menunjukkan adegan emosional dari tepuk tangan yang menantang serta air mata dan kebingungan.
Apple Daily adalah surat kabar pro-demokrasi terbesar di Hong Kong dan telah menjadi duri dalam upaya Beijing membasmi perbedaan pendapat.
(sya)