PBB Khawatir Taliban Untung Besar dengan Penarikan Pasukan Asing
loading...
A
A
A
NEW YORK - Pejuang Taliban telah merebut puluhan distrik di Afghanistan saat mereka meningkatkan serangan selama penarikan terakhir pasukan asing.
Peringatan itu khusus diungkapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melihat perkembangan terbaru di Afghanistan.
“Pemberontak telah merebut lebih dari 50 dari 370 distrik sejak Mei,” ujar Utusan Khusus PBB Deborah Lyons kepada Dewan Keamanan PBB, memperingatkan "skenario mengerikan".
Dia mengatakan, “Peningkatan konflik berarti peningkatan ketidakamanan bagi banyak negara lain, dekat dan jauh."
AS dan NATO masih menargetkan penarikan pasukan secara penuh pada 11 September.
Namun, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, “Situasinya tetap dinamis dan, meskipun ada keuntungan Taliban tapi tidak mengubah penarikan, masih ada fleksibilitas untuk mengubah kecepatan dan cakupannya."
“Kemajuan kelompok Islam garis keras baru-baru ini adalah hasil dari kampanye militer yang intensif," ujar Lyons kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB di New York.
"Distrik-distrik yang telah diambil itu mengelilingi ibu kota provinsi, menunjukkan Taliban memposisikan diri mereka untuk mencoba dan mengambil ibu kota ini begitu pasukan asing ditarik sepenuhnya," papar dia.
“Taliban juga merebut perbatasan utama Afghanistan dengan Tajikistan pada Selasa,” ungkap para pejabat Afghanistan.
Daerah persimpangan itu berdiri di provinsi utara Kunduz, tempat pertempuran meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Pejuang Taliban mengatakan mereka memiliki kendali atas seluruh provinsi, dengan hanya ibu kota provinsi, juga bernama Kunduz, yang dipertahankan pemerintah.
Namun Kementerian Pertahanan di Kabul mengatakan pasukan Afghanistan telah merebut kembali beberapa distrik dan operasi sedang berlangsung.
Kota Kunduz secara strategis signifikan, dan sempat jatuh ke tangan pemberontak pada 2015 dan setahun kemudian, sebelum direbut kembali pasukan pemerintah yang didukung NATO.
Media lokal melaporkan Taliban juga menyita sejumlah besar peralatan militer, dan membunuh, melukai atau menangkap puluhan tentara. Jumlah korban kelompok itu sendiri tidak jelas.
Pasukan keamanan Afghanistan mengatakan mereka akan melancarkan serangan besar-besaran segera untuk merebut kembali wilayah yang hilang.
"Anda akan segera menyaksikan kemajuan kami di seluruh negeri," papar juru bicara militer Afghanistan Jenderal Ajmal Shinwari.
Peringatan itu khusus diungkapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melihat perkembangan terbaru di Afghanistan.
“Pemberontak telah merebut lebih dari 50 dari 370 distrik sejak Mei,” ujar Utusan Khusus PBB Deborah Lyons kepada Dewan Keamanan PBB, memperingatkan "skenario mengerikan".
Dia mengatakan, “Peningkatan konflik berarti peningkatan ketidakamanan bagi banyak negara lain, dekat dan jauh."
AS dan NATO masih menargetkan penarikan pasukan secara penuh pada 11 September.
Namun, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, “Situasinya tetap dinamis dan, meskipun ada keuntungan Taliban tapi tidak mengubah penarikan, masih ada fleksibilitas untuk mengubah kecepatan dan cakupannya."
“Kemajuan kelompok Islam garis keras baru-baru ini adalah hasil dari kampanye militer yang intensif," ujar Lyons kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB di New York.
"Distrik-distrik yang telah diambil itu mengelilingi ibu kota provinsi, menunjukkan Taliban memposisikan diri mereka untuk mencoba dan mengambil ibu kota ini begitu pasukan asing ditarik sepenuhnya," papar dia.
“Taliban juga merebut perbatasan utama Afghanistan dengan Tajikistan pada Selasa,” ungkap para pejabat Afghanistan.
Daerah persimpangan itu berdiri di provinsi utara Kunduz, tempat pertempuran meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Pejuang Taliban mengatakan mereka memiliki kendali atas seluruh provinsi, dengan hanya ibu kota provinsi, juga bernama Kunduz, yang dipertahankan pemerintah.
Namun Kementerian Pertahanan di Kabul mengatakan pasukan Afghanistan telah merebut kembali beberapa distrik dan operasi sedang berlangsung.
Kota Kunduz secara strategis signifikan, dan sempat jatuh ke tangan pemberontak pada 2015 dan setahun kemudian, sebelum direbut kembali pasukan pemerintah yang didukung NATO.
Media lokal melaporkan Taliban juga menyita sejumlah besar peralatan militer, dan membunuh, melukai atau menangkap puluhan tentara. Jumlah korban kelompok itu sendiri tidak jelas.
Pasukan keamanan Afghanistan mengatakan mereka akan melancarkan serangan besar-besaran segera untuk merebut kembali wilayah yang hilang.
"Anda akan segera menyaksikan kemajuan kami di seluruh negeri," papar juru bicara militer Afghanistan Jenderal Ajmal Shinwari.
(sya)