Presiden Afghanistan Pecat Menhan, Mendagri, dan Panglima AD Sekaligus

Senin, 21 Juni 2021 - 11:13 WIB
loading...
Presiden Afghanistan...
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memecat menteri pertahanan (menhan), menteri dalam negeri (mendagri) dan panglima Angkatan Darat (AD) secara bersamaan. Pemecatan dilakukan setelah pasukan keamanan di negara itu menderita peningkatan jumlah korban jiwa dalam pertempuran dengan gerilyawan Taliban.

Keputusan presiden itu dikeluarkan hari Sabtu pekan lalu ketika pasukan keamanan sibuk memerangi kelompok Taliban di 28 dari 34 provinsi. Kelompok Taliban mengeklaim telah merebut lebih banyak wilayah dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Mata-mata Top China Dilaporkan Membelot ke AS, Ungkap Rahasia COVID-19

Menhan Asadullah Khalid dipecat dan digantikan oleh Bismillah Mohammadi. Khalid baru saja kembali ke Afghanistan setelah lama absen karena sakit.

Mohammadi merupakan komandan senior di bawah mendiang pahlawan perlawanan anti-Soviet Ahmad Massoud. Dia memiliki karier militer yang panjang dan menjabat sebagai menteri dalam negeri, menteri pertahanan dan kepala staf militer di pemerintahan mantan presiden Hamid Karzai.

Mendagri Hayatullah Hayat dipecat dan digantikan oleh Abdul Mirzakwal.

Kepala Staf AD Jenderal Yasin Zia dipecat dan digantikan oleh Jenderal Wali Ahmadzai.

Pada hari Jumat, 24 tentara pasukan khusus Afghanistan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pertempuran untuk merebut kembali sebuah distrik yang diduduki oleh Taliban di provinsi Faryab utara.

Taliban telah melakukan kampanye selama berbulan-bulan untuk memperluas pengaruh mereka di seluruh negeri ketika Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya di bawah rencana perdamaian yang disepakati dengan Taliban tahun lalu.

Taliban merebut setidaknya 30 distrik sejak Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pada April untuk menarik semua pasukan AS pada 11 September, memperpanjang batas waktu penarikan yang semula disepakati 1 Mei.

Baca juga: Israel Diminta Siapkan Serangan setelah Raisi Menang Pilpres Iran

Taliban mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka tetap berkomitmen untuk pembicaraan damai tetapi bersikeras bahwa "sistem Islam yang asli" adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Afghanistan dan memastikan hak-hak rakyat, termasuk hak-hak perempuan.

"Partisipasi kami dalam negosiasi...menunjukkan secara terbuka bahwa kami percaya dalam menyelesaikan masalah melalui pemahaman," kata salah satu pendiri dan wakil pemimpin Taliban, Abdul Baradar.

Warga Afghanistan semakin takut akan masa depan setelah kebuntuan selama berbulan-bulan dalam negosiasi dan meningkatnya serangan oleh Taliban.

Kekhawatiran juga tumbuh bahwa jika kelompok garis keras kembali berkuasa, mereka akan menerapkan kembali versi keras Syariah mereka, di mana anak perempuan dilarang bersekolah dan perempuan yang dituduh melakukan kejahatan seperti perzinaan dirajam sampai mati di stadion.

Baradar mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik di Afghanistan adalah dengan membangun sistem Islam setelah kepergian semua pasukan asing.

Dia mengakui ketakutan di antara warga Afghanistan dan luar negeri tentang jenis sistem yang akan muncul, dan dampaknya terhadap perempuan, dengan mengatakan ini adalah masalah dalam lingkup negosiasi intra-Afghanistan.

"Hak-hak semua warga Afghanistan termasuk perempuan akan diakomodasi dalam sistem menurut agama Islam yang mulia dan tradisi Afghanistan," katanya seperti dikutip The National, Senin (21/6/2021).
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Muhammad Asif,...
Profil Muhammad Asif, Menteri Pertahanan Pakistan yang Berani Balas Serangan India
5 Presiden di Dunia...
5 Presiden di Dunia yang Dulunya Jenderal Militer, Salah Satunya Prabowo Subianto
AS Pangkas Jumlah Jenderal...
AS Pangkas Jumlah Jenderal Bintang 4 hingga 20 Persen, Ada Apa?
AS Akan Batalkan Hampir...
AS Akan Batalkan Hampir Semua Pendanaan untuk NATO, Aliansi Militer Itu Akan Bubar?
Taliban Eksekusi 4 Pria...
Taliban Eksekusi 4 Pria di Stadion Afghanistan yang Penuh Sesak
Kolonel Perempuan AS...
Kolonel Perempuan AS Dipecat karena Tidak Suka Politik dan Berani Berbeda Sikap dengan Wapres
Anggota DPR Nilai Syarat...
Anggota DPR Nilai Syarat Vasektomi dan Militerisasi Anak Dedi Mulyadi Melanggar HAM
Pemilihan Paus Baru,...
Pemilihan Paus Baru, Konklaf Kembali Dilanjutkan Hari Ini
Terungkap! 125 Jet Tempur...
Terungkap! 125 Jet Tempur India dan Pakistan Terlibat Duel Udara Sengit selama 1 Jam
Rekomendasi
Marak Judi Online hingga...
Marak Judi Online hingga Pornografi, Kapolri: 169.686 Situs Diajukan untuk Diblokir Komdigi
Cadangan Emas China...
Cadangan Emas China Terus Bertambah, 6 Bulan Terakhir Naik 30 Ton
SK Nominasi PIP 2025...
SK Nominasi PIP 2025 Sudah Terbit, Segera Aktivasi Rekeningmu!
Berita Terkini
Spesifikasi Jet Tempur...
Spesifikasi Jet Tempur Rafale yang Dipakai India Bombardir Pakistan Lalu Ditembak Jatuh
Intip Perbandingan Kekuatan...
Intip Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Unggul?
Trump Akan Sebut Teluk...
Trump Akan Sebut Teluk Persia sebagai Teluk Arab, Iran Marah
Brigade Al-Qassam Luncurkan...
Brigade Al-Qassam Luncurkan Operasi Gerbang Neraka di Rafah, Ungkap Zona Pembantaian
Negara NATO Ini Gagal...
Negara NATO Ini Gagal Penuhi Janji Pasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Usai Serangan Rudal,...
Usai Serangan Rudal, Tentara India dan Pakistan Baku Tembak di Kashmir
Infografis
Rendang dan Gulai Masuk...
Rendang dan Gulai Masuk Daftar Rebusan Terenak di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved