Biden Setuju Turki Kontrol Keamanan Bandara Kabul Afghanistan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui tawaran Turki untuk mengambil peran utama dalam pertahanan Bandara Kabul Afghanistan.
Informasi itu diungkapkan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.
Jake Sullivan mengatakan kedua pemimpin membahas situasi di Afghanistan selama pertemuan mereka di sela-sela KTT NATO pada Senin.
Menurut Sullivan, Erdogan meminta bantuan tertentu dari AS untuk Turki sebagai imbalan atas pengerahan pasukan Turki di bandara Kabul setelah penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan. Biden rupanya menerima permintaan Turki itu.
“Komitmen yang jelas dari para pemimpin ditetapkan bahwa Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai. Dan kami sekarang bekerja melalui bagaimana mengeksekusi untuk mencapai itu,” papar Sullivan.
Keamanan bandara di Kabul dipandang vital bagi operasi dan kelanjutan misi diplomatik ke Afghanistan.
Bandara itu akan berfungsi sebagai titik keluar teraman bagi para diplomat jika terjadi gangguan keamanan potensial di negara itu, seperti jika Taliban mengalahkan pasukan pemerintah Afghanistan.
Informasi itu diungkapkan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.
Jake Sullivan mengatakan kedua pemimpin membahas situasi di Afghanistan selama pertemuan mereka di sela-sela KTT NATO pada Senin.
Menurut Sullivan, Erdogan meminta bantuan tertentu dari AS untuk Turki sebagai imbalan atas pengerahan pasukan Turki di bandara Kabul setelah penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan. Biden rupanya menerima permintaan Turki itu.
“Komitmen yang jelas dari para pemimpin ditetapkan bahwa Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai. Dan kami sekarang bekerja melalui bagaimana mengeksekusi untuk mencapai itu,” papar Sullivan.
Keamanan bandara di Kabul dipandang vital bagi operasi dan kelanjutan misi diplomatik ke Afghanistan.
Bandara itu akan berfungsi sebagai titik keluar teraman bagi para diplomat jika terjadi gangguan keamanan potensial di negara itu, seperti jika Taliban mengalahkan pasukan pemerintah Afghanistan.