Biden Setuju Turki Kontrol Keamanan Bandara Kabul Afghanistan

Sabtu, 19 Juni 2021 - 04:01 WIB
loading...
Biden Setuju Turki Kontrol Keamanan Bandara Kabul Afghanistan
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu Presiden AS Joe Biden di sela KTT NATO, Brussels, Belgia, 14 Juni 2021. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui tawaran Turki untuk mengambil peran utama dalam pertahanan Bandara Kabul Afghanistan.

Informasi itu diungkapkan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.

Jake Sullivan mengatakan kedua pemimpin membahas situasi di Afghanistan selama pertemuan mereka di sela-sela KTT NATO pada Senin.



Menurut Sullivan, Erdogan meminta bantuan tertentu dari AS untuk Turki sebagai imbalan atas pengerahan pasukan Turki di bandara Kabul setelah penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan. Biden rupanya menerima permintaan Turki itu.



“Komitmen yang jelas dari para pemimpin ditetapkan bahwa Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai. Dan kami sekarang bekerja melalui bagaimana mengeksekusi untuk mencapai itu,” papar Sullivan.



Keamanan bandara di Kabul dipandang vital bagi operasi dan kelanjutan misi diplomatik ke Afghanistan.

Bandara itu akan berfungsi sebagai titik keluar teraman bagi para diplomat jika terjadi gangguan keamanan potensial di negara itu, seperti jika Taliban mengalahkan pasukan pemerintah Afghanistan.

Pekan lalu, bagaimanapun, Taliban juga memperingatkan Turki untuk menarik pasukannya dan mengatakan bahwa kehadiran militernya di bandara tidak akan diterima.

"Jelas kami menganggap serius kekhawatiran bahwa Taliban atau elemen lain di Afghanistan akan menyerang kehadiran Barat atau internasional," ungkap Sullivan.

Dia menambahkan, "Kami tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Taliban secara terbuka itu akan benar-benar dilakukan atau akan menghalangi upaya yang sedang dilakukan saat ini untuk membangun kehadiran keamanan itu."

Kesepakatan antara Ankara dan Washington datang setelah bertahun-tahun hubungan yang tegang antara keduanya karena segudang masalah.

Perselisihan utama tetap pada pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Turki, yang dikecam AS dan anggota NATO lainnya karena potensi pelanggaran sistem keamanan aliansi.

Sullivan membahas masalah itu, mengungkapkan bahwa tidak ada kemajuan dan kedua pemimpin mempertahankan posisi masing-masing.

"Mereka membahasnya. Tidak ada penyelesaian masalah. Ada komitmen untuk melanjutkan dialog tentang S-400 dan kedua tim akan menindaklanjuti hasil pertemuan itu," tutur dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1307 seconds (0.1#10.140)