Inggris Respon Tinjauan Dagusta Soal Ekonomi Alam dan Keanekaragaman Hayati

Kamis, 17 Juni 2021 - 17:37 WIB
loading...
Inggris Respon Tinjauan...
Tinjauan Dasgupta tentang ekonomi alam dan keanekaragaman hayati menyerukan perubahan mendesak yang transformatif.Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Tinjauan Dasgupta tentang ekonomi alam dan keanekaragaman hayat i menyerukan perubahan mendesak yang transformatif. Perubahan mulai dari cara berpikir, bertindak dan mengukur keberhasilan ekonomi untuk melindungi dan meningkatkan kemakmuran kita dan alam.

Penelitian, yang memakan waktu hampir dua tahun untuk diselesaikan oleh Partha Dasgupta dan timnya, menemukan bahwa alam adalah aset kita yang paling berharga. Ini, karena semua aktivitas perekonomian kita bergantung pada alam. Alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian dan kesejahteraan semua umat manusia.

Dasgupta juga menemukan bahwa hingga saat ini, umat manusia secara kolektif telah salah dalam mengelola alam, karena tuntutan terhadap alam jauh melebihi kapasitasnya untuk terus memasok barang dan jasa yang kita andalkan. Hal ini pada gilirannya menempatkan ekonomi, mata pencaharian dan kesejahteraan kita dalam bahaya.

Menanggapi tinjuan ini, Inggris berkomitmen untuk memberikan 'masa depan alam yang positif'. Di mana generasi saat ini meninggalkan lingkungan dalam keadaan yang lebih baik dari yang sebelumnya danharus memastikan pengambilan keputusan ekonomi, dan keuangan diarahkan untuk mewujudkan hal tersebut.

London juga mengaku setuju dengan kesimpulan utama tinjuan bahwa alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian, dan kesejahteraan. Inggris mengatakan bahwa lebih banyak lagi dari proyek infrastruktur terbesar dan baru di Inggris harus meninggalkan alam dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan dalam keadaan yang lebih baik dibandingkan sebelum pembangunan.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, bahwa pemerintah Inggris telah menerima semua temuan utama dari tinjauan Dasgupta adalah sebuah kabar baik. Owen menjelaskan bahwa pemerintahannya mulai mengambil tindakan untuk mencoba menghentikan hilangnya spesies dan melindungi keanekaragaman hayati dan alam.

“Kita kehilangan ribuan spesies tumbuhan dan hewan setiap tahun – dan ini adalah tragedi lingkungan dan kemanusiaan. Selain menghilangnya keanekaragaman dan keajaiban alam, siapa yang tahu penelitian apa yang tidak akan bisa kita lakukan, kemajuan ilmiah apa yang tidak akan bisa kita buat – karena spesies unik yang telah kita hilangkan," ucapnya.

Indonesia, jelasnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Kamis (17/6/2021), adalah salah satu dari sedikit negara 'megadiverse' ayaunegara dengan keanekaragaman yang sangat besardi planet ini.

"Inggris dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama yang hebat untuk melindungi alam dan lingkungan. Kita masing-masing dapat membuat lebih banyak kemajuan bersama dalam tantangan yang juga kita hadapi bersama, seperti yang diidentifikasi oleh Prof Dasgupta, dan kesimpulannya memberikan landasan yang kuat untuk tindakan di masa depan. Kami siap mendukung dan belajar dari upaya Indonesia di bidang ini serta berharap bisa saling bertukar pengalaman dengan Indonesia," ucap Owen.

Sementara itu Menteri Lingkungan Inggris George Eustice mengatakan, jika kita ingin mewujudkan aspirasi yang ditetapkan dalam tinjuaan Dasgupta untuk menyeimbangkan kembali hubungan manusia dengan alam, maka diperlukan kebijakan yang akan melindungi dan meningkatkan pasokan aset alam kita.

“Inilah yang menjadi inti dari Rencana Lingkungan 25 Tahun Pemerintah Inggris, dan langkah-langkah baru kami untuk menanamkan keuntungan bersih keanekaragaman hayati lebih jauh dalam sistem perencanaan untuk infrastruktur utama, melalui RUU Lingkungan penting," ujarnya.

"Itu jugalah yang ada di balik pendekatan kami terhadap kebijakan pertanian masa depan dan inisiatif lain seperti £3 miliar untuk solusi perubahan iklim dalam pemulihan alam secara global serta undang-undang uji tuntas baru kami untuk membersihkan rantai pasokan dan membantu mengatasi deforestasi ilegal”, jelas Eustice.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Filsuf Oxford Ini Ungkap...
Filsuf Oxford Ini Ungkap Kematian Bukanlah Akhir, tapi Ada Akhirat setelah Kematian
Rusia Lacak Kapal Selam...
Rusia Lacak Kapal Selam Nuklir Inggris yang Teknologinya Dinilai Sangat Tua dan Ketinggalan Zaman
The Times: Inggris Terlibat...
The Times: Inggris Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Termasuk Kerahkan Pasukan Rahasia
Pangeran Harry Klaim...
Pangeran Harry Klaim Dapat Ancaman Pembunuhan dari al-Qaeda
Angkatan Laut Inggris...
Angkatan Laut Inggris Takut dengan Kapal Pesiar Mewah Rusia
Katanya Demokratis,...
Katanya Demokratis, 12.000 Warga Inggris Ditangkap Tiap Tahun Akibat Postingan Medsos
Sensor Rusia Kepung...
Sensor Rusia Kepung Inggris, Mata-matai Kapal Selam Rudal Nuklir London
China Segera Buka Jembatan...
China Segera Buka Jembatan Tertinggi di Dunia, Tingginya Hampir 2 Kali Menara Eiffel
Guru Ini Tetap Terima...
Guru Ini Tetap Terima Gaji Total Rp5,7 Miliar meski Tak Ngajar 19 Tahun, kok Bisa?
Rekomendasi
Ketua PN Jaksel Jadi...
Ketua PN Jaksel Jadi Tersangka Suap, Prof Henry: Seharusnya Menjaga Peradilan!
Presiden Prabowo dan...
Presiden Prabowo dan Raja Abdullah II Sepakati Kerja Sama Pendidikan hingga Ekonomi
Jebolan MLSC Incar Juara...
Jebolan MLSC Incar Juara JSSL Singapura 2025
Berita Terkini
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
39 menit yang lalu
1.525 Tentara Korps...
1.525 Tentara Korps Lapis Baja Israel, Termasuk Para Jenderal, Tuntut Diakhirinya Perang Gaza
1 jam yang lalu
Versi Rusia, Serangan...
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO
1 jam yang lalu
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
7 jam yang lalu
Negara Ini Kembali Larang...
Negara Ini Kembali Larang Rakyatnya Kunjungi Israel, Marah atas Pembantaian di Gaza
7 jam yang lalu
Mantan PM Malaysia Abdullah...
Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal Dunia
10 jam yang lalu
Infografis
Smartphone dan Komputer...
Smartphone dan Komputer akan Bebas dari Tarif Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved