Inggris Respon Tinjauan Dagusta Soal Ekonomi Alam dan Keanekaragaman Hayati
loading...
A
A
A
LONDON - Tinjauan Dasgupta tentang ekonomi alam dan keanekaragaman hayat i menyerukan perubahan mendesak yang transformatif. Perubahan mulai dari cara berpikir, bertindak dan mengukur keberhasilan ekonomi untuk melindungi dan meningkatkan kemakmuran kita dan alam.
Penelitian, yang memakan waktu hampir dua tahun untuk diselesaikan oleh Partha Dasgupta dan timnya, menemukan bahwa alam adalah aset kita yang paling berharga. Ini, karena semua aktivitas perekonomian kita bergantung pada alam. Alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian dan kesejahteraan semua umat manusia.
Dasgupta juga menemukan bahwa hingga saat ini, umat manusia secara kolektif telah salah dalam mengelola alam, karena tuntutan terhadap alam jauh melebihi kapasitasnya untuk terus memasok barang dan jasa yang kita andalkan. Hal ini pada gilirannya menempatkan ekonomi, mata pencaharian dan kesejahteraan kita dalam bahaya.
Menanggapi tinjuan ini, Inggris berkomitmen untuk memberikan 'masa depan alam yang positif'. Di mana generasi saat ini meninggalkan lingkungan dalam keadaan yang lebih baik dari yang sebelumnya danharus memastikan pengambilan keputusan ekonomi, dan keuangan diarahkan untuk mewujudkan hal tersebut.
London juga mengaku setuju dengan kesimpulan utama tinjuan bahwa alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian, dan kesejahteraan. Inggris mengatakan bahwa lebih banyak lagi dari proyek infrastruktur terbesar dan baru di Inggris harus meninggalkan alam dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan dalam keadaan yang lebih baik dibandingkan sebelum pembangunan.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, bahwa pemerintah Inggris telah menerima semua temuan utama dari tinjauan Dasgupta adalah sebuah kabar baik. Owen menjelaskan bahwa pemerintahannya mulai mengambil tindakan untuk mencoba menghentikan hilangnya spesies dan melindungi keanekaragaman hayati dan alam.
“Kita kehilangan ribuan spesies tumbuhan dan hewan setiap tahun – dan ini adalah tragedi lingkungan dan kemanusiaan. Selain menghilangnya keanekaragaman dan keajaiban alam, siapa yang tahu penelitian apa yang tidak akan bisa kita lakukan, kemajuan ilmiah apa yang tidak akan bisa kita buat – karena spesies unik yang telah kita hilangkan," ucapnya.
Indonesia, jelasnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Kamis (17/6/2021), adalah salah satu dari sedikit negara 'megadiverse' ayaunegara dengan keanekaragaman yang sangat besardi planet ini.
"Inggris dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama yang hebat untuk melindungi alam dan lingkungan. Kita masing-masing dapat membuat lebih banyak kemajuan bersama dalam tantangan yang juga kita hadapi bersama, seperti yang diidentifikasi oleh Prof Dasgupta, dan kesimpulannya memberikan landasan yang kuat untuk tindakan di masa depan. Kami siap mendukung dan belajar dari upaya Indonesia di bidang ini serta berharap bisa saling bertukar pengalaman dengan Indonesia," ucap Owen.
Sementara itu Menteri Lingkungan Inggris George Eustice mengatakan, jika kita ingin mewujudkan aspirasi yang ditetapkan dalam tinjuaan Dasgupta untuk menyeimbangkan kembali hubungan manusia dengan alam, maka diperlukan kebijakan yang akan melindungi dan meningkatkan pasokan aset alam kita.
“Inilah yang menjadi inti dari Rencana Lingkungan 25 Tahun Pemerintah Inggris, dan langkah-langkah baru kami untuk menanamkan keuntungan bersih keanekaragaman hayati lebih jauh dalam sistem perencanaan untuk infrastruktur utama, melalui RUU Lingkungan penting," ujarnya.
"Itu jugalah yang ada di balik pendekatan kami terhadap kebijakan pertanian masa depan dan inisiatif lain seperti £3 miliar untuk solusi perubahan iklim dalam pemulihan alam secara global serta undang-undang uji tuntas baru kami untuk membersihkan rantai pasokan dan membantu mengatasi deforestasi ilegal”, jelas Eustice.
Penelitian, yang memakan waktu hampir dua tahun untuk diselesaikan oleh Partha Dasgupta dan timnya, menemukan bahwa alam adalah aset kita yang paling berharga. Ini, karena semua aktivitas perekonomian kita bergantung pada alam. Alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian dan kesejahteraan semua umat manusia.
Dasgupta juga menemukan bahwa hingga saat ini, umat manusia secara kolektif telah salah dalam mengelola alam, karena tuntutan terhadap alam jauh melebihi kapasitasnya untuk terus memasok barang dan jasa yang kita andalkan. Hal ini pada gilirannya menempatkan ekonomi, mata pencaharian dan kesejahteraan kita dalam bahaya.
Menanggapi tinjuan ini, Inggris berkomitmen untuk memberikan 'masa depan alam yang positif'. Di mana generasi saat ini meninggalkan lingkungan dalam keadaan yang lebih baik dari yang sebelumnya danharus memastikan pengambilan keputusan ekonomi, dan keuangan diarahkan untuk mewujudkan hal tersebut.
London juga mengaku setuju dengan kesimpulan utama tinjuan bahwa alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian, dan kesejahteraan. Inggris mengatakan bahwa lebih banyak lagi dari proyek infrastruktur terbesar dan baru di Inggris harus meninggalkan alam dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan dalam keadaan yang lebih baik dibandingkan sebelum pembangunan.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, bahwa pemerintah Inggris telah menerima semua temuan utama dari tinjauan Dasgupta adalah sebuah kabar baik. Owen menjelaskan bahwa pemerintahannya mulai mengambil tindakan untuk mencoba menghentikan hilangnya spesies dan melindungi keanekaragaman hayati dan alam.
“Kita kehilangan ribuan spesies tumbuhan dan hewan setiap tahun – dan ini adalah tragedi lingkungan dan kemanusiaan. Selain menghilangnya keanekaragaman dan keajaiban alam, siapa yang tahu penelitian apa yang tidak akan bisa kita lakukan, kemajuan ilmiah apa yang tidak akan bisa kita buat – karena spesies unik yang telah kita hilangkan," ucapnya.
Indonesia, jelasnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Kamis (17/6/2021), adalah salah satu dari sedikit negara 'megadiverse' ayaunegara dengan keanekaragaman yang sangat besardi planet ini.
"Inggris dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama yang hebat untuk melindungi alam dan lingkungan. Kita masing-masing dapat membuat lebih banyak kemajuan bersama dalam tantangan yang juga kita hadapi bersama, seperti yang diidentifikasi oleh Prof Dasgupta, dan kesimpulannya memberikan landasan yang kuat untuk tindakan di masa depan. Kami siap mendukung dan belajar dari upaya Indonesia di bidang ini serta berharap bisa saling bertukar pengalaman dengan Indonesia," ucap Owen.
Sementara itu Menteri Lingkungan Inggris George Eustice mengatakan, jika kita ingin mewujudkan aspirasi yang ditetapkan dalam tinjuaan Dasgupta untuk menyeimbangkan kembali hubungan manusia dengan alam, maka diperlukan kebijakan yang akan melindungi dan meningkatkan pasokan aset alam kita.
“Inilah yang menjadi inti dari Rencana Lingkungan 25 Tahun Pemerintah Inggris, dan langkah-langkah baru kami untuk menanamkan keuntungan bersih keanekaragaman hayati lebih jauh dalam sistem perencanaan untuk infrastruktur utama, melalui RUU Lingkungan penting," ujarnya.
"Itu jugalah yang ada di balik pendekatan kami terhadap kebijakan pertanian masa depan dan inisiatif lain seperti £3 miliar untuk solusi perubahan iklim dalam pemulihan alam secara global serta undang-undang uji tuntas baru kami untuk membersihkan rantai pasokan dan membantu mengatasi deforestasi ilegal”, jelas Eustice.
(ian)