Biden Peringatkan Putin Konsekuensi 'Menghancurkan' Jika Navalny Mati di Penjara

Kamis, 17 Juni 2021 - 05:41 WIB
loading...
Biden Peringatkan Putin Konsekuensi Menghancurkan Jika Navalny Mati di Penjara
Presiden AS Joe Biden peringatkan Presiden Rusia Vladimir Putin konsekuensi yang menghancurkan jika tokoh oposisi Alexei Navalny mati di penjara. Foto/Washington Post
A A A
JENEWA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin konsekuensi jika pemimpin oposisi Alexei Navalny mati di penjara, meskipun dia menolak untuk menyebutkan tindakan apa yang akan dia ambil.

"Saya menjelaskan kepadanya bahwa saya yakin konsekuensinya akan menghancurkan Rusia," kata Biden.

"Menurutmu apa yang terjadi ketika dia mengatakan ini bukan tentang menyakiti Navalny, semua hal yang dia katakan untuk merasionalisasi perlakuan terhadap Navalny, dan kemudian dia mati di penjara? Ini tentang kepercayaan. Ini tentang kemampuan mereka untuk mempengaruhi negara lain secara positif," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Kamis (17/6/2021).

Departemen Luar Negeri mengatakan AS yakin Navalny diracuni oleh dinas keamanan Rusia tahun lalu ketika dia merasa sakit selama penerbangan ke Moskow dan jatuh koma. Navalny kemudian dievakuasi ke Berlin setelah dirawat di rumah sakit. Evakuasi itu kemudian membuat Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia menuduh Navalny melanggar ketentuan masa percobaannya dengan tidak muncul untuk pemeriksaan terjadwal saat mendapatkan perawatan medis di Jerman.

Setelah kembali ke Rusia pada bulan Februari, Navalny dijatuhi hukuman penjara, di mana dia kini tinggal.

Musim semi yang lalu, Navalny melakukan mogok makan untuk memprotes penolakan petugas penjara untuk memberinya akses ke perawatan medis yang layak. Selama berada di penjara, pendukung Navalny mengatakan kesehatan pemimpin oposisi itu memburuk dan tim hukumnya mengatakan kondisinya diperburuk oleh dugaan penyiksaan dengan kurang tidur.



Biden memberi kesan dia mengangkat hak asasi manusia secara ekstensif dengan Putin selama KTT Jenewa.

"Saya juga mengatakan kepadanya bahwa tidak ada presiden Amerika Serikat yang dapat menjaga kepercayaan dengan rakyat Amerika jika mereka tidak berbicara untuk membela nilai-nilai demokrasi, untuk membela kebebasan universal dan fundamental yang dimiliki semua pria dan wanita dalam pandangan kami," ucapnya.

Biden juga mengatakan dia secara khusus membahas "kekhawatiran" tentang Navalny, dan juga mengangkat kasus dua warga negara Amerika yang dipenjara, Paul Whelan dan Trevor Reed. Selain itu, Biden mengatakan dia menekankan kemampuan Radio Free Europe untuk beroperasi, serta pentingnya kebebasan pers dan kebebasan berbicara.

Sebelumnya, dalam konferensi pers yang berbeda, saat ditanya tentang tindakan keras Rusia terhadap organisasi dan pendukung Navalny, Putin berbicara tentang demonstrasi Black Lives Matter di seluruh Amerika Serikat dan serangan Capitol 6 Januari.

"Kami bersimpati dengan apa yang terjadi di negara bagian, tetapi kami tidak ingin itu terjadi di Rusia," kata Putin.



Putin mengatakan Navalny kembali ke Rusia untuk ditahan, mengetahui dia telah melanggar hukum, tetapi menolak untuk menyebutkan nama aktivis oposisi itu dengan keras.

"Pria ini tahu bahwa dia melanggar hukum Rusia. Dia telah dua kali dihukum," kata Putin.

Dia mengulangi posisi resmi Rusia bahwa Navalny telah melanggar persyaratan jaminan dengan pergi ke luar negeri saat tidak sadarkan diri setelah keracunan Novichok tahun lalu, dan gagal melapor ke petugas hukum Rusia seperti yang dipersyaratkan.

"Dia secara sadar mengabaikan persyaratan hukum," kata Putin.

"Pria yang bersangkutan pergi ke luar negeri untuk perawatan. Segera setelah dia pergi ke rumah sakit, dia menunjukkan videonya di internet. Dia ingin secara sadar melanggar hukum. Dia melakukan persis apa yang ingin dia lakukan. Jadi, apa yang ingin dia lakukan? diskusi yang bisa kita lakukan (tentang dia)?" ujar Putin.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1803 seconds (0.1#10.140)