Pakar Prediksi Cuaca Super Panas akan Selimuti Timur Tengah
loading...
A
A
A
“Tidak ada keraguan bahwa panas ekstrem di sebagian besar kasus telah menjadi tanda perubahan iklim, apakah itu terjadi selama musim atau di tepi musim,” katanya, seperti dilansir Al Arabiya.
“Tren peningkatan suhu dan suhu ekstrem, siang dan malam, adalah ciri-ciri yang ditemukan di seluruh dunia, termasuk Timur Tengah," ujarnya.
Menurut laporan iklim baru-baru ini oleh WMO, ada sekitar 40 persen kemungkinan suhu global rata-rata tahunan bergeser ke 1,5°C di atas tingkat pra-industri dalam lima tahun ke depan. Peluang ini meningkat seiring waktu. Ada kemungkinan 90 persen bahwa suatu saat selama periode 2021-2025 suhu akan menjadi rekor terpanas.
“Ini lebih dari sekadar statistik. Peningkatan suhu berarti lebih banyak es yang mencair, permukaan laut yang lebih tinggi, lebih banyak gelombang panas dan cuaca ekstrem lainnya, dan dampak yang lebih besar pada ketahanan pangan, kesehatan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan," ucap Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas.
“Kami semakin mendekati target yang lebih rendah dari Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim secara terukur dan tak terhindarkan. Ini adalah peringatan lain bahwa dunia perlu mempercepat komitmen untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon," ujarnya.
Dia menyebut, kemajuan teknologi sekarang memungkinkan untuk melacak emisi gas rumah kaca kembali ke sumbernya sebagai sarana untuk menargetkan upaya pengurangan secara tepat.
“Hanya setengah dari 193 Anggota WMO yang memiliki layanan peringatan dini yang canggih. Negara-negara harus terus mengembangkan layanan yang akan dibutuhkan untuk mendukung adaptasi di sektor yang peka terhadap iklim – seperti kesehatan, air, pertanian, dan energi terbarukan – dan mempromosikan sistem peringatan dini yang mengurangi dampak buruk dari peristiwa ekstrim," ucapnya.
Dalam lima tahun mendatang, suhu rata-rata global tahunan kemungkinan akan setidaknya 1°C lebih hangat - dalam kisaran 0,9°C – 1,8°C - dibandingkan tingkat pra-industri.
“Tren peningkatan suhu dan suhu ekstrem, siang dan malam, adalah ciri-ciri yang ditemukan di seluruh dunia, termasuk Timur Tengah," ujarnya.
Menurut laporan iklim baru-baru ini oleh WMO, ada sekitar 40 persen kemungkinan suhu global rata-rata tahunan bergeser ke 1,5°C di atas tingkat pra-industri dalam lima tahun ke depan. Peluang ini meningkat seiring waktu. Ada kemungkinan 90 persen bahwa suatu saat selama periode 2021-2025 suhu akan menjadi rekor terpanas.
“Ini lebih dari sekadar statistik. Peningkatan suhu berarti lebih banyak es yang mencair, permukaan laut yang lebih tinggi, lebih banyak gelombang panas dan cuaca ekstrem lainnya, dan dampak yang lebih besar pada ketahanan pangan, kesehatan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan," ucap Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas.
“Kami semakin mendekati target yang lebih rendah dari Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim secara terukur dan tak terhindarkan. Ini adalah peringatan lain bahwa dunia perlu mempercepat komitmen untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon," ujarnya.
Dia menyebut, kemajuan teknologi sekarang memungkinkan untuk melacak emisi gas rumah kaca kembali ke sumbernya sebagai sarana untuk menargetkan upaya pengurangan secara tepat.
“Hanya setengah dari 193 Anggota WMO yang memiliki layanan peringatan dini yang canggih. Negara-negara harus terus mengembangkan layanan yang akan dibutuhkan untuk mendukung adaptasi di sektor yang peka terhadap iklim – seperti kesehatan, air, pertanian, dan energi terbarukan – dan mempromosikan sistem peringatan dini yang mengurangi dampak buruk dari peristiwa ekstrim," ucapnya.
Dalam lima tahun mendatang, suhu rata-rata global tahunan kemungkinan akan setidaknya 1°C lebih hangat - dalam kisaran 0,9°C – 1,8°C - dibandingkan tingkat pra-industri.