Kawanan Gajah Liar Ngamuk di China, Sebabkan Kerugian Rp15 Miliar
loading...
A
A
A
BEIJING - Kawanan gajah liar Asia yang telah melakukan perjalanan ratusan kilometer dari hutan di selatan China , mendekati kota besar di provinsi Yunnan barat daya. Kehadiran gajah-gajah liar itu dapat menimbulkan kerusakan di kota yang mereka lalui.
“Kawanan 15 gajah liar itu telah menempuh hampir 500 kilometer dalam perjalanannya yang belum pernah terjadi sebelumnya dari cagar alam di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai Yunnan,” ungkap laporan kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah.
Enam gajah betina dewasa, tiga gajah jantan dewasa, tiga gajah sub-dewasa, dan tiga anak gajah sekarang berada di luar Kunming, kota berpenduduk sekitar 7 juta orang dan ibu kota Yunnan.
“Kawanan gajah itu telah merusak banyak properti dan ladang tanaman selama ekspedisinya yang luar biasa jauh, menyebabkan kerugian ekonomi langsung sekitar 6,8 juta yuan (Rp15 miliar), tetapi tidak ada korban jiwa,” ungkap laporan itu.
Ada 16 gajah dalam kawanan yang meninggalkan cagar tahun lalu untuk berkeliaran di daerah terdekat, sebelum satu gajah meninggalkan kawanan dan dua gajah lahir dalam perjalanan, menurut Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional China.
“Pejabat menjadi waspada pada April ketika kawanan 17 gajah berbelok ke utara untuk mengunjungi Kabupaten Yuanjiang di kota Yuxi. Dua gajah dewasa lainnya meninggalkan kawanan untuk pulang, sementara sisanya terus melakukan perjalanan ke utara,” ungkap laporan Xinhua.
“Kamis lalu, 15 gajah mencapai kota Eshan dan berjalan di jalanan selama enam jam setelah pihak berwenang mengevakuasi pejalan kaki dan kendaraan serta memperingatkan penduduk untuk tetap tinggal di dalam rumah,” papar laporan Xinhua.
Pihak berwenang sekarang telah mendirikan pusat komando di tempat itu untuk memantau pergerakan kawanan gajah tersebut.
“Penghalang telah dipasang di berbagai lokasi, 76 mobil polisi, truk tanah, sembilan drone, dan sekitar 360 orang telah dikerahkan, dan sekitar 18 ton makanan gajah telah disiapkan,” papar laporan itu.
Meskipun belum ada penjelasan untuk kejadian luar biasa itu, laporan tersebut menyebutkan berkurangnya pasokan makanan karena meningkatnya kepadatan hutan mungkin jadi alasan.
Selain itu, tanaman yang dimakan gajah secara bertahap digantikan oleh varietas yang tidak dapat dimakan gajah.
“Ini adalah pertama kalinya China mencatat migrasi gajah liar jarak jauh ke utara. Migrasi gajah Asia biasa terjadi, tetapi biasanya terjadi di antara beberapa habitat di wilayah tertentu,” ungkap Chen Mingyong, pakar gajah Asia di Universitas Yunnan.
“Sangat jarang bagi mereka melakukan perjalanan sejauh itu ke utara. Kami tidak bisa mengatakan apa tujuan mereka. Ada kemungkinan bahwa kepala kawanan tidak memiliki pengalaman dan menyesatkan seluruh kelompok,” papar dia.
“Kawanan 15 gajah liar itu telah menempuh hampir 500 kilometer dalam perjalanannya yang belum pernah terjadi sebelumnya dari cagar alam di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai Yunnan,” ungkap laporan kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah.
Enam gajah betina dewasa, tiga gajah jantan dewasa, tiga gajah sub-dewasa, dan tiga anak gajah sekarang berada di luar Kunming, kota berpenduduk sekitar 7 juta orang dan ibu kota Yunnan.
“Kawanan gajah itu telah merusak banyak properti dan ladang tanaman selama ekspedisinya yang luar biasa jauh, menyebabkan kerugian ekonomi langsung sekitar 6,8 juta yuan (Rp15 miliar), tetapi tidak ada korban jiwa,” ungkap laporan itu.
Ada 16 gajah dalam kawanan yang meninggalkan cagar tahun lalu untuk berkeliaran di daerah terdekat, sebelum satu gajah meninggalkan kawanan dan dua gajah lahir dalam perjalanan, menurut Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional China.
“Pejabat menjadi waspada pada April ketika kawanan 17 gajah berbelok ke utara untuk mengunjungi Kabupaten Yuanjiang di kota Yuxi. Dua gajah dewasa lainnya meninggalkan kawanan untuk pulang, sementara sisanya terus melakukan perjalanan ke utara,” ungkap laporan Xinhua.
“Kamis lalu, 15 gajah mencapai kota Eshan dan berjalan di jalanan selama enam jam setelah pihak berwenang mengevakuasi pejalan kaki dan kendaraan serta memperingatkan penduduk untuk tetap tinggal di dalam rumah,” papar laporan Xinhua.
Pihak berwenang sekarang telah mendirikan pusat komando di tempat itu untuk memantau pergerakan kawanan gajah tersebut.
“Penghalang telah dipasang di berbagai lokasi, 76 mobil polisi, truk tanah, sembilan drone, dan sekitar 360 orang telah dikerahkan, dan sekitar 18 ton makanan gajah telah disiapkan,” papar laporan itu.
Meskipun belum ada penjelasan untuk kejadian luar biasa itu, laporan tersebut menyebutkan berkurangnya pasokan makanan karena meningkatnya kepadatan hutan mungkin jadi alasan.
Selain itu, tanaman yang dimakan gajah secara bertahap digantikan oleh varietas yang tidak dapat dimakan gajah.
“Ini adalah pertama kalinya China mencatat migrasi gajah liar jarak jauh ke utara. Migrasi gajah Asia biasa terjadi, tetapi biasanya terjadi di antara beberapa habitat di wilayah tertentu,” ungkap Chen Mingyong, pakar gajah Asia di Universitas Yunnan.
“Sangat jarang bagi mereka melakukan perjalanan sejauh itu ke utara. Kami tidak bisa mengatakan apa tujuan mereka. Ada kemungkinan bahwa kepala kawanan tidak memiliki pengalaman dan menyesatkan seluruh kelompok,” papar dia.
(sya)