Bos Mafia Sebut Turki Persenjatai Teroris di Suriah, Rezim Erdogan Geram

Selasa, 01 Juni 2021 - 12:15 WIB
loading...
Bos Mafia Sebut Turki...
Sedat Peker, bos mafia ternama Turki, yang saat ini tinggal di Dubai. Foto/Ahval News
A A A
ANKARA - Sedat Peker , bos mafia ternama Turki, membuktikan janjinya untuk terus membongkar aib pemerintah Presiden Tayyip Erdogan . Kali ini, dia merilis video yang dia sebut intelijen Ankara memasok senjata ke kelompok teroris sempalan al-Qaeda di Suriah.

Dalam video kedelapan yang diunggah di YouTube hari Minggu, bos mafia yang tinggal di Dubai itu mengungkap apa yang dia sebut "skandal truk MIT 2015".



Skandal itu, kata dia, adalah aksi dinas intelijen Turki yang tertangkap basah membawa senjata untuk para teroris di Suriah dengan kedok bantuan kemanusiaan untuk penduduk Turkmenistan di barat laut Suriah.

Peker mengatakan bahwa MIT tidak bertanggung jawab atas pengiriman senjata. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa konsultan pertahanan SADAT, sebuah perusahaan yang dijalankan oleh mantan asisten keamanan Presiden Erdogan, bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman senjata tersebut.

Senjata-senjata itu pada gilirannya diterima anggota Front al-Nusra, sebuah kelompok ekstremis di Suriah yang terkait dengan al-Qaeda. Saat ini, kelompok tersebut telah mengubah namanya menjadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang saat ini merupakan kelompok teroris paling dominan di Suriah barat laut yang bekerja sama dengan proksi dukungan Turki lainnya di wilayah tersebut.

Sehari sebelum Paker merilis video kedelapan, surat kabar sayap kiri sekuler; Cumhuriyet, merilis cuplikan video truk yang diduga milik MÄ°T, yang menurutnya, sebagai konfirmasi atas pengangkutan setidaknya 1.000 peluru mortir, 1.000 peluru artileri dan lebih dari 80.000 butir peluru dari berbagai kaliber.

Surat kabar itu sejatinya sudah mulai mengungkap skandal pengiriman senjata itu pada November 2013 dan Januari 2014. Saat itu, dilaporkan bahwa senjata dikirim oleh pasukan gendarmerie di dekat perbatasan Suriah, di provinsi Adana, Turki.

Menyusul tindakan berani surat kabar Cumhuriyet, pemimpin redaksi surat kabar tersebut pada saat itu, jurnalis veteran Can Dundar, didakwa melakukan spionase dan ditahan selama beberapa bulan.

Pada Oktober tahun lalu, pengadilan menyita semua aset Dundar, yang tinggal di pengasingan di Jerman sejak dibebaskan dari penjara. Pada bulan Desember, jurnalis itu dijatuhi hukuman 27 tahun penjara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1354 seconds (0.1#10.140)