Bos Mafia Sebut Turki Persenjatai Teroris di Suriah, Rezim Erdogan Geram
loading...
A
A
A
ANKARA - Sedat Peker , bos mafia ternama Turki, membuktikan janjinya untuk terus membongkar aib pemerintah Presiden Tayyip Erdogan . Kali ini, dia merilis video yang dia sebut intelijen Ankara memasok senjata ke kelompok teroris sempalan al-Qaeda di Suriah.
Dalam video kedelapan yang diunggah di YouTube hari Minggu, bos mafia yang tinggal di Dubai itu mengungkap apa yang dia sebut "skandal truk MIT 2015".
Skandal itu, kata dia, adalah aksi dinas intelijen Turki yang tertangkap basah membawa senjata untuk para teroris di Suriah dengan kedok bantuan kemanusiaan untuk penduduk Turkmenistan di barat laut Suriah.
Peker mengatakan bahwa MIT tidak bertanggung jawab atas pengiriman senjata. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa konsultan pertahanan SADAT, sebuah perusahaan yang dijalankan oleh mantan asisten keamanan Presiden Erdogan, bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman senjata tersebut.
Senjata-senjata itu pada gilirannya diterima anggota Front al-Nusra, sebuah kelompok ekstremis di Suriah yang terkait dengan al-Qaeda. Saat ini, kelompok tersebut telah mengubah namanya menjadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang saat ini merupakan kelompok teroris paling dominan di Suriah barat laut yang bekerja sama dengan proksi dukungan Turki lainnya di wilayah tersebut.
Sehari sebelum Paker merilis video kedelapan, surat kabar sayap kiri sekuler; Cumhuriyet, merilis cuplikan video truk yang diduga milik MÄ°T, yang menurutnya, sebagai konfirmasi atas pengangkutan setidaknya 1.000 peluru mortir, 1.000 peluru artileri dan lebih dari 80.000 butir peluru dari berbagai kaliber.
Surat kabar itu sejatinya sudah mulai mengungkap skandal pengiriman senjata itu pada November 2013 dan Januari 2014. Saat itu, dilaporkan bahwa senjata dikirim oleh pasukan gendarmerie di dekat perbatasan Suriah, di provinsi Adana, Turki.
Menyusul tindakan berani surat kabar Cumhuriyet, pemimpin redaksi surat kabar tersebut pada saat itu, jurnalis veteran Can Dundar, didakwa melakukan spionase dan ditahan selama beberapa bulan.
Pada Oktober tahun lalu, pengadilan menyita semua aset Dundar, yang tinggal di pengasingan di Jerman sejak dibebaskan dari penjara. Pada bulan Desember, jurnalis itu dijatuhi hukuman 27 tahun penjara.
Ulah bos mafia Sedat Peker telah membuat geram rezim pemerintah Erdogan. Seorang penasihat Presiden Erdogan; Oktay Saral, menuduh bos mafia Turki itu telah menjadi bagian dari "aliansi anti-Turki".
Saral telah menolak video tuduhan yang diunggah Peker yang ditujukan terhadap pejabat tinggi pemerintah. Saral menganggapnya video "sampah".
Menurutnya, bos mafia itu hanya membuktikan bahwa dia adalah musuh negara dengan tuduhannya.
"Dengan pernyataan sampahnya, Peker telah menunjukkan bahwa dia melayani musuh Turki dan semua aliansi kejahatan di dalam [Turki]," tulis dia Twitter, seperti dikutip dari Ahval News, Selasa (1/6/2021).
"Negara kita akan melakukan apa yang diperlukan dan kekuatan apa pun akan tahu bahwa negara ini tidak dapat digoyahkan oleh omong kosong seperti itu," paparnya.
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Ursa Major Rusia, Disebut Tenggelam di Laut Mediterania karena Diserang Teroris
Dalam video kedelapan yang diunggah di YouTube hari Minggu, bos mafia yang tinggal di Dubai itu mengungkap apa yang dia sebut "skandal truk MIT 2015".
Skandal itu, kata dia, adalah aksi dinas intelijen Turki yang tertangkap basah membawa senjata untuk para teroris di Suriah dengan kedok bantuan kemanusiaan untuk penduduk Turkmenistan di barat laut Suriah.
Peker mengatakan bahwa MIT tidak bertanggung jawab atas pengiriman senjata. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa konsultan pertahanan SADAT, sebuah perusahaan yang dijalankan oleh mantan asisten keamanan Presiden Erdogan, bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman senjata tersebut.
Senjata-senjata itu pada gilirannya diterima anggota Front al-Nusra, sebuah kelompok ekstremis di Suriah yang terkait dengan al-Qaeda. Saat ini, kelompok tersebut telah mengubah namanya menjadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang saat ini merupakan kelompok teroris paling dominan di Suriah barat laut yang bekerja sama dengan proksi dukungan Turki lainnya di wilayah tersebut.
Sehari sebelum Paker merilis video kedelapan, surat kabar sayap kiri sekuler; Cumhuriyet, merilis cuplikan video truk yang diduga milik MÄ°T, yang menurutnya, sebagai konfirmasi atas pengangkutan setidaknya 1.000 peluru mortir, 1.000 peluru artileri dan lebih dari 80.000 butir peluru dari berbagai kaliber.
Surat kabar itu sejatinya sudah mulai mengungkap skandal pengiriman senjata itu pada November 2013 dan Januari 2014. Saat itu, dilaporkan bahwa senjata dikirim oleh pasukan gendarmerie di dekat perbatasan Suriah, di provinsi Adana, Turki.
Menyusul tindakan berani surat kabar Cumhuriyet, pemimpin redaksi surat kabar tersebut pada saat itu, jurnalis veteran Can Dundar, didakwa melakukan spionase dan ditahan selama beberapa bulan.
Pada Oktober tahun lalu, pengadilan menyita semua aset Dundar, yang tinggal di pengasingan di Jerman sejak dibebaskan dari penjara. Pada bulan Desember, jurnalis itu dijatuhi hukuman 27 tahun penjara.
Ulah bos mafia Sedat Peker telah membuat geram rezim pemerintah Erdogan. Seorang penasihat Presiden Erdogan; Oktay Saral, menuduh bos mafia Turki itu telah menjadi bagian dari "aliansi anti-Turki".
Saral telah menolak video tuduhan yang diunggah Peker yang ditujukan terhadap pejabat tinggi pemerintah. Saral menganggapnya video "sampah".
Menurutnya, bos mafia itu hanya membuktikan bahwa dia adalah musuh negara dengan tuduhannya.
"Dengan pernyataan sampahnya, Peker telah menunjukkan bahwa dia melayani musuh Turki dan semua aliansi kejahatan di dalam [Turki]," tulis dia Twitter, seperti dikutip dari Ahval News, Selasa (1/6/2021).
"Negara kita akan melakukan apa yang diperlukan dan kekuatan apa pun akan tahu bahwa negara ini tidak dapat digoyahkan oleh omong kosong seperti itu," paparnya.
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Ursa Major Rusia, Disebut Tenggelam di Laut Mediterania karena Diserang Teroris
(min)