Indonesia Jadi Tamu Kehormatan Pameran Investasi dan Perdagangan di Chongqing
loading...
A
A
A
BEIJING - Indonesia melalui KBRI Beijing pada 20-23 Mei 2021 menjadi Tamu Kehormatan (Guest of Honor) “The Third Western China International Fair for Investment and Trade”, WCIFIT ke-3, yang diselenggarakan Pemerintah Kota Chongqing Municipal (setingkat provinsi), di Chongqing Yuelai International Convention Center, China .
Didukung Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM), sebanyak 8 perusahaan makanan dan minuman Indonesia yang berbasis di China, yaitu PT Artha Bersama Gemilang, Papatonk, Kapal Api, Mayora Group, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, YanTyTy, Indofood dan Dalian Jaya International Trading Co Ltd, berpartisipasi dalam Paviliun Nasional Indonesia seluas 11,5 m x 11,5 m, atau total 132 meter persegi.
Kemendag RI, Kemenparekraf RI serta Kantor Perwakilan BI Beijing turut mendukung Paviliun Indonesia melalui diseminasi brosur dan video promosi Tourism, Trade and Investment (TTI) Indonesia.
Berbagai produk yang ditampilkan merupakan produk-produk unggulan Indonesia yang selama ini telah eksis di pasar China.
Kopi, wafer, mie instan dan kerupuk udang menjadi favorit para pengunjung dari berbagai generasi.
Sedangkan produk sarang burung walet (SBW), mendapatkan segmen khusus dari para konsumen wanita China yang percaya khasiat produk tersebut bagi kesehatan dan kecantikan.
Pada pembukaan hari pertama yang khusus dibuka untuk para pebisnis, Pavilion Indonesia dikunjungi lebih dari 200 pengusaha setempat yang ingin menjajaki kemungkinan menjadi hub distributor produk-produk tersebut di wilayah Chongqing.
Pada hari selanjutnya sampai penutupan, terdapat rata-rata 500-700 pengunjung yang mendatangi Pavilion Indonesia setiap hari.
Paviliun Indonesia terletak diantara Paviliun Nasional Vietnam dan Kolombia yang dalam WCIFIT ke-3 juga menjadi Tamu Kehormatan, serta berada dalam area khusus Paviliun Internasional bersama dengan Laos, Kenya, Jepang, Mauritius, Kenya, Tanzania, Norwegia, Uruguay, Pakistan, Aljazair, Inggris, Islandia, Israel, Ethiopia dan Guinea Bissau.
"Selain Forum Bisnis, Indonesia juga menampilkan pertunjukan budaya dalam keikutsertaan sebagai Tamu Kehormatan WCIFIT ke-3 ini, untuk lebih mengoptimalkan rangkaian promosi TTI Indonesia di wilayah Chongqing, yang menjadi salah satu kota dengan perekonomian tertinggi di Tiongkok," ungkap Dubes RI di Beijing Djauhari Oratmangun.
Dalam promosi budaya tersebut, Dubes Djauhari bersama sanggar tari binaan KJRI Guangzhou dan staf KBRI Beijing turut memandu para penonton untuk ikut dalam tarian tradisional diiringi lagu “Goyang Tobelo”.
WCIFIT merupakan kegiatan tahunan yang pertama kali digelar Pemkot Chongqing pada 2018 sebagai forum penting mempromosikan pertukaran dan kerja sama regional serta perdagangan dan investasi luar negeri.
WCIFIT ke-3 bertema “Joining Hands with the West for a Bright Future” menempati total area seluas 110 ribu meter persegi dan diikuti 46 ribu exhibitors dan pengunjung.
Berdasarkan perhitungan statistik sampai hari terakhir pameran, total lebih dari 40 negara, 26 kota dan provinsi, 1 daerah administratif khusus, 6 kota besar serta lebih dari 4100 perusahaan berpartisipasi dalam pameran.
Selain itu, sebanyak 359 perjanjian kerja sama investasi dan perdagangan senilai total RMB 357,82 miliar (setara USD55,64 miliar) ditandatangani selama pameran berlangsung.
Didukung Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM), sebanyak 8 perusahaan makanan dan minuman Indonesia yang berbasis di China, yaitu PT Artha Bersama Gemilang, Papatonk, Kapal Api, Mayora Group, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, YanTyTy, Indofood dan Dalian Jaya International Trading Co Ltd, berpartisipasi dalam Paviliun Nasional Indonesia seluas 11,5 m x 11,5 m, atau total 132 meter persegi.
Kemendag RI, Kemenparekraf RI serta Kantor Perwakilan BI Beijing turut mendukung Paviliun Indonesia melalui diseminasi brosur dan video promosi Tourism, Trade and Investment (TTI) Indonesia.
Berbagai produk yang ditampilkan merupakan produk-produk unggulan Indonesia yang selama ini telah eksis di pasar China.
Kopi, wafer, mie instan dan kerupuk udang menjadi favorit para pengunjung dari berbagai generasi.
Sedangkan produk sarang burung walet (SBW), mendapatkan segmen khusus dari para konsumen wanita China yang percaya khasiat produk tersebut bagi kesehatan dan kecantikan.
Pada pembukaan hari pertama yang khusus dibuka untuk para pebisnis, Pavilion Indonesia dikunjungi lebih dari 200 pengusaha setempat yang ingin menjajaki kemungkinan menjadi hub distributor produk-produk tersebut di wilayah Chongqing.
Pada hari selanjutnya sampai penutupan, terdapat rata-rata 500-700 pengunjung yang mendatangi Pavilion Indonesia setiap hari.
Paviliun Indonesia terletak diantara Paviliun Nasional Vietnam dan Kolombia yang dalam WCIFIT ke-3 juga menjadi Tamu Kehormatan, serta berada dalam area khusus Paviliun Internasional bersama dengan Laos, Kenya, Jepang, Mauritius, Kenya, Tanzania, Norwegia, Uruguay, Pakistan, Aljazair, Inggris, Islandia, Israel, Ethiopia dan Guinea Bissau.
"Selain Forum Bisnis, Indonesia juga menampilkan pertunjukan budaya dalam keikutsertaan sebagai Tamu Kehormatan WCIFIT ke-3 ini, untuk lebih mengoptimalkan rangkaian promosi TTI Indonesia di wilayah Chongqing, yang menjadi salah satu kota dengan perekonomian tertinggi di Tiongkok," ungkap Dubes RI di Beijing Djauhari Oratmangun.
Dalam promosi budaya tersebut, Dubes Djauhari bersama sanggar tari binaan KJRI Guangzhou dan staf KBRI Beijing turut memandu para penonton untuk ikut dalam tarian tradisional diiringi lagu “Goyang Tobelo”.
WCIFIT merupakan kegiatan tahunan yang pertama kali digelar Pemkot Chongqing pada 2018 sebagai forum penting mempromosikan pertukaran dan kerja sama regional serta perdagangan dan investasi luar negeri.
WCIFIT ke-3 bertema “Joining Hands with the West for a Bright Future” menempati total area seluas 110 ribu meter persegi dan diikuti 46 ribu exhibitors dan pengunjung.
Berdasarkan perhitungan statistik sampai hari terakhir pameran, total lebih dari 40 negara, 26 kota dan provinsi, 1 daerah administratif khusus, 6 kota besar serta lebih dari 4100 perusahaan berpartisipasi dalam pameran.
Selain itu, sebanyak 359 perjanjian kerja sama investasi dan perdagangan senilai total RMB 357,82 miliar (setara USD55,64 miliar) ditandatangani selama pameran berlangsung.
(sya)