Media Korsel: Kim Jong-un Perintahkan Pemusnahan Kucing karena Bawa COVID-19 dari China

Sabtu, 29 Mei 2021 - 15:50 WIB
loading...
Media Korsel: Kim Jong-un Perintahkan Pemusnahan Kucing karena Bawa COVID-19 dari China
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/KCNA via REUTERS
A A A
SEOUL - Media Korea Selatan (Korsel), Daily NK, melaporkan bahwa pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah memerintahkan pasukannya untuk memusnahkan kucing dan merpati karena dia yakin mereka membawa COVID-19 dari China.

Pihak berwenang di beberapa kota di sepanjang perbatasan Korut dengan China terlihat menembaki burung dan mencari kucing serta pemilik yang menolak menyerahkan hewan-hewan tersebut.



Menurut laporan Daily NK yang dikutip Sabtu (29/5/2021), di Hyesan, sebuah keluarga baru-baru ini ditempatkan di fasilitas isolasi selama 20 hari karena memelihara kucing.

Itu terjadi setelah perintah dikeluarkan untuk menangkap dan memusnahkan merpati dan kucing di Korea Utara sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengekang penyebaran COVID-19.

Keluarga yang itu ditempatkan di fasilitas isolasi itu telah dibebaskan. Namun, saat itu kucing mereka terlacak dan ditangkap lalu dibunuh.

Kim telah mengambil langkah aneh karena dia yakin virus corona sengaja dikirim oleh China ke Korea Utara. Selama beberapa bulan terakhir, dia telah mengambil beberapa langkah untuk memutuskan semua hubungan China dengan Korea Utara.

Awal bulan ini, terungkap bahwa Kim dilaporkan telah melarang penggunaan obat-obatan China di semua rumah sakit besar di Pyongyang setelah kematian seorang pejabat kesayangannya.

Birokrat tersebut, yang berusia 60-an tahun dan menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung, sangat populer dan sangat dekat dengan Kim Jong-un. Pejabat itu diandalkan untuk menangani ekonomi Korea Utara sejak era Kim Jong-il—ayah Kim Jong-un.

Menariknya, Korea Utara sampai saat ini mengeklaim tidak memiliki kasus COVID-19 yang dikonfirmasi selama pandemi. Namun, telah sibuk mempromosikan obat-obatan yang dibuat di dalam negeri karena perawatan luar negeri tidak tersedia secara luas akibat sanksi yang diberlakukan oleh PBB.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)