Jerit Hati Gadis 10 Tahun Palestina: Kami Sekarat!

Rabu, 19 Mei 2021 - 04:58 WIB
loading...
Jerit Hati Gadis 10 Tahun Palestina: Kami Sekarat!
Video Nadeen Abed al Lateef, gadis 10 tahun asal Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, yang menyerukan dunia untuk intervensi kebrutalan Israel menarik perhatian dunia. Foto/Independent
A A A
GAZA - Sebuah video tentang seorang gadis Palestina berusia 10 tahun di Jalur Gaza yang terkepung telah menarik perhatian dunia setelah dia mendesak orang-orang untuk mengingat bahwa "anak-anak sekarat" akibat serangan udara Israel .

“Kami baru saja sekarat. Kami bahkan tidak pantas menerima ini," ujar Nadeen Abed al Lateef kepada wartawan pada hari Minggu, salah satu hari paling mematikan dalam serangan Israel.

Mengenakan baju ungu, dan berdiri bersama saudara laki-lakinya yang berusia enam tahun di reruntuhan, siswi itu mengatakan kepada NBC News: “Orang-orang Amerika, berhenti memberi, berhenti memberikan senjata kepada penjajah. Itulah cara Anda dapat membantu kami," seperti dikutip dari Independent, Rabu (19/5/2021).

Nadeen mengatakan bahwa situasi saat ini membuatnya ingin menangis ketika melihat begitu banyak orang yang ketakutan.



Anak berusia 10 tahun itu ingin menjadi dokter tetapi mengatakan bahwa sekolahnya ditutup dan pengajaran online terhenti karena serangan tersebut.

“Kami benar-benar mencoba untuk hidup di sampah, tetapi kami tidak bisa,” katanya.

“Ketika saya besar nanti, saya ingin menjadi dokter untuk membantu orang-orang saya, tetapi saya tidak bisa. Tidak ada pembelajaran. Saya tidak punya hak untuk belajar karena penjajah. Hak saya untuk belajar hilang,” tegasnya.

“Saya menjalani hidup saya, jika saya tertembak saya tidak peduli, saya masih akan pergi belajar. Impian saya adalah menjadi seorang dokter dan saya akan menjadi seorang dokter. Saya tidak peduli jika Anda menembak saya atau apa pun saya akan menjadi dokter," imbuhnya.



Jalur Gaza adalah sebidang tanah seluas 140 mil persegi yang menampung 2 juta orang yang telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007.

Lebih dari 200 orang diperkirakan tewas di kota itu setelah serangan udara berulang kali yang dilancarkan Israel, termasuk 61 anak-anak.

Sedangkan diperkirakan 12 orang telah tewas di Israel sebagai akibat dari serangan sekitar 3.300 roket dari Hamas sejak awal konflik, termasuk dua anak, menurut laporan pihak berwenang.



Hamas, yang menguasai kota Gaza, dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat (AS).

Untuk pertama kalinya, Presiden AS Joe Biden menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menyusul percakapan teleponnya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Tapi serangan terus berkecamuk.

Serangan terbaru adalah hasil dari peningkatan kekerasan selama sebulan, tetapi ketegangan antara kedua negara berasal dari generasi ke generasi dan berakar pada pendudukan Inggris di Palestina setelah Perang Dunia Pertama.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1538 seconds (0.1#10.140)