Media China: Tak Peduli HAM Palestina, AS Tampar Wajahnya Sendiri!
loading...
A
A
A
"AS adalah negara adidaya yang sangat egois. Ketika ia harus memilih antara moralitas internasional dan kepentingan politik sendiri, ia dengan berani memilih yang terakhir dan memaksa komunitas internasional untuk terbiasa dengan sikap tidak tahu malu yang dimilikinya," sambung editorial The Global Times.
Menurut media itu, AS sering mendukung Israel terlepas dari konsensus negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya, yang mengejutkan banyak negara besar lainnya.
Ekonomi dunia berkembang, sumber daya menjadi kaya dan teknologi yang mendukung globalisasi sedang disiapkan. Tetapi banyak masalah lama tetap ada dan masalah baru terus bermunculan. "Ini adalah konsekuensi bahwa AS, sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia, bertindak atas kemauannya sendiri, mengacaukan tatanan dunia dan mengorbankan keadilan dan keadilan internasional," tulis media tersebut.
"Jalur Gaza berdarah, tetapi Dewan Keamanan PBB tetap diam. Bukankah ini aneh? Pada titik kritis ini, AS tidak berhak melumpuhkan organisasi yang bertanggung jawab menjaga perdamaian dan menghilangkan penderitaan."
"Kita tidak dapat berbuat apa-apa ketika pemerintahan Biden melanggar berbagai komitmennya terhadap hak asasi manusia dan kewajiban internasional, tetapi tidak dapat menghentikan PBB untuk menegakkan keadilan. Abad ke-21 seharusnya tidak menjadi era di mana umat manusia secara terbuka mentoleransi pembantaian semacam itu," papar media China tersebut.
Menurut media itu, AS sering mendukung Israel terlepas dari konsensus negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya, yang mengejutkan banyak negara besar lainnya.
Ekonomi dunia berkembang, sumber daya menjadi kaya dan teknologi yang mendukung globalisasi sedang disiapkan. Tetapi banyak masalah lama tetap ada dan masalah baru terus bermunculan. "Ini adalah konsekuensi bahwa AS, sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia, bertindak atas kemauannya sendiri, mengacaukan tatanan dunia dan mengorbankan keadilan dan keadilan internasional," tulis media tersebut.
"Jalur Gaza berdarah, tetapi Dewan Keamanan PBB tetap diam. Bukankah ini aneh? Pada titik kritis ini, AS tidak berhak melumpuhkan organisasi yang bertanggung jawab menjaga perdamaian dan menghilangkan penderitaan."
"Kita tidak dapat berbuat apa-apa ketika pemerintahan Biden melanggar berbagai komitmennya terhadap hak asasi manusia dan kewajiban internasional, tetapi tidak dapat menghentikan PBB untuk menegakkan keadilan. Abad ke-21 seharusnya tidak menjadi era di mana umat manusia secara terbuka mentoleransi pembantaian semacam itu," papar media China tersebut.
(min)