Sebut Marxisme Lazim di Militer AS, Komandan Unit Pasukan Luar Angkasa Amerika Dipecat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang komandan unit Pasukan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) dipecat setelah mempromosikan buku barunya yang mengeklaim ideologi Marxisme lazim di militer Amerika.
Pejabat militer yang dipecat tersebut adalah Letnan Kolonel Matthew Lohmeier, komandan Skuadron Peringatan Luar Angkasa ke-11 yang bertugas mendeteksi peluncuran rudal balistik.
Komentarnya soal ideologi Marxisme dilontarkan selama podcast untuk mempromosikan buku barunya.
Sebelum dipecat, dia bertugas di Pangkalan Angkatan Udara Buckley, Colorado. Dia dipecat oleh Letnan Jenderal Stephen Whiting, kepala Komando Operasi Luar Angkasa, pada hari Jumat pekan lalu.
Menurut Whiting, yang dikutip dari Military.com, Senin (17/5/2021), dia sudah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Lohmeier untuk memimpin.
"Keputusan ini didasarkan pada komentar publik yang dibuat oleh Letnan Kolonel Lohmeier dalam podcast baru-baru ini," kata juru bicara Pasukan Luar Angkasa dalam email.
"Letnan Jenderal Whiting telah memulai Investigasi yang Diarahkan Komando [Command Directed Investigation] tentang apakah komentar ini merupakan aktivitas politik partisan yang dilarang."
Tugas sementara Lohmeier setelah pemecatannya belum jelas.
Awal bulan ini, Lohmeier, mantan instruktur dan pilot pesawat tempur yang dipindahkan ke Pasukan Luar Angkasa, menerbitkan sendiri sebuah buku berjudul "Irresistible Revolution: Marxism's Goal of Conquest & the Unmaking of the American Military".
"Irresistible Revolution [Revolusi yang Tidak Dapat Ditolak] adalah kontribusi yang tepat waktu dan berani dari letnan kolonel Pasukan Luar Angkasa yang bertugas aktif yang melihat dampak dari agenda neo-Marxis di tingkat dasar dalam angkatan bersenjata kita," bunyi deskripsi buku tersebut.
Lohmeier minggu lalu duduk bersama L. Todd Wood dari podcast "Information Operation" yang dipandu oleh Creative Destruction atau CD, media untuk mempromosikan buku tersebut.
Dia berbicara tentang institusi AS, termasuk universitas, media, dan agen federal hingga militer, yang menurutnya semakin mengadopsi praktik sayap kiri.
Dia mengatakan praktik-praktik tersebut—seperti pelatihan keragaman dan inklusi—adalah penyebab sistemik dari iklim yang memecah belah di seluruh Amerika saat ini.
Dari sudut pandangnya sebagai seorang komandan, Lohmeier mengatakan dia tidak berusaha mengkritik pemimpin senior tertentu atau secara terbuka mengidentifikasi pasukan di dalam buku itu.
Sebaliknya, kata dia, dia berfokus pada kebijakan yang sekarang harus dipatuhi oleh anggota layanan militer untuk menyelaraskan dengan agenda tertentu. "Yang sekarang memengaruhi budaya kita," ujarnya.
Pejabat militer yang dipecat tersebut adalah Letnan Kolonel Matthew Lohmeier, komandan Skuadron Peringatan Luar Angkasa ke-11 yang bertugas mendeteksi peluncuran rudal balistik.
Komentarnya soal ideologi Marxisme dilontarkan selama podcast untuk mempromosikan buku barunya.
Sebelum dipecat, dia bertugas di Pangkalan Angkatan Udara Buckley, Colorado. Dia dipecat oleh Letnan Jenderal Stephen Whiting, kepala Komando Operasi Luar Angkasa, pada hari Jumat pekan lalu.
Menurut Whiting, yang dikutip dari Military.com, Senin (17/5/2021), dia sudah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Lohmeier untuk memimpin.
"Keputusan ini didasarkan pada komentar publik yang dibuat oleh Letnan Kolonel Lohmeier dalam podcast baru-baru ini," kata juru bicara Pasukan Luar Angkasa dalam email.
"Letnan Jenderal Whiting telah memulai Investigasi yang Diarahkan Komando [Command Directed Investigation] tentang apakah komentar ini merupakan aktivitas politik partisan yang dilarang."
Tugas sementara Lohmeier setelah pemecatannya belum jelas.
Awal bulan ini, Lohmeier, mantan instruktur dan pilot pesawat tempur yang dipindahkan ke Pasukan Luar Angkasa, menerbitkan sendiri sebuah buku berjudul "Irresistible Revolution: Marxism's Goal of Conquest & the Unmaking of the American Military".
"Irresistible Revolution [Revolusi yang Tidak Dapat Ditolak] adalah kontribusi yang tepat waktu dan berani dari letnan kolonel Pasukan Luar Angkasa yang bertugas aktif yang melihat dampak dari agenda neo-Marxis di tingkat dasar dalam angkatan bersenjata kita," bunyi deskripsi buku tersebut.
Lohmeier minggu lalu duduk bersama L. Todd Wood dari podcast "Information Operation" yang dipandu oleh Creative Destruction atau CD, media untuk mempromosikan buku tersebut.
Dia berbicara tentang institusi AS, termasuk universitas, media, dan agen federal hingga militer, yang menurutnya semakin mengadopsi praktik sayap kiri.
Dia mengatakan praktik-praktik tersebut—seperti pelatihan keragaman dan inklusi—adalah penyebab sistemik dari iklim yang memecah belah di seluruh Amerika saat ini.
Dari sudut pandangnya sebagai seorang komandan, Lohmeier mengatakan dia tidak berusaha mengkritik pemimpin senior tertentu atau secara terbuka mengidentifikasi pasukan di dalam buku itu.
Sebaliknya, kata dia, dia berfokus pada kebijakan yang sekarang harus dipatuhi oleh anggota layanan militer untuk menyelaraskan dengan agenda tertentu. "Yang sekarang memengaruhi budaya kita," ujarnya.
(min)