Arab Saudi, Mesir, Kuwait Kecam Kebrutalan Israel di Yerusalem
loading...
A
A
A
RIYADH - Beberapa negara Arab dan lembaga Islam terkemuka mengecam rencana penggusuran oleh Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur.
Mereka juga mengecam serangan Israel terhadap jamaah yang melakukan sholat di Masjid Al-Aqsa yang menjadi titik nyala di Yerusalem.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi mengutuk tindakan sepihak Israel yang merusak peluang melanjutkan pembicaraan damai.
"Kami menolak rencana dan tindakan Israel untuk menggusur rumah-rumah warga Palestina di Yerusalem dan untuk memaksakan kedaulatan Israel pada mereka," papar pernyataan Kemlu Saudi.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam pembobolan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan Israel dan serangan terhadap jamaah sholat.
"Pengusiran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah merupakan pelanggaran resolusi legitimasi internasional dan hukum humaniter internasional," papar pernyataan Kemlu Mesir.
Kementerian Luar Negeri Kuwait juga mengecam insiden di masjid tersebut dan menganggapnya sebagai tantangan terang-terangan bagi perasaan umat Islam dan aturan hak asasi manusia.
Kuwait meminta otoritas Israel bertanggung jawab atas eskalasi berbahaya dan konsekuensi yang mungkin ditimbulkan.
Sementara itu, Universitas Al-Azhar Mesir, otoritas tertinggi pendidikan Muslim Sunni, mengecam serangan Israel terhadap jamaah Palestina.
Tindakan Israel itu oleh Universitas Al-Azhar Mesir dianggap sebagai "terorisme Zionis brutal dalam kebungkaman internasional yang memalukan terhadap apa yang terjadi di Yerusalem.”
Sementara itu, Persatuan Islam untuk Cendekiawan Muslim (IUMS) memuji ketabahan warga Yerusalem Palestina dalam menghadapi agresi Israel yang berencana mengusir mereka dari rumah mereka.
Sekretaris Jenderal IUMS Ali Qaradaghi mendorong dunia Muslim mendukung perjuangan Palestina secara material dan moral, mengingat dukungan tersebut merupakan kewajiban dan kebutuhan agama.
Jumat malam, jumlah warga Palestina yang terluka meningkat menjadi 205 dalam serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, Gerbang Damaskus Kota Tua dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Polisi Israel menyerang jamaah Muslim di dalam Masjid Al-Aqsa saat mereka melakukan sholat tarawih saat bulan suci Ramadhan.
Masjid Al-Aqsa adalah tempat tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount" dan mengklaim itu adalah tempat dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967.
Israel mencaplok seluruh kota pada 1980 dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sejauh ini dunia internasional hanya bisa mengecam tindakan brutal Israel pada warga Palestina. Tak ada sanksi nyata yang diterapkan terhadap Israel.
Mereka juga mengecam serangan Israel terhadap jamaah yang melakukan sholat di Masjid Al-Aqsa yang menjadi titik nyala di Yerusalem.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi mengutuk tindakan sepihak Israel yang merusak peluang melanjutkan pembicaraan damai.
"Kami menolak rencana dan tindakan Israel untuk menggusur rumah-rumah warga Palestina di Yerusalem dan untuk memaksakan kedaulatan Israel pada mereka," papar pernyataan Kemlu Saudi.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam pembobolan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan Israel dan serangan terhadap jamaah sholat.
"Pengusiran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah merupakan pelanggaran resolusi legitimasi internasional dan hukum humaniter internasional," papar pernyataan Kemlu Mesir.
Kementerian Luar Negeri Kuwait juga mengecam insiden di masjid tersebut dan menganggapnya sebagai tantangan terang-terangan bagi perasaan umat Islam dan aturan hak asasi manusia.
Kuwait meminta otoritas Israel bertanggung jawab atas eskalasi berbahaya dan konsekuensi yang mungkin ditimbulkan.
Sementara itu, Universitas Al-Azhar Mesir, otoritas tertinggi pendidikan Muslim Sunni, mengecam serangan Israel terhadap jamaah Palestina.
Tindakan Israel itu oleh Universitas Al-Azhar Mesir dianggap sebagai "terorisme Zionis brutal dalam kebungkaman internasional yang memalukan terhadap apa yang terjadi di Yerusalem.”
Sementara itu, Persatuan Islam untuk Cendekiawan Muslim (IUMS) memuji ketabahan warga Yerusalem Palestina dalam menghadapi agresi Israel yang berencana mengusir mereka dari rumah mereka.
Sekretaris Jenderal IUMS Ali Qaradaghi mendorong dunia Muslim mendukung perjuangan Palestina secara material dan moral, mengingat dukungan tersebut merupakan kewajiban dan kebutuhan agama.
Jumat malam, jumlah warga Palestina yang terluka meningkat menjadi 205 dalam serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, Gerbang Damaskus Kota Tua dan distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Polisi Israel menyerang jamaah Muslim di dalam Masjid Al-Aqsa saat mereka melakukan sholat tarawih saat bulan suci Ramadhan.
Masjid Al-Aqsa adalah tempat tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount" dan mengklaim itu adalah tempat dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967.
Israel mencaplok seluruh kota pada 1980 dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sejauh ini dunia internasional hanya bisa mengecam tindakan brutal Israel pada warga Palestina. Tak ada sanksi nyata yang diterapkan terhadap Israel.
(sya)