Bentrok dengan Polisi Israel di Yerusalem Timur, 200 Warga Palestina Terluka
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Sekitar 200 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di Yerusalem Timur. Demikian laporan kantor berita Palestina, WAFA, pada Jumat malam.
Bentrokan paling kejam terjadi di dekat Masjid al-Aqsa , di mana peluru karet, granat kejut, dan gas air mata digunakan polisi Israel untuk melawan massa Palestina. Setelah itu, lebih dari 200 petugas menyerbu halaman dan ruang sholat masjid, memaksa jamaah meninggalkan bangunan itu.
Saat ini, bentrokan terus berlanjut di pinggiran Sheikh Jarrah. Menurut WAFA, puluhan warga Palestina telah ditahan, lebih dari 20 harus dirawat di rumah sakit.
"Selain itu, petugas polisi Israel menghambat pekerjaan jurnalis yang meliput peristiwa tersebut," lapor WAFA, seraya menambahkan bahwa dua jurnalis Palestina mengalami luka serius seperti dikutip dari TASS, Sabtu (8/5/2021).
Menurut pernyataan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, penegak hukum Israel telah menolak akses ke tim medis daruratnya, yang dikirim ke daerah itu untuk mendukung cabangnya di Yerusalem dalam menyediakan layanan medis darurat (EMS) kepada warga Palestina yang terluka.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menugaskan utusannegara di PBB, Riyad Mansour, untuk meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang masalah tersebut.
Bentrokan kekerasan antara Palestina dan polisi Israel pecah di Yerusalem Timur sejak awal bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada 13 April dan akan berakhir pada 12 Mei.
Bentrokan paling kejam terjadi di dekat Masjid al-Aqsa , di mana peluru karet, granat kejut, dan gas air mata digunakan polisi Israel untuk melawan massa Palestina. Setelah itu, lebih dari 200 petugas menyerbu halaman dan ruang sholat masjid, memaksa jamaah meninggalkan bangunan itu.
Saat ini, bentrokan terus berlanjut di pinggiran Sheikh Jarrah. Menurut WAFA, puluhan warga Palestina telah ditahan, lebih dari 20 harus dirawat di rumah sakit.
"Selain itu, petugas polisi Israel menghambat pekerjaan jurnalis yang meliput peristiwa tersebut," lapor WAFA, seraya menambahkan bahwa dua jurnalis Palestina mengalami luka serius seperti dikutip dari TASS, Sabtu (8/5/2021).
Menurut pernyataan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, penegak hukum Israel telah menolak akses ke tim medis daruratnya, yang dikirim ke daerah itu untuk mendukung cabangnya di Yerusalem dalam menyediakan layanan medis darurat (EMS) kepada warga Palestina yang terluka.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menugaskan utusannegara di PBB, Riyad Mansour, untuk meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang masalah tersebut.
Bentrokan kekerasan antara Palestina dan polisi Israel pecah di Yerusalem Timur sejak awal bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada 13 April dan akan berakhir pada 12 Mei.
Baca Juga
(ian)