Indonesia Kerahkan ‘Pasukan Setan’, Benny Wenda ‘Merengek’ pada Dunia
loading...
A
A
A
Laporan terbaru mengatakan lebih dari 21.000 tentara Indonesia telah dikerahkan ke wilayah Papua Barat dalam tiga tahun terakhir.
Benny Wenda resah dengan tindakan tegas militer Indonesia.
“Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), pasukan elite TNI AL sedang dikerahkan. Saya sendiri menyaksikan akibat dari operasi militer ini ketika saya masih kecil, melihat desa saya dibom dan keluarga saya terbunuh,” katanya.
“Saya harus melarikan diri dan hidup di hutan selama enam tahun. Itu membuat hati saya menangis karena ini akan terjadi pada lebih banyak orang lagi.“
Pentolan separatis ini menolak label teroris untuk KKB Papua Barat.
“Mereka yang di Papua Barat yang mengangkat senjata bukanlah teroris. Mereka tidak terhubung dengan ideologi agama atau jaringan pendanaan internasional,” kata Wenda.
“Mereka hanya mempertahankan tanah mereka dari penjajah ilegal. Mereka memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia luar, mereka bertempur tanpa alas kaki untuk membela rakyat mereka dari militer modern.”
“Mungkin beberapa ratus dari mereka menghadapi pasukan yang terdiri lebih dari 20.000 tentara, termasuk Densus 88, yang dilatih cara membunuh rakyat saya selama bertahun-tahun oleh Barat,” imbuh dia.
“Ini adalah seruan saya kepada dunia, kepada PBB, kepada Forum Kepulauan Pasifik, kepada para pemimpin Melanesia, kepada Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik (ACP), dan kepada pemerintah Inggris, Australia, Selandia Baru, Belanda dan AS.”
Benny Wenda resah dengan tindakan tegas militer Indonesia.
“Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), pasukan elite TNI AL sedang dikerahkan. Saya sendiri menyaksikan akibat dari operasi militer ini ketika saya masih kecil, melihat desa saya dibom dan keluarga saya terbunuh,” katanya.
“Saya harus melarikan diri dan hidup di hutan selama enam tahun. Itu membuat hati saya menangis karena ini akan terjadi pada lebih banyak orang lagi.“
Pentolan separatis ini menolak label teroris untuk KKB Papua Barat.
“Mereka yang di Papua Barat yang mengangkat senjata bukanlah teroris. Mereka tidak terhubung dengan ideologi agama atau jaringan pendanaan internasional,” kata Wenda.
“Mereka hanya mempertahankan tanah mereka dari penjajah ilegal. Mereka memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia luar, mereka bertempur tanpa alas kaki untuk membela rakyat mereka dari militer modern.”
“Mungkin beberapa ratus dari mereka menghadapi pasukan yang terdiri lebih dari 20.000 tentara, termasuk Densus 88, yang dilatih cara membunuh rakyat saya selama bertahun-tahun oleh Barat,” imbuh dia.
“Ini adalah seruan saya kepada dunia, kepada PBB, kepada Forum Kepulauan Pasifik, kepada para pemimpin Melanesia, kepada Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik (ACP), dan kepada pemerintah Inggris, Australia, Selandia Baru, Belanda dan AS.”