Korban Tewas Ambruknya Jembatan Rel Kereta di Meksiko Jadi 24
loading...
A
A
A
MEXICO CITY - Korban tewas akibat runtuhnya jembatan layang kereta api di Mexico City naik menjadi 24 orang. Sementara itu 27 orang dari lebih dari 70 orang yang terluka masih dirawat di rumah sakit.
Pada hari Selasa, sebuah crane dengan hati-hati menurunkan gerbong kereta yang berisi empat mayat ke tanah.
Dari 24 korban tewas, 21 meninggal di lokasi kejadian, sedangkan lainnya meninggal dunia di rumah sakit. Sejauh ini hanya lima yang telah diidentifikasi.
"Anak-anak termasuk di antara korban jiwa," kata Wali Kota Claudia Sheinbaum seperti dikutip dari AP, Rabu (5/5/2021).
Insiden yang terjadi pada Senin malam itu adalah salah satu yang mematikan dalam sejarah kerta bawah tanah. Pertanyaan pun muncul dengan cepat tentang integritas struktural sistem angkutan massal, di antara yang tersibuk di dunia.
Lihat juga: Jembatan Layang Kereta Metro Roboh di Meksiko, 23 Orang Tewas
"Analisis awal yang diduga menunjukkan kegagalan struktural," kata Sheinbaum, menjanjikan penyelidikan menyeluruh dan independen. Dia menambahkan bahwa sebuah perusahaan Norwegia telah disewa untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Saya tidak memiliki laporan atau peringatan tentang masalah apa pun yang dapat membawa kami ke situasi ini," ujarnya.
Jalan layang kereta api itu berada sekitar 5 meter di atas jalan di borough Tlahuac, tetapi kereta api itu melaju di atas jalur beton median, yang tampaknya mengurangi korban di kalangan pengendara.
Metro Mexico City - salah satu yang termurah di dunia dengan harga tiket sekitar 25 sen — telah mengalami setidaknya tiga kecelakaan serius sejak diresmikan setengah abad lalu. Pada Maret 2020, tabrakan antara dua kereta di stasiun Tacubaya menyebabkan satu penumpang tewas dan 41 cedera. Pada 2015, sebuah kereta yang tidak berhenti tepat waktu menabrak kereta lainnya di stasiun Oceania, melukai 12 orang. Pada Oktober 1975, setidaknya 26 orang tewas dalam kecelakaan lain.
Gempa bumi berkekuatan 7,1 skala Richter yang mengguncang Meksiko pada tahun 2017 menyebabkan kerusakan konstruksi yang berbahaya di jalur layang dekat tempat kecelakaan hari Senin terjadi. Pihak berwenang pada saat itu telah melakukan perbaikan tambal sulam pada kolom dan balok horizontal.
Jembatan layang yang ambruk terjadi di Jalur 12, kereta bawah tanah terbaru, yang membentang ke sisi selatan kota. Seperti banyak dari lusinan jalur kereta bawah tanah, jalur ini berjalan di bawah tanah melalui area yang lebih sentral dari kota berpenduduk 9 juta jiwa tetapi berada pada struktur beton yang ditinggikan di pinggiran.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh sistem kereta bawah tanah termasuk foto pada tahun 2017 menunjukkan bahwa dasar satu kolom vertikal yang menopang rel telah retak dan melepaskan lapisan beton karena tidak cukup sengkang baja yang digunakan saat dibangun sekitar tahun 2010. Pada tahun 2017, pihak berwenang menambal dan memperlebar kolom dengan menginjeksikan resin, membalutnya dengan serat karbon, membuat selubung besi beton tambahan di sekitar alas dan menuangkan beton di sekeliling kerah.
Pihak berwenang juga menemukan bahwa salah satu balok horizontal telah lepas dari penyangga di bagian atas kolom vertikal dan melorot - jenis kegagalan yang dapat menyebabkan ambruknya jembatan pada hari Senin. Otoritas pada saat itu mengelas baja diagonal ke bagian bawah balok, memotong dan memperbaiki elemen beton yang retak.
Menteri Hubungan Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard menyebut ambruknya jembatan itu sebagai kecelakaan paling mengerikan yang pernah Meksiko alami dalam transportasi massal. Ebrard adalah Wali Kota Mexico City dari tahun 2006 hingga 2012, ketika jalur itu dibangun.
Tuduhan tentang desain dan konstruksi yang buruk di jalur kereta bawah tanah muncul segera setelah Ebrard meninggalkan kantornya sebagai Wali Kota. Jalur tersebut harus ditutup sebagian pada tahun 2014 agar jalur dapat diperbaiki.
Ebrard, yang memimpin upaya Meksiko untuk mendapatkan vaksin virus Corona baru, telah dianggap sebagai calon presiden potensial pada tahun 2024.
“Tentu saja, penyebabnya harus diselidiki dan mereka yang bertanggung jawab harus diidentifikasi,” tulisnya.
“Saya ulangi bahwa saya sepenuhnya berada pada disposisi otoritas untuk berkontribusi dengan cara apa pun yang diperlukan,” tegasnya.
Pada hari Selasa, sebuah crane dengan hati-hati menurunkan gerbong kereta yang berisi empat mayat ke tanah.
Dari 24 korban tewas, 21 meninggal di lokasi kejadian, sedangkan lainnya meninggal dunia di rumah sakit. Sejauh ini hanya lima yang telah diidentifikasi.
"Anak-anak termasuk di antara korban jiwa," kata Wali Kota Claudia Sheinbaum seperti dikutip dari AP, Rabu (5/5/2021).
Insiden yang terjadi pada Senin malam itu adalah salah satu yang mematikan dalam sejarah kerta bawah tanah. Pertanyaan pun muncul dengan cepat tentang integritas struktural sistem angkutan massal, di antara yang tersibuk di dunia.
Lihat juga: Jembatan Layang Kereta Metro Roboh di Meksiko, 23 Orang Tewas
"Analisis awal yang diduga menunjukkan kegagalan struktural," kata Sheinbaum, menjanjikan penyelidikan menyeluruh dan independen. Dia menambahkan bahwa sebuah perusahaan Norwegia telah disewa untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Saya tidak memiliki laporan atau peringatan tentang masalah apa pun yang dapat membawa kami ke situasi ini," ujarnya.
Jalan layang kereta api itu berada sekitar 5 meter di atas jalan di borough Tlahuac, tetapi kereta api itu melaju di atas jalur beton median, yang tampaknya mengurangi korban di kalangan pengendara.
Metro Mexico City - salah satu yang termurah di dunia dengan harga tiket sekitar 25 sen — telah mengalami setidaknya tiga kecelakaan serius sejak diresmikan setengah abad lalu. Pada Maret 2020, tabrakan antara dua kereta di stasiun Tacubaya menyebabkan satu penumpang tewas dan 41 cedera. Pada 2015, sebuah kereta yang tidak berhenti tepat waktu menabrak kereta lainnya di stasiun Oceania, melukai 12 orang. Pada Oktober 1975, setidaknya 26 orang tewas dalam kecelakaan lain.
Gempa bumi berkekuatan 7,1 skala Richter yang mengguncang Meksiko pada tahun 2017 menyebabkan kerusakan konstruksi yang berbahaya di jalur layang dekat tempat kecelakaan hari Senin terjadi. Pihak berwenang pada saat itu telah melakukan perbaikan tambal sulam pada kolom dan balok horizontal.
Jembatan layang yang ambruk terjadi di Jalur 12, kereta bawah tanah terbaru, yang membentang ke sisi selatan kota. Seperti banyak dari lusinan jalur kereta bawah tanah, jalur ini berjalan di bawah tanah melalui area yang lebih sentral dari kota berpenduduk 9 juta jiwa tetapi berada pada struktur beton yang ditinggikan di pinggiran.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh sistem kereta bawah tanah termasuk foto pada tahun 2017 menunjukkan bahwa dasar satu kolom vertikal yang menopang rel telah retak dan melepaskan lapisan beton karena tidak cukup sengkang baja yang digunakan saat dibangun sekitar tahun 2010. Pada tahun 2017, pihak berwenang menambal dan memperlebar kolom dengan menginjeksikan resin, membalutnya dengan serat karbon, membuat selubung besi beton tambahan di sekitar alas dan menuangkan beton di sekeliling kerah.
Pihak berwenang juga menemukan bahwa salah satu balok horizontal telah lepas dari penyangga di bagian atas kolom vertikal dan melorot - jenis kegagalan yang dapat menyebabkan ambruknya jembatan pada hari Senin. Otoritas pada saat itu mengelas baja diagonal ke bagian bawah balok, memotong dan memperbaiki elemen beton yang retak.
Menteri Hubungan Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard menyebut ambruknya jembatan itu sebagai kecelakaan paling mengerikan yang pernah Meksiko alami dalam transportasi massal. Ebrard adalah Wali Kota Mexico City dari tahun 2006 hingga 2012, ketika jalur itu dibangun.
Tuduhan tentang desain dan konstruksi yang buruk di jalur kereta bawah tanah muncul segera setelah Ebrard meninggalkan kantornya sebagai Wali Kota. Jalur tersebut harus ditutup sebagian pada tahun 2014 agar jalur dapat diperbaiki.
Ebrard, yang memimpin upaya Meksiko untuk mendapatkan vaksin virus Corona baru, telah dianggap sebagai calon presiden potensial pada tahun 2024.
“Tentu saja, penyebabnya harus diselidiki dan mereka yang bertanggung jawab harus diidentifikasi,” tulisnya.
“Saya ulangi bahwa saya sepenuhnya berada pada disposisi otoritas untuk berkontribusi dengan cara apa pun yang diperlukan,” tegasnya.
(ian)