Netanyahu akan Minggir dari Jabatan Perdana Menteri selama Setahun
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan membiarkan mantan anak didiknya yang terasing, Naftali Bennett, menjabat sebagai perdana menteri satu tahun pertama dalam koalisi.
Langkah Netanyahu itu untuk mencegah "pemerintah sayap kiri" berkuasa.
Tetapi Bennett, nasionalis sayap kanan yang muncul sebagai kingmaker setelah pemungutan suara 23 Maret, dengan cepat meredam anggapan bahwa kesepakatan dengan Netanyahu sedang dilakukan.
Setelah Partai Likud memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu Israel keempat dalam waktu kurang dari dua tahun, Netanyahu mendapatkan mandat 28 hari untuk membentuk koalisi pemerintahan.
Amanat itu berakhir pada tengah malam Selasa-Rabu.
Pemilu tersebut lebih lanjut menunjukkan perpecahan politik Israel yang sangat dalam dan beragam.
Bagi Netanyahu, mengamankan koalisi berarti mencapai kesepakatan di antara kubu sayap kanan termasuk Bennett, partai-partai Yahudi ultra-Ortodoks, dan juga Partai Raam Islam konservatif.
Netanyahu, perdana menteri terlama Israel dan yang pertama didakwa pengadilan saat menjabat, telah menjadi sosok yang sangat memecah belah.
Pria berusia 71 tahun itu mengatakan dia akan mundur sementara jika itu membantu sayap kanan mempertahankan kekuasaan.
"Untuk mencegah pemerintah sayap kiri, saya memberi tahu Naftali Bennett bahwa saya bersedia menerima permintaannya untuk kesepakatan rotasi di mana dia akan menjadi perdana menteri pertama selama setahun," papar Netanyahu.
Dukungan dari Partai Yamina yang dipimpin Bennett, yang mengontrol tujuh kursi parlemen, akan membuat blok sayap kanan mendekati mayoritas 61 kursi tetapi tidak akan menjamin koalisi yang stabil.
Salah satu faktor yang masih perlu ditangani untuk membentuk mayoritas seperti itu adalah Zionisme Relijius, kelompok sayap kanan, telah bersumpah tidak duduk dalam pemerintahan yang dibentuk dengan dukungan Partai Raam, karena ideologi pro-Palestina dari partai Arab itu.
Berbicara dengan para pendukung Yamina, Bennett mengatakan dia "tidak mengerti" proposal Netanyahu.
“Saya tidak meminta Netanyahu menjadi perdana menteri. Saya memintanya untuk membentuk pemerintahan, yang sayangnya tidak bisa dia lakukan,” ungkap Bennett.
Mantan pengusaha teknologi multi-jutawan itu mengatakan dia tetap berkomitmen secara ideologis pada sayap kanan.
Namun, dia menekankan, prioritasnya adalah mengakhiri kemacetan politik Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghindari pemilu kelima dalam waktu kurang dari tiga tahun.
"Saya siap membentuk pemerintahan sayap kanan, kemarin," ujar Bennett.
“Tapi izinkan saya mengulangi dengan jelas apa yang saya katakan dari awal: Jika Netanyahu gagal membentuk pemerintahan sayap kanan, kami akan membentuk pemerintahan persatuan,” papar dia.
“Hal yang paling berbahaya bagi Negara Israel saat ini adalah pemilu yang lain,” ujar dia.
Jika Netanyahu tidak dapat membentuk pemerintahan sebelum mandatnya berakhir, Presiden Reuven Rivlin dapat memanfaatkan pemimpin oposisi Yair Lapid untuk membentuk koalisi.
Partai sayap tengah yang dipimpin Lapid, Yesh Atid, menempati posisi kedua dalam pemilu suara Maret.
Mantan presenter televisi tersebut mengatakan dia akan siap memberikan Bennett kesempatan melayani setahun pertama sebagai perdana menteri dalam pengaturan bergilir untuk kepentingan mengakhiri masa jabatan Netanyahu selama 12 tahun.
Langkah Netanyahu itu untuk mencegah "pemerintah sayap kiri" berkuasa.
Tetapi Bennett, nasionalis sayap kanan yang muncul sebagai kingmaker setelah pemungutan suara 23 Maret, dengan cepat meredam anggapan bahwa kesepakatan dengan Netanyahu sedang dilakukan.
Setelah Partai Likud memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu Israel keempat dalam waktu kurang dari dua tahun, Netanyahu mendapatkan mandat 28 hari untuk membentuk koalisi pemerintahan.
Amanat itu berakhir pada tengah malam Selasa-Rabu.
Pemilu tersebut lebih lanjut menunjukkan perpecahan politik Israel yang sangat dalam dan beragam.
Bagi Netanyahu, mengamankan koalisi berarti mencapai kesepakatan di antara kubu sayap kanan termasuk Bennett, partai-partai Yahudi ultra-Ortodoks, dan juga Partai Raam Islam konservatif.
Netanyahu, perdana menteri terlama Israel dan yang pertama didakwa pengadilan saat menjabat, telah menjadi sosok yang sangat memecah belah.
Pria berusia 71 tahun itu mengatakan dia akan mundur sementara jika itu membantu sayap kanan mempertahankan kekuasaan.
"Untuk mencegah pemerintah sayap kiri, saya memberi tahu Naftali Bennett bahwa saya bersedia menerima permintaannya untuk kesepakatan rotasi di mana dia akan menjadi perdana menteri pertama selama setahun," papar Netanyahu.
Dukungan dari Partai Yamina yang dipimpin Bennett, yang mengontrol tujuh kursi parlemen, akan membuat blok sayap kanan mendekati mayoritas 61 kursi tetapi tidak akan menjamin koalisi yang stabil.
Salah satu faktor yang masih perlu ditangani untuk membentuk mayoritas seperti itu adalah Zionisme Relijius, kelompok sayap kanan, telah bersumpah tidak duduk dalam pemerintahan yang dibentuk dengan dukungan Partai Raam, karena ideologi pro-Palestina dari partai Arab itu.
Berbicara dengan para pendukung Yamina, Bennett mengatakan dia "tidak mengerti" proposal Netanyahu.
“Saya tidak meminta Netanyahu menjadi perdana menteri. Saya memintanya untuk membentuk pemerintahan, yang sayangnya tidak bisa dia lakukan,” ungkap Bennett.
Mantan pengusaha teknologi multi-jutawan itu mengatakan dia tetap berkomitmen secara ideologis pada sayap kanan.
Namun, dia menekankan, prioritasnya adalah mengakhiri kemacetan politik Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghindari pemilu kelima dalam waktu kurang dari tiga tahun.
"Saya siap membentuk pemerintahan sayap kanan, kemarin," ujar Bennett.
“Tapi izinkan saya mengulangi dengan jelas apa yang saya katakan dari awal: Jika Netanyahu gagal membentuk pemerintahan sayap kanan, kami akan membentuk pemerintahan persatuan,” papar dia.
“Hal yang paling berbahaya bagi Negara Israel saat ini adalah pemilu yang lain,” ujar dia.
Jika Netanyahu tidak dapat membentuk pemerintahan sebelum mandatnya berakhir, Presiden Reuven Rivlin dapat memanfaatkan pemimpin oposisi Yair Lapid untuk membentuk koalisi.
Partai sayap tengah yang dipimpin Lapid, Yesh Atid, menempati posisi kedua dalam pemilu suara Maret.
Mantan presenter televisi tersebut mengatakan dia akan siap memberikan Bennett kesempatan melayani setahun pertama sebagai perdana menteri dalam pengaturan bergilir untuk kepentingan mengakhiri masa jabatan Netanyahu selama 12 tahun.
(sya)