Australia Pertimbangkan Usulan Setop Penerbangan dari India
loading...
A
A
A
SYDNEY - Australia akan mempertimbangkan usulan menghentikan penerbangan dari India untuk mencegah varian virus corona yang lebih ganas memasuki negara itu.
Langkah ini setelah lonjakan kasus positif COVID-19 di India, negara terpadat kedua di dunia.
Negara bagian Queensland telah mendesak pemerintah federal Australia menghentikan semua penerbangan dari India karena risiko tinggi potensi wabah COVID-19 dari varian virus yang sangat menular dalam sistem karantina hotel di negara tersebut.
"Saya mengirim surat kepada Perdana Menteri pada akhir pekan lalu meminta penangguhan penerbangan yang datang dari India dan saya tahu pemerintah federal sedang mempertimbangkannya hari ini," ungkap Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk kepada Australian Broadcasting Corp pada Selasa.
“Komite keamanan nasional Australia akan bertemu pada Selasa malam untuk mempertimbangkan penghentian penerbangan dari India dan juga akan mengungkap langkah-langkah termasuk mengirim pasokan medis untuk membantu India,” ungkap laporan media Australia.
Kantor perdana menteri tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari laporan tersebut.
Pekan lalu, Australia mengumumkan akan memangkas jumlah warganya yang dapat kembali dari India dan negara-negara zona merah lainnya untuk menahan risiko penyebaran virus COVID-19 yang lebih ganas.
India telah memerintahkan angkatan bersenjatanya membantu mengatasi krisis COVID-19, ketika berbagai negara termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat menjanjikan bantuan medis darurat untuk mencoba mengatasi keadaan darurat yang melanda rumah sakit di negara itu.
Pada Senin, India melaporkan lebih dari 352.000 kasus COVID-19 baru, rekor global untuk peningkatan kasus harian untuk hari kelima berturut-turut. Jumlah itu bahkan melampaui Amerika Serikat pada puncak pandemi tahun lalu.
Lebih dari 2.800 kematian tercatat selama 24 jam terakhir, tertinggi sepanjang masa.
Australia menutup perbatasannya untuk non-warga negara dan penduduk tetap Maret lalu untuk mencegah virus corona mencapai negara itu.
Semua pelancong yang kembali harus menjalani karantina hotel wajib selama dua pekan dengan biaya sendiri.
Sistem karantina sebagian besar telah membantu Australia menjaga jumlah COVID-19 relatif rendah, dengan hanya di bawah 29.700 kasus dan 910 kematian.
Langkah ini setelah lonjakan kasus positif COVID-19 di India, negara terpadat kedua di dunia.
Negara bagian Queensland telah mendesak pemerintah federal Australia menghentikan semua penerbangan dari India karena risiko tinggi potensi wabah COVID-19 dari varian virus yang sangat menular dalam sistem karantina hotel di negara tersebut.
"Saya mengirim surat kepada Perdana Menteri pada akhir pekan lalu meminta penangguhan penerbangan yang datang dari India dan saya tahu pemerintah federal sedang mempertimbangkannya hari ini," ungkap Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk kepada Australian Broadcasting Corp pada Selasa.
“Komite keamanan nasional Australia akan bertemu pada Selasa malam untuk mempertimbangkan penghentian penerbangan dari India dan juga akan mengungkap langkah-langkah termasuk mengirim pasokan medis untuk membantu India,” ungkap laporan media Australia.
Kantor perdana menteri tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari laporan tersebut.
Pekan lalu, Australia mengumumkan akan memangkas jumlah warganya yang dapat kembali dari India dan negara-negara zona merah lainnya untuk menahan risiko penyebaran virus COVID-19 yang lebih ganas.
India telah memerintahkan angkatan bersenjatanya membantu mengatasi krisis COVID-19, ketika berbagai negara termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat menjanjikan bantuan medis darurat untuk mencoba mengatasi keadaan darurat yang melanda rumah sakit di negara itu.
Pada Senin, India melaporkan lebih dari 352.000 kasus COVID-19 baru, rekor global untuk peningkatan kasus harian untuk hari kelima berturut-turut. Jumlah itu bahkan melampaui Amerika Serikat pada puncak pandemi tahun lalu.
Lebih dari 2.800 kematian tercatat selama 24 jam terakhir, tertinggi sepanjang masa.
Australia menutup perbatasannya untuk non-warga negara dan penduduk tetap Maret lalu untuk mencegah virus corona mencapai negara itu.
Semua pelancong yang kembali harus menjalani karantina hotel wajib selama dua pekan dengan biaya sendiri.
Sistem karantina sebagian besar telah membantu Australia menjaga jumlah COVID-19 relatif rendah, dengan hanya di bawah 29.700 kasus dan 910 kematian.
(sya)