Taliban Desak AS Tetap Pertahankan Kesepakatan Damai
loading...
A
A
A
KABUL - Pemimpin Taliban, Mullah Hibatullah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk tidak membiarkan perjanjian damai yang dicapai beberapa waktu lalu gagal, di tengah terus meningkatnya kekerasan di Afghanistan. Hal itu disampaikan Hibatullah dalam pesan Idul Fitrinya.
Dalam pesan Idul Fitri itu, Hibatullah menjabarkan 11 poin "kebijakan dan tujuan" mengenai keadaan saat ini dan perkembangan terkini di Afghanistan.
"Taliban berkomitmen terhadap perjanjian yang ditandatangani dengan Amerika dan mendesak pihak lain untuk menghormati komitmennya sendiri dan tidak membiarkan kesempatan kritis ini sia-sia," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (21/5/2020).
"Saya mendesak AS untuk tidak membiarkan kesempatan kepada siapa pun untuk menghalangi, menunda dan akhirnya menggagalkan perjanjian bilateral yang diakui secara internasional ini antara kami dan Anda," sambungnya.
Hibatullah, dalam pesannya bersumpah Taliban akan berusaha untuk memiliki hubungan persaudaraan dengan negara-negara Islam, hubungan baik dengan negara tetangga dan untuk memperkuat hubungan konstruktif dengan semua negara regional, dan dunia.
Dia juga berusaha untuk meyakinkan anggota laki-laki dan perempuan Afghanistan tentang hak-hak mereka, keadilan sosial, dan kesejahteraan.
Namun, juru bicara Presiden Afghanistan Sediq Sediqqi menolak pernyataan Hibatullah. "Di satu sisi mereka (Taliban) 'membantai' rakyat kami dan menyebarkan horor, dan di sisi lain berbicara tentang perjanjian damai, pesan ini (oleh pemimpin Taliban) tidak ada artinya kecuali mereka berdamai dengan massa," katanya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Dalam pesan Idul Fitri itu, Hibatullah menjabarkan 11 poin "kebijakan dan tujuan" mengenai keadaan saat ini dan perkembangan terkini di Afghanistan.
"Taliban berkomitmen terhadap perjanjian yang ditandatangani dengan Amerika dan mendesak pihak lain untuk menghormati komitmennya sendiri dan tidak membiarkan kesempatan kritis ini sia-sia," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (21/5/2020).
"Saya mendesak AS untuk tidak membiarkan kesempatan kepada siapa pun untuk menghalangi, menunda dan akhirnya menggagalkan perjanjian bilateral yang diakui secara internasional ini antara kami dan Anda," sambungnya.
Hibatullah, dalam pesannya bersumpah Taliban akan berusaha untuk memiliki hubungan persaudaraan dengan negara-negara Islam, hubungan baik dengan negara tetangga dan untuk memperkuat hubungan konstruktif dengan semua negara regional, dan dunia.
Dia juga berusaha untuk meyakinkan anggota laki-laki dan perempuan Afghanistan tentang hak-hak mereka, keadilan sosial, dan kesejahteraan.
Namun, juru bicara Presiden Afghanistan Sediq Sediqqi menolak pernyataan Hibatullah. "Di satu sisi mereka (Taliban) 'membantai' rakyat kami dan menyebarkan horor, dan di sisi lain berbicara tentang perjanjian damai, pesan ini (oleh pemimpin Taliban) tidak ada artinya kecuali mereka berdamai dengan massa," katanya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)