Siap Tempur, Jet Tempur Siluman J-20 China Terbang Tanpa Lensa Luneburg
loading...
A
A
A
BEIJING - Jet tempur siluman J-20 China terlihat terbang tanpa lensa Luneburg hari Minggu. Analis militer Beijing mengatakan hal itu menunjukkan bahwa J-20 telah memasuki kesiapan tempur berikutnya.
Laporan Global Times yang mengutip analis militer, Senin (5/4/2021), mengatakan lensa Luneburg adalah perangkat kecil yang digunakan untuk secara sengaja memaparkan pesawat siluman kepada orang lain atau pun radar dalam situasi seperti pelatihan atau penerbangan non-tempur.
J-20 sendiri untuk saat ini menjadi jet tempur paling canggih dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-AF) China.
Pada Festival Qingming hari Minggu—hari pembersihan makam tradisional di China—pilot jet J-20 memberi penghormatan kepada pilot China yang heroik yang bertempur dalam Perang Korea (1950-1953).
Sun Teng, seorang pilot jet tempur J-20, mengatakan kepada CCTV bahwa mantan unit Sun Shenglu sekarang dilengkapi dengan jet tempur tercanggih tersebut. Unit Sun Shenglu diambil dari nama pilot China yang heroik dalam perang Korea.
Sun Shenglu adalah bagian dari Wang Hai Air Group, yang sekarang berafiliasi dengan Komando Teater Timur PLA. Angkatan Udara PLA mengumumkan pada 2019 bahwa Wang Hai Air Group juga dilengkapi dengan J-20.
"Pilot Angkatan Udara di era baru akan mewarisi semangat 'pertempuran bayonet udara', berlatih untuk mempersiapkan pertempuran, siap setiap saat untuk pertempuran, dan dengan tegas menjaga kedaulatan dan martabat nasional," kata Sun Teng.
Rekaman CCTV juga menunjukkan J-20 melakukan manuver udara, dan beberapa bingkai menunjukkan bahwa J-20 ini tidak dilengkapi lensa Luneburg. Lebih lanjut, garis missile bay di samping pesawat berbeda dari pesawat tempur J-20 sebelumnya.
Menurut pakar militer Beijing yang menolak diidentifikasi, dalam pelatihan reguler, fasilitas radar yang bersahabat perlu melacak pesawat siluman untuk memantau aktivitas mereka dan menilai hasil pelatihan. Dalam skenario non-tempur lainnya seperti penerbangan transit, membuat kehadiran pesawat siluman diketahui orang lain dapat menghindari kecelakaan.
Masih menurut pakar tersebut, dalam beberapa operasi militer, mungkin juga ada kebutuhan agar pesawat semacam itu menunjukkan dirinya untuk menyembunyikan spesifikasi siluman mereka yang sebenarnya.
Dalam sebagian besar laporan sebelumnya tentang J-20, pesawat siluman yang ditunjukkan membawa reflektor radar di bawah perutnya.
Dengan menghapusnya, J-20 akan menjadi pesawat siluman seperti yang dirancang, dan ini berarti terlibat dalam misi berorientasi skenario pertempuran nyata.
Laporan Global Times yang mengutip analis militer, Senin (5/4/2021), mengatakan lensa Luneburg adalah perangkat kecil yang digunakan untuk secara sengaja memaparkan pesawat siluman kepada orang lain atau pun radar dalam situasi seperti pelatihan atau penerbangan non-tempur.
J-20 sendiri untuk saat ini menjadi jet tempur paling canggih dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-AF) China.
Pada Festival Qingming hari Minggu—hari pembersihan makam tradisional di China—pilot jet J-20 memberi penghormatan kepada pilot China yang heroik yang bertempur dalam Perang Korea (1950-1953).
Sun Teng, seorang pilot jet tempur J-20, mengatakan kepada CCTV bahwa mantan unit Sun Shenglu sekarang dilengkapi dengan jet tempur tercanggih tersebut. Unit Sun Shenglu diambil dari nama pilot China yang heroik dalam perang Korea.
Sun Shenglu adalah bagian dari Wang Hai Air Group, yang sekarang berafiliasi dengan Komando Teater Timur PLA. Angkatan Udara PLA mengumumkan pada 2019 bahwa Wang Hai Air Group juga dilengkapi dengan J-20.
"Pilot Angkatan Udara di era baru akan mewarisi semangat 'pertempuran bayonet udara', berlatih untuk mempersiapkan pertempuran, siap setiap saat untuk pertempuran, dan dengan tegas menjaga kedaulatan dan martabat nasional," kata Sun Teng.
Rekaman CCTV juga menunjukkan J-20 melakukan manuver udara, dan beberapa bingkai menunjukkan bahwa J-20 ini tidak dilengkapi lensa Luneburg. Lebih lanjut, garis missile bay di samping pesawat berbeda dari pesawat tempur J-20 sebelumnya.
Menurut pakar militer Beijing yang menolak diidentifikasi, dalam pelatihan reguler, fasilitas radar yang bersahabat perlu melacak pesawat siluman untuk memantau aktivitas mereka dan menilai hasil pelatihan. Dalam skenario non-tempur lainnya seperti penerbangan transit, membuat kehadiran pesawat siluman diketahui orang lain dapat menghindari kecelakaan.
Masih menurut pakar tersebut, dalam beberapa operasi militer, mungkin juga ada kebutuhan agar pesawat semacam itu menunjukkan dirinya untuk menyembunyikan spesifikasi siluman mereka yang sebenarnya.
Dalam sebagian besar laporan sebelumnya tentang J-20, pesawat siluman yang ditunjukkan membawa reflektor radar di bawah perutnya.
Dengan menghapusnya, J-20 akan menjadi pesawat siluman seperti yang dirancang, dan ini berarti terlibat dalam misi berorientasi skenario pertempuran nyata.
(min)