Ada Bukti Armenia Memang Tembakkan Rudal Iskander Rusia ke Azerbaijan
loading...
A
A
A
Setelah pernyataan tersebut, Pashinyan menarik kembali klaimnya dan mengatakan bahwa dia setuju dengan penilaian yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Kritik awal Pashinyan terhadap rudal Iskander Rusia juga memicu krisis nasional di Armenia.
Tak lama setelah komentar tersebut, anggota Staf Umum Armenia; Tiran Khachatryan, mengkritik komentar Pashinyan. Kritik itu membuatnya dipecat. Staf Umum lantas meminta Pashinyan mengundurkan diri.
Hal itu menyebabkan ketegangan antara pemerintah dan oposisi Armenia, yang hanya mereda sebagian ketika Pashinyan mengumumkan bahwa akan ada pemilu baru.
Pada 26 Februari, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev juga membantah penggunaan misil Iskander dalam perang di Nagorno-Karabakh.
'Kami tidak melihat rudal Iskander diluncurkan," kata Aliyev kepada wartawan. "Inilah sebabnya, ketika kami mendengar pernyataan kemarin [oleh Pashinyan tentang ketidakefektifan rudal], kami sekali lagi tertarik [bahwa rudal itu mungkin telah digunakan]—tetapi tidak, kami tidak melihatnya digunakan."
Pada 9 November beberapa jam sebelum penandatanganan deklarasi perdamaian trilateral pada 10 November, rekaman video dipublikasikan secara online menunjukkan pasukan Armenia meluncurkan dua rudal Iskander. Fact Investigation Platform, sebuah organisasi pemeriksa fakta Armenia, menyimpulkan bahwa rekaman itu cukup untuk mengonfirmasi klaim bahwa Armenia telah menggunakan rudal tersebut selama perang.
Belakangan pada bulan itu, blogger anti-pemerintah sayap kanan Artur Danielyan menerbitkan video yang katanya menunjukkan rudal meledak. Ia mengklaim video tersebut direkam pada 7 November lalu.
Pada 16 Februari, mantan presiden Armenia Serzh Sargsyan menggemakan klaim itu, dan mengkritik Pashinyan karena menembakkan rudal ke Shusha menjelang akhir perang, alih-alih menembaknya lebih awal ke sasaran Azerbaijan di luar garis kontak.
Kritik awal Pashinyan terhadap rudal Iskander Rusia juga memicu krisis nasional di Armenia.
Tak lama setelah komentar tersebut, anggota Staf Umum Armenia; Tiran Khachatryan, mengkritik komentar Pashinyan. Kritik itu membuatnya dipecat. Staf Umum lantas meminta Pashinyan mengundurkan diri.
Hal itu menyebabkan ketegangan antara pemerintah dan oposisi Armenia, yang hanya mereda sebagian ketika Pashinyan mengumumkan bahwa akan ada pemilu baru.
Pada 26 Februari, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev juga membantah penggunaan misil Iskander dalam perang di Nagorno-Karabakh.
'Kami tidak melihat rudal Iskander diluncurkan," kata Aliyev kepada wartawan. "Inilah sebabnya, ketika kami mendengar pernyataan kemarin [oleh Pashinyan tentang ketidakefektifan rudal], kami sekali lagi tertarik [bahwa rudal itu mungkin telah digunakan]—tetapi tidak, kami tidak melihatnya digunakan."
Pada 9 November beberapa jam sebelum penandatanganan deklarasi perdamaian trilateral pada 10 November, rekaman video dipublikasikan secara online menunjukkan pasukan Armenia meluncurkan dua rudal Iskander. Fact Investigation Platform, sebuah organisasi pemeriksa fakta Armenia, menyimpulkan bahwa rekaman itu cukup untuk mengonfirmasi klaim bahwa Armenia telah menggunakan rudal tersebut selama perang.
Belakangan pada bulan itu, blogger anti-pemerintah sayap kanan Artur Danielyan menerbitkan video yang katanya menunjukkan rudal meledak. Ia mengklaim video tersebut direkam pada 7 November lalu.
Pada 16 Februari, mantan presiden Armenia Serzh Sargsyan menggemakan klaim itu, dan mengkritik Pashinyan karena menembakkan rudal ke Shusha menjelang akhir perang, alih-alih menembaknya lebih awal ke sasaran Azerbaijan di luar garis kontak.