Dua Gadis Indonesia Diserang di AS, Ras Diyakini Jadi Penyebabnya
loading...
A
A
A
PHILADELPHIA - Dua gadis pelajar Indonesia diserang sekelompok perempuan kulit hitam di stasiun Balai Kota SEPTA (SEPTA’s City Hall Station) di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), pada Minggu malam lalu. Kedua korban percaya jadi target serangan karena ras mereka.
Kedua korban, yang minta tak diidentifikasi demi keselamatan mereka, ditampar dan dicemooh saat menunggu kereta Broad Street Line arah selatan di stasiun Balai Kota SEPTA sekitar pukul 20.00.
Gadis-gadis berusia 17 dan 18 tahun itu mengatakan kepadaPhiladelphiaInquirer bahwa mereka sedang duduk di sebuah bangku di peron kereta bawah tanah ketika empat perempuan kulit hitam mendekati mereka, dan dua menampar wajah mereka. Salah satu dari penyerang melontarkan cemoohan kasar.
Mereka percaya ras menjadi latar belakang sasaran karena mereka sebelumnya mendekati pria dan wanita keturunan Indonesia, dan tidak mendekati orang lain di platform yang berkulit putih, hitam, dan hispanik.
Seorang juru bicara SEPTA mengatakan insiden itu awalnya tidak dilaporkan ke polisi transit SEPTA atau Departemen Kepolisian Philadelphia. Pihak berwenang sekarang sedang menyelidikinya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Sabtu (27/3/2021), mengatakan kasus itu sudah ditangani polisi setempat.
"Polisi sedang selidiki rekaman CCTV. Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul masyarakat dan Mahasiswa Indonesia di AS," kata Menlu Retno.
Retno mengatakan KJRI New York melakukan komunikasi intens dengan Kantor Wali Kota Philadelpia terkait peristiwa itu. Dia meminta warga negara Indonesia di Amerika Serikat untuk tetap waspada dan hati-hati ini.
"Seluruh WNI di AS untuk waspada dan hati-hati serta segera laporkan ke aparat keamanan atau hotline perwakilan RI jika mengalami insiden," katanya.
Retno menambahkan Kemlu RI telah melakukan pembicaraan langsung dengan Acting Assistant Secretary for East Asia and Pacific Kemlu AS, Ambassador Sung Kim. Kemlu memohon perhatian perlindungan dan keselamatan terhadap WNI di AS.
"Ambassador Kim tegaskan penegak hukum di AS baik federal maupun lokal akan terus berusaha tangani kasus tersebut dan kasus lain serupa," papar Retno.
Kedua korban, yang minta tak diidentifikasi demi keselamatan mereka, ditampar dan dicemooh saat menunggu kereta Broad Street Line arah selatan di stasiun Balai Kota SEPTA sekitar pukul 20.00.
Gadis-gadis berusia 17 dan 18 tahun itu mengatakan kepadaPhiladelphiaInquirer bahwa mereka sedang duduk di sebuah bangku di peron kereta bawah tanah ketika empat perempuan kulit hitam mendekati mereka, dan dua menampar wajah mereka. Salah satu dari penyerang melontarkan cemoohan kasar.
Mereka percaya ras menjadi latar belakang sasaran karena mereka sebelumnya mendekati pria dan wanita keturunan Indonesia, dan tidak mendekati orang lain di platform yang berkulit putih, hitam, dan hispanik.
Seorang juru bicara SEPTA mengatakan insiden itu awalnya tidak dilaporkan ke polisi transit SEPTA atau Departemen Kepolisian Philadelphia. Pihak berwenang sekarang sedang menyelidikinya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Sabtu (27/3/2021), mengatakan kasus itu sudah ditangani polisi setempat.
"Polisi sedang selidiki rekaman CCTV. Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul masyarakat dan Mahasiswa Indonesia di AS," kata Menlu Retno.
Retno mengatakan KJRI New York melakukan komunikasi intens dengan Kantor Wali Kota Philadelpia terkait peristiwa itu. Dia meminta warga negara Indonesia di Amerika Serikat untuk tetap waspada dan hati-hati ini.
"Seluruh WNI di AS untuk waspada dan hati-hati serta segera laporkan ke aparat keamanan atau hotline perwakilan RI jika mengalami insiden," katanya.
Retno menambahkan Kemlu RI telah melakukan pembicaraan langsung dengan Acting Assistant Secretary for East Asia and Pacific Kemlu AS, Ambassador Sung Kim. Kemlu memohon perhatian perlindungan dan keselamatan terhadap WNI di AS.
"Ambassador Kim tegaskan penegak hukum di AS baik federal maupun lokal akan terus berusaha tangani kasus tersebut dan kasus lain serupa," papar Retno.
(min)