WHO: Satu dari Tiga Wanita Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual

Rabu, 10 Maret 2021 - 03:01 WIB
loading...
WHO: Satu dari Tiga...
Pisau-pisau tergantung di atas patung Venus di Santiago, Cile, 8 Maret 2021. Foto/REUTERS
A A A
JENEWA - Hampir satu dari tiga wanita di dunia menjadi sasaran kekerasan fisik atau seksual selama hidupnya. Perilaku kriminal itu meluas selama pandemi Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hal itu pada Selasa (9/3).

Badan PBB tersebut mendesak pemerintah di penjuru dunia mencegah kekerasan, meningkatkan layanan bagi para korban dan mengatasi ketidaksetaraan ekonomi yang sering kali membuat perempuan dan anak perempuan terjebak dalam hubungan yang melecehkan.



“Anak laki-laki harus diajari di sekolah tentang perlunya saling menghormati dalam hubungan dan persetujuan bersama dalam seks,” ungkap pejabat WHO.

Lihat infografis: Pesawat Jet Tempur Rafale Prancis Menjadi Incaran RI

“Kekerasan terhadap wanita mewabah di setiap negara dan budaya, menyebabkan kerugian bagi jutaan wanita dan keluarga mereka, dan telah diperburuk pandemi COVID-19,” papar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Lihat infografis: Gertak Iran, B-52 AS dan F-15 Israel Berkeliaran di Teluk Persia

WHO menyatakan sekitar 31% wanita berusia 15-49 tahun, atau hingga 852 juta wanita, pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual.

Menurut WHO, laporan ini studi terbesar yang pernah ada, yang mencakup data dan survei nasional dari 2000-2018.

“Seorang suami atau pasangan intim adalah pelaku yang paling umum dan jumlah korban yang tidak proporsional berada di negara-negara termiskin,” papar laporan itu.

Angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena kurangnya pelaporan tentang pelecehan seksual, kejahatan yang sangat distigmatisasi.

“Angka-angka ini sangat mengejutkan dan benar-benar merupakan semacam seruan bagi pemerintah untuk berbuat lebih banyak lagi guna mencegah kekerasan ini,” ungkap penulis laporan Claudia Garcia-Moreno.

“Di beberapa wilayah, lebih dari setengah wanita menghadapi kekerasan di beberapa titik,” ujar dia kepada Reuters, mengutip Oseania, sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan.

Data WHO menyatakan negara-negara dengan prevalensi tertinggi termasuk Kiribati, Fiji, Papua Nugini, Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, dan Afghanistan.

Tingkat terendah di Eropa, hingga 23%, seumur hidup. “Kekerasan dimulai pada usia yang sangat muda,” ungkap pernyataan WHO.

“Satu dari empat gadis remaja berusia 15-19 tahun yang telah menjalin hubungan telah mengalami kekerasan fisik atau seksual,” ujar Garcia-Moreno.

“Ini adalah waktu yang sangat penting dan formatif dalam hidup. Dan kita tahu bahwa dampak dari kekerasan ini bisa bertahan lama dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental serta menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi lainnya,” tutur dia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)