Paus Fransiskus Kunjungi Gereja Irak Tempat ISIS Bantai Hampir 60 Orang
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Paus Fransiskus , pemimpin Vatikan, telah tiba di Baghdad pada Jumat untuk memulai tur tiga hari di Irak untuk mempromosikan kerukunan antaragama. Dia mengunjungi sebuah gereja tempat hampir 60 orang dibantai kelompok ISIS dengan bom bunuh diri beberapa tahun lalu.
Kunjungan Paus ke Irak adalah perjalanan luar negeri pertamanya sejak pandemic COVID-19 dimulai. Lawatannya terjadi saat Irak menghadapi kebangkitan virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan serangan roket yang berkelanjutan.
“Kehadiran kepala Gereja Katolik pada saat pandemi, pada saat kerusuhan sipil, berbicara banyak bagi umat Kristiani di Irak,” kata Amir Hussain, ketua dan profesor studi teologi di Universitas Loyola Marymount,seperti dikutip The Denver Channel .
Paus berusia 84 tahun dan delegasinya semuanya telah divaksinasi. Tetapi sebagian besar warga Irak tidak melakukannya, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi perjalanan itu untuk memicu infeksi.
Namun, Vatikan mengatakan protokol kesehatan sedang diberlakukan—dan pentingnya perjalanan jauh lebih besar daripada risikonya.
"Apa yang benar-benar kami khawatirkan adalah menyelamatkan nyawa orang dan kekerasan sektarian di Irak yang telah menelan ribuan korban," kata Hussain.
Setelah bertemu dengan para pemimpin Irak setibanya di sana, Paus mengunjungi sebuah gereja tempat pelaku bom bunuh diri kelompok ISIS menewaskan hampir 60 orang beberapa tahun lalu.
Minoritas Kristen di Irak, salah satu yang tertua di dunia, telah dianiaya dengan kejam selama 20 tahun terakhir, terutama selama pemberontakan kelompok ISIS.
Ulah ISIS telah menciptakan eksodus massal. Hanya sekitar 300.000 orang Kristen yang tersisa di negara itu hari ini, turun dari hampir 1,5 juta di awal tahun 2000-an.
Kunjungan Paus ke Irak adalah perjalanan luar negeri pertamanya sejak pandemic COVID-19 dimulai. Lawatannya terjadi saat Irak menghadapi kebangkitan virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan serangan roket yang berkelanjutan.
“Kehadiran kepala Gereja Katolik pada saat pandemi, pada saat kerusuhan sipil, berbicara banyak bagi umat Kristiani di Irak,” kata Amir Hussain, ketua dan profesor studi teologi di Universitas Loyola Marymount,seperti dikutip The Denver Channel .
Paus berusia 84 tahun dan delegasinya semuanya telah divaksinasi. Tetapi sebagian besar warga Irak tidak melakukannya, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi perjalanan itu untuk memicu infeksi.
Namun, Vatikan mengatakan protokol kesehatan sedang diberlakukan—dan pentingnya perjalanan jauh lebih besar daripada risikonya.
"Apa yang benar-benar kami khawatirkan adalah menyelamatkan nyawa orang dan kekerasan sektarian di Irak yang telah menelan ribuan korban," kata Hussain.
Setelah bertemu dengan para pemimpin Irak setibanya di sana, Paus mengunjungi sebuah gereja tempat pelaku bom bunuh diri kelompok ISIS menewaskan hampir 60 orang beberapa tahun lalu.
Minoritas Kristen di Irak, salah satu yang tertua di dunia, telah dianiaya dengan kejam selama 20 tahun terakhir, terutama selama pemberontakan kelompok ISIS.
Ulah ISIS telah menciptakan eksodus massal. Hanya sekitar 300.000 orang Kristen yang tersisa di negara itu hari ini, turun dari hampir 1,5 juta di awal tahun 2000-an.