Hujan Roket di Pangkalan Ain al-Asad, Kontraktor AS Tewas

Kamis, 04 Maret 2021 - 04:34 WIB
loading...
Hujan Roket di Pangkalan...
Pangkalan Udara Ain al-Asad di Anbar, Irak, yang dioperasikan pasukan Amerika Serikat dan koalisi internasional. Foto/REUTERS/John Davison
A A A
BAGHDAD - Pentagon telah mengonfirmasi bahwa satu kontraktor sipil Amerika Serikat (AS) tewas setelah menderita serangan jantung saat berlindung selama rentetan serangan roket di Pangkalan Udara Ain al-Asad di Irak pada Rabu pagi. Pangkalan yang dihujani roket itu digunakan pasukan Amerika dan koalisi internasional.

“Tidak ada laporan saat ini tentang [korban] cedera [dari] anggota layanan [militer] AS dan semuanya telah dipertanggungjawabkan. Seorang kontraktor sipil AS menderita serangan jantung saat berlindung dan meninggal dunia tak lama kemudian,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan Rabu (3/3/2021) malam.



Pernyataan Kirby menambahkan bahwa pasukan keamanan Irak terus menyelidiki rentetan serangan roket itu dan belum memastikan tingkat kerusakan serta siapa yang bertanggung jawab.

Pangkalan itu dihantam oleh setidaknya 10 roket. Serangan terjadi hanya beberapa hari menjelang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Irak.

Kirby mencatat bahwa dari penyelidikan awal ada sekitar 10 roket yang diluncurkan dari sebuah situs di timur pangkalan udara tersebut.

Dia mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal Counter-Rocket, Artillery, Mortar (C-RAM) pangkalan itu diaktifkan, tetapi tidak jelas sistem senjata itu berhasil mencegat roket-roket yang masuk.



Pada Rabu pagi, Kolonel Wayne Marotto, juru bicara militer AS di Irak dan juru bicara Operation Inherent Resolve, mengonfirmasi bahwa Pangkalan Udara Ain al-Asad telah diserang oleh sedikitnya 10 roket. Dia, seperti dikutip Russia Today, menambahkan bahwa pangkalan yang menampung pasukan AS dan koalisi internasional itu diserang sekitar pukul 07.20 waktu setempat.

Pangkalan Udara Ain al-Asad adalah pangkalan yang dihujani rudal-rudal Iran tahun lalu. Serangan rudal sebagai pembalasan awal atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh drone AS itu menyebabkan ratusan tentara AS menderita gegar otak.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1749 seconds (0.1#10.140)