Iran Eksekusi Empat Orang Etnis Arab Terkait Serangan Bersenjata
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran mengeksekusi empat orang etnis Arab pada Senin (1/3) karena dituduh melakukan serangan bersenjata.
Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA), situs berita yang dijalankan secara kolektif oleh pembela hak asasi manusia Iran itu menyebut keempat orang itu bernama Ali Khasraji, Hossein Silawi, Nasser Khafajian dan Jassem Heydari.
Khasraji, Silawi dan Khafajian telah dijatuhi hukuman mati terkait serangan bersenjata di satu kantor polisi di Ahwaz, ibu kota provinsi Khuzestan yang kaya minyak, pada 2017.
Garda Revolusi Iran mengatakan pada saat itu dua petugas polisi tewas dalam serangan tersebut.
“Ketiga orang itu menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, yang mengakibatkan tulang rusuk atau tangan mereka patah," papar pernyataan kelompok hak asasi manusia Amnesty International yang berbasis di London.
“Para petugas keamanan dan intelijen berulang kali memaksa mereka dalam penyiksaan untuk membuat pernyataan yang memberatkan diri sendiri, yang disiarkan tak lama setelah penangkapan mereka pada Mei 2017 dan kemudian digunakan pengadilan untuk menghukum mereka,” ungkap Amnesty.
“Tahanan keempat yang dieksekusi, Heydari, telah didakwa dengan pemberontakan bersenjata," papar Amnesty.
Bulan lalu, Amnesti meminta Iran menghentikan eksekusi empat tahanan. Media pemerintah Iran hanya melaporkan eksekusi Heydari.
“Heydari dituduh memimpin serangan bersenjata di kantor polisi pada 2015,” ungkap laporan kantor berita IRNA.
“Dia juga pernah bergabung dengan Front al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Suriah saat dia menerima pelatihan militer,” papar laporan IRNA.
Aktivis mengatakan Heydari disiksa untuk mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya.
“Haidari harus menggunakan kursi roda selama beberapa waktu di penjara akibat penyiksaan yang dialaminya,” ungkap laporan HRANA.
Keempat tahanan yang dieksekusi adalah etnis Arab dari provinsi Khuzestan, Iran barat daya.
Provinsi ini adalah rumah bagi sebagian besar cadangan minyak Iran dan populasi etnis Arab, yang dikenal sebagai Arab Ahwazi.
Beberapa warga di sana menganggap dirinya hidup dalam pendudukan Persia dan menuntut kemerdekaan atau otonomi.
Aktivis Ahwazi mengatakan orang Arab Iran kehilangan standar hidup yang layak dan hak-hak sipil, serta menghadapi diskriminasi karena identitas dan warisan Arab mereka.
Iran memiliki jumlah eksekusi tertinggi di dunia setelah China. Teheran telah mengeksekusi 51 orang sejak awal tahun ini, menurut Iran Human Rights, organisasi hak asasi manusia nirlaba yang berbasis di Oslo.
Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA), situs berita yang dijalankan secara kolektif oleh pembela hak asasi manusia Iran itu menyebut keempat orang itu bernama Ali Khasraji, Hossein Silawi, Nasser Khafajian dan Jassem Heydari.
Khasraji, Silawi dan Khafajian telah dijatuhi hukuman mati terkait serangan bersenjata di satu kantor polisi di Ahwaz, ibu kota provinsi Khuzestan yang kaya minyak, pada 2017.
Garda Revolusi Iran mengatakan pada saat itu dua petugas polisi tewas dalam serangan tersebut.
“Ketiga orang itu menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, yang mengakibatkan tulang rusuk atau tangan mereka patah," papar pernyataan kelompok hak asasi manusia Amnesty International yang berbasis di London.
“Para petugas keamanan dan intelijen berulang kali memaksa mereka dalam penyiksaan untuk membuat pernyataan yang memberatkan diri sendiri, yang disiarkan tak lama setelah penangkapan mereka pada Mei 2017 dan kemudian digunakan pengadilan untuk menghukum mereka,” ungkap Amnesty.
“Tahanan keempat yang dieksekusi, Heydari, telah didakwa dengan pemberontakan bersenjata," papar Amnesty.
Bulan lalu, Amnesti meminta Iran menghentikan eksekusi empat tahanan. Media pemerintah Iran hanya melaporkan eksekusi Heydari.
“Heydari dituduh memimpin serangan bersenjata di kantor polisi pada 2015,” ungkap laporan kantor berita IRNA.
“Dia juga pernah bergabung dengan Front al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Suriah saat dia menerima pelatihan militer,” papar laporan IRNA.
Aktivis mengatakan Heydari disiksa untuk mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya.
“Haidari harus menggunakan kursi roda selama beberapa waktu di penjara akibat penyiksaan yang dialaminya,” ungkap laporan HRANA.
Keempat tahanan yang dieksekusi adalah etnis Arab dari provinsi Khuzestan, Iran barat daya.
Provinsi ini adalah rumah bagi sebagian besar cadangan minyak Iran dan populasi etnis Arab, yang dikenal sebagai Arab Ahwazi.
Beberapa warga di sana menganggap dirinya hidup dalam pendudukan Persia dan menuntut kemerdekaan atau otonomi.
Aktivis Ahwazi mengatakan orang Arab Iran kehilangan standar hidup yang layak dan hak-hak sipil, serta menghadapi diskriminasi karena identitas dan warisan Arab mereka.
Iran memiliki jumlah eksekusi tertinggi di dunia setelah China. Teheran telah mengeksekusi 51 orang sejak awal tahun ini, menurut Iran Human Rights, organisasi hak asasi manusia nirlaba yang berbasis di Oslo.
(sya)