Kurangnya Air Bersih Masih Jadi Ancaman Utama di Jalur Gaza

Senin, 22 Februari 2021 - 00:49 WIB
loading...
Kurangnya Air Bersih...
Ilustrasi
A A A
GAZA - Ketersediaan air bersih masih tetap menjadi masalah utama di Jalur Gaza . Selain langka dan asin, air yang ada di Jalur Gaza juga sangat tercemar. Hanya tiga persen air di wilayah tersebut yang layak untuk minum. Alasan di balik kontaminasi ini adalah populasi daerah kantong yang berkembang pesat, kurangnya sumber daya dan blokade Israel yang mencegah bahan-bahan penting memasuki wilayah tersebut.

Munculnya wabah Covid-19 merusak banyak aspek kehidupan di Jalur Gaza. Seperti menambah pengangguran dan mendorong tingkat kemiskinan hingga 64 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi Covid-19 kian menambah masalah di Jalur Gaza, di saat langkanya air bersih di wiayah tersebut.



Setahun yang lalu sebuah laporan yang dirilis oleh B'Tselem, sebuah LSM Israel yang memantau kegiatan pemerintah di Tepi Barat dan Gaza, menyatakan bahwa sumber air di Jalur Gaza langka dan bahwa 40 persen pasokan air domestik hilang dalam perjalanan ke konsumen. Hal ini disebabkan karena infrastruktur di kawasan itu sudah ketinggalan zaman.

Kelangkaan air dan pipa berkarat, bagaimanapun, bukanlah satu-satunya masalah di Jalur Gaza. Ahmed Hellis, seorang pencinta lingkungan dan kepala Institut Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan di Jalur Gaza, mengatakan, tantangan utama daerah kantong itu adalah kontaminasi.

Menurut perkiraan organisasinya, sekitar 97 persen dari semua air di daerah kantong pendudukan itu tidak layak untuk diminum. Sebagian karena salinitasnya, dan sebagian besar karena tercemar.



Pencemaran itu bersumber dari beberapa faktor, salah satunya adalah populasi Strip yang berkembang pesat. Yang terakhir dianggap sebagai salah satu daerah terpadat di dunia.

Perkiraan menunjukkan bahwa pada tahun 2016 daerah kantong itu menampung dua juta orang. Rata-rata, masing-masing menggunakan 88 liter air per hari. Diprediksi pada tahun 2050 penduduk Gaza akan mencapai 4,8 juta dan itu pasti akan mempengaruhi konsumsi air warga Gaza.

"Populasinya terus bertambah dan begitu pula permintaan akan sumber daya yang terbatas ini. Ditambah lagi fakta bahwa petani mencemari dengan pestisida, dan Anda akan mengerti dari mana kontaminasi ini berasal," keluh Hellis, seperti dilansir Sputnik.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2306 seconds (0.1#10.140)