Polisi Tembaki Demonstran Myanmar, Dua Orang tewas di Mandalay

Sabtu, 20 Februari 2021 - 19:54 WIB
loading...
Polisi Tembaki Demonstran Myanmar, Dua Orang tewas di Mandalay
Demonstran tergeletak akibat tembakan polisi saat unjuk rasa di Mandalay, Myanmar, 20 Februari 2021. Foto/REUTERS
A A A
MANDALAY - Dua orang tewas di kota terbesar kedua Myanmar , Mandalay, saat polisi menembaki para pengunjuk rasa penentang kudeta militer 1 Februari.

"Dua puluh orang terluka dan dua orang lainnya tewas," ungkap Ko Aung, pemimpin badan layanan darurat relawan Parahita Darhi di kota itu.

Para penentang kudeta turun ke jalan di beberapa kota besar dan kecil di Myanmar bersama para anggota etnis minoritas, penyair dan pekerja transportasi.



Mereka menuntut diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi serta tokoh lainnya.

Lihat infografis: Indonesia Putuskan untuk Borong 36 Rafale dan 8 F-15EX

Beberapa pengunjuk rasa menyerang polisi dengan ketapel di Mandalay. Polisi menanggapi dengan menembakkan gas air mata dan senjata api, meskipun pada awalnya tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru tajam atau peluru karet.



“Seorang pria meninggal karena luka di kepala,” papar para pekerja media, termasuk Lin Khaing, asisten editor Voice of Myanmar di kota itu.

Seorang dokter sukarelawan membenarkan ada dua orang meninggal dalam unjuk rasa itu. “Satu tembakan di kepala dan meninggal di tempat. Seorang lainnya tewas kemudian dengan luka peluru di dada,” papar dokter relawan itu.

Polisi tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Protes terhadap kudeta yang menggulingkan pemerintahan demokratis Suu Kyi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Demonstran skeptis dengan janji militer mengadakan pemilu baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang pemilu.

Seorang pengunjuk rasa, wanita muda meninggal pada Jumat setelah ditembak di kepala pekan lalu ketika polisi membubarkan protes di ibu kota, Naypyitaw. Ini menjadi kematian pertama di antara para demonstran anti-kudeta.

Militer mengatakan seorang polisi tewas karena luka-luka yang dideritanya.

Pada Sabtu (20/2), kaum muda di kota utama Yangon membawa karangan bunga dan meletakkan bunga pada upacara peringatan untuk mengenang wanita demonstran yang meninggal bernama Mya Thwate Thwate Khaing itu. Sementara upacara serupa berlangsung di Naypyitaw.

“Kesedihan dari kematiannya adalah satu hal, tetapi kami juga memiliki keberanian untuk melanjutkan demi dia,” tegas mahasiswa pengunjuk rasa Khin Maw Maw Oo di Naypyitaw.

Para demonstran menuntut pemulihan pemerintahan terpilih, pembebasan Suu Kyi dan tokoh lainnya serta penghapusan konstitusi 2008, yang dibuat dalam pengawasan militer yang memberi tentara peran utama dalam politik.

Tentara merebut kembali kekuasaan setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November yang dimenangkan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Suu Kyi. Militer kemudian menahan Suu Kyi dan para tokoh lainnya. Komisi pemilu telah menepis keluhan kecurangan pemilu tersebut.

Suu Kyi menghadapi tuduhan melanggar Undang-undang Penanggulangan Bencana Alam serta mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal.

Kehadirannya di pengadilan berikutnya pada 1 Maret.

Kudeta itu mendapat kecaman dari berbagai negara, terutama dari Barat. Sejumlah negara telah menerapkan sanksi pada junta militer.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1720 seconds (0.1#10.140)