Cegah COVID-19, Ibu dan Anak Minum Air Kencing Sendiri
loading...
A
A
A
LONDON - Seorang ibu dan keempat anaknya menjadi korban hoaks yang menyelimuti pandemi COVID-19 . Mereka nekat meminum air kencing sendiri setelah percaya dengan informasi palsu bahwa itu dapat mencegah COVID-19.
Ibu yang tinggal di London, Inggris tersebut mengatakan kepada petugas kesehatan bahwa dia telah mengikuti saran menyesatkan dalam video yang dia terima melalui layanan pesan WhatsApp .
Dia mengatakan dia minum air seni, yang mengandung konsentrasi racun tinggi, selama empat hari. Sang ibu mengaku tidak percaya dengan vaksin virus Corona dan lebih suka mengandalkan "pengobatan tradisional."
Kasus ini menyoroti ketakutan di antara pembuat kebijakan di seluruh dunia tentang bagaimana informasi palsu dapat berdampak pada penggunaan vaksin COVID-19 .
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan dia yakin pendiri Microsoft Bill Gates dan istrinya Melinda akan meluncurkan vaksin dan obat-obatan yang menimbulkan bahaya baginya dan keluarganya. Ia mengungkapkan hal itu kepada para peneliti yang mensurvei penduduk London tentang informasi dan dukungan yang mereka terima setelah gelombang pertama pandemi.
Gates sendiri diketahui tidak memiliki rencana seperti itu dan vaksin COVID-19, yang telah diberikan kepada jutaan orang di seluruh dunia, terbukti aman dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Dalam dokumen yang disiapkan untuk dewan Kota Westminster di pusat kota London, para peneliti menulis tentang "prevalensi informasi alternatif yang dibagikan melalui WhatsApp."
"Informasi ini sering menunjukkan pengobatan alternatif palsu yang tidak memiliki latar belakang ilmiah dan empiris," kata mereka.
"Satu orang yang kami ajak bicara, misalnya, memberi tahu kami bahwa teman atau kerabatnya yang merupakan sumber informasi utamanya tentang COVID-19 meneruskan rekomendasi pribadinya kepada orang lain," sambungnya.
"Beberapa video yang dia terima membahas tentang meminum air seni Anda sendiri setiap pagi sebagai obat untuk COVID-19. Peserta mengatakan bahwa dia dan anak-anaknya melakukan itu selama empat hari," ungkap mereka seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (19/2/2021).
Penelitian, yang dilakukan oleh organisasi Healthwatch Central West London, juga menemukan stigma terkait dengan tertular virus Corona baru di beberapa komunitas, yang ditambah dengan kurangnya kepercayaan pada saluran informasi 'resmi', menghadirkan masalah yang perlu disoroti dan ditangani.
Newsweek telah menghubungi pihak WhatsApp untuk meminta informasi tentang apa yang dilakukannya untuk mencegah berbagi konten berbahaya atau menyesatkan.
WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook, tidak dapat memblokir konten berdasarkan platform tetapi menggunakan kombinasi teknik untuk menegakkan kebijakan dan mencegah penyalahgunaan, termasuk pembelajaran mesin untuk menangani akun palsu.
Perusahaan telah membuat sejumlah perubahan untuk memerangi penyebaran konten viral di platform, termasuk mengurangi jumlah orang yang dapat meneruskan pesan pengguna dan memperkenalkan label "diteruskan" dan "paling sering diteruskan" untuk menyoroti pesan yang telah dikirim atau dibagikan berkali-kali.
Pejabat pengendalian racun musim panas lalu di Amerika Serikat (AS) terpaksa mengeluarkan peringatan tentang penggunaan yang tidak tepat dari pemutih rumah tangga dan produk pembersih lainnya di tengah laporan orang-orang meminum disinfektan untuk menangkal virus COVID-19.
Mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyarankan bahwa menelan disinfektan bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk COVID-19.
Trump kemudian membantah ada hubungan antara ucapannya, yang dia gambarkan sebagai "sarkastik," dengan peningkatan panggilan ke pusat-pusat keracunan di seluruh negeri.
Ibu yang tinggal di London, Inggris tersebut mengatakan kepada petugas kesehatan bahwa dia telah mengikuti saran menyesatkan dalam video yang dia terima melalui layanan pesan WhatsApp .
Dia mengatakan dia minum air seni, yang mengandung konsentrasi racun tinggi, selama empat hari. Sang ibu mengaku tidak percaya dengan vaksin virus Corona dan lebih suka mengandalkan "pengobatan tradisional."
Kasus ini menyoroti ketakutan di antara pembuat kebijakan di seluruh dunia tentang bagaimana informasi palsu dapat berdampak pada penggunaan vaksin COVID-19 .
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan dia yakin pendiri Microsoft Bill Gates dan istrinya Melinda akan meluncurkan vaksin dan obat-obatan yang menimbulkan bahaya baginya dan keluarganya. Ia mengungkapkan hal itu kepada para peneliti yang mensurvei penduduk London tentang informasi dan dukungan yang mereka terima setelah gelombang pertama pandemi.
Gates sendiri diketahui tidak memiliki rencana seperti itu dan vaksin COVID-19, yang telah diberikan kepada jutaan orang di seluruh dunia, terbukti aman dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Dalam dokumen yang disiapkan untuk dewan Kota Westminster di pusat kota London, para peneliti menulis tentang "prevalensi informasi alternatif yang dibagikan melalui WhatsApp."
"Informasi ini sering menunjukkan pengobatan alternatif palsu yang tidak memiliki latar belakang ilmiah dan empiris," kata mereka.
"Satu orang yang kami ajak bicara, misalnya, memberi tahu kami bahwa teman atau kerabatnya yang merupakan sumber informasi utamanya tentang COVID-19 meneruskan rekomendasi pribadinya kepada orang lain," sambungnya.
"Beberapa video yang dia terima membahas tentang meminum air seni Anda sendiri setiap pagi sebagai obat untuk COVID-19. Peserta mengatakan bahwa dia dan anak-anaknya melakukan itu selama empat hari," ungkap mereka seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (19/2/2021).
Penelitian, yang dilakukan oleh organisasi Healthwatch Central West London, juga menemukan stigma terkait dengan tertular virus Corona baru di beberapa komunitas, yang ditambah dengan kurangnya kepercayaan pada saluran informasi 'resmi', menghadirkan masalah yang perlu disoroti dan ditangani.
Newsweek telah menghubungi pihak WhatsApp untuk meminta informasi tentang apa yang dilakukannya untuk mencegah berbagi konten berbahaya atau menyesatkan.
WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook, tidak dapat memblokir konten berdasarkan platform tetapi menggunakan kombinasi teknik untuk menegakkan kebijakan dan mencegah penyalahgunaan, termasuk pembelajaran mesin untuk menangani akun palsu.
Perusahaan telah membuat sejumlah perubahan untuk memerangi penyebaran konten viral di platform, termasuk mengurangi jumlah orang yang dapat meneruskan pesan pengguna dan memperkenalkan label "diteruskan" dan "paling sering diteruskan" untuk menyoroti pesan yang telah dikirim atau dibagikan berkali-kali.
Pejabat pengendalian racun musim panas lalu di Amerika Serikat (AS) terpaksa mengeluarkan peringatan tentang penggunaan yang tidak tepat dari pemutih rumah tangga dan produk pembersih lainnya di tengah laporan orang-orang meminum disinfektan untuk menangkal virus COVID-19.
Mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyarankan bahwa menelan disinfektan bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk COVID-19.
Trump kemudian membantah ada hubungan antara ucapannya, yang dia gambarkan sebagai "sarkastik," dengan peningkatan panggilan ke pusat-pusat keracunan di seluruh negeri.
(ian)