Polisi Myanmar Tembakkan Peluru Karet untuk Bubarkan Demonstrasi, 1 Kritis

Selasa, 09 Februari 2021 - 17:46 WIB
loading...
Polisi Myanmar Tembakkan...
Polisi Myanmar menembakkan peluru karet dan meriam air untuk membubarkan aksi demonstrasi. Foto/Irish Times
A A A
NAYPYITAW - Polisi Myanmar menembakkan peluru karet dan meriam air untuk membubarkan aksi demonstrasi yang menentang larangan aksi protes menolak kudeta militer .

Empat orang terluka terkena peluru karet di ibu kota Naypyitaw. Salah satu korban, seorang perempuan, dalam kondisi kritis dengan luka di kepala, kata seorang dokter.

Kudeta militer pada 1 Februari dan penahanan pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi telah membawa aksi demonstrasi terbesar dalam lebih dari satu dekade dan gerakan pembangkangan sipil yang berkembang mempengaruhi rumah sakit, sekolah dan kantor pemerintahan.



Saksi mata mengatakan polisi menembakkan senjata ke udara di Naypyitaw ketika kerumunan menolak untuk membubarkan aksi protes yang memasuki hari keempat berturut-turut. Seorang saksi mata mengatakan bahwa para demonstran melarikan diri saat senjata ditembakkan ke udara.

"Polisi sebelumnya menembakkan meriam air ke arah para pengunjuk rasa, yang menanggapi dengan melemparkan proyektil," kata saksi tersebut seperti dilansir dari Reuters, Selasa (9/2/2021).

Seorang dokter mengatakan empat orang, termasuk wanita dengan luka di kepala, dibawa ke rumah sakitnya setelah terkena peluru karet.



Video dari kota Bago, timur laut dari pusat komersial Yangon, menunjukkan polisi menghadapi kerumunan besar dan membubarkan mereka dengan jet dari meriam air.

Polisi menangkap sedikitnya 27 demonstran di kota terbesar kedua Mandalay, termasuk seorang jurnalis, kata organisasi media domestik.

Jam malam dari jam 20.00 sampai jam 4 pagi telah diberlakukan di Yangon dan Mandalay.

Media pemerintah mengisyaratkan kemungkinan tindakan terhadap aksi demonstrasi pada hari Senin ketika mengatakan publik ingin menyingkirkan "pelaku kesalahan" dan sementara perintah yang melarang pertemuan lebih dari empat orang telah diberlakukan, belum ada penjelasan dari pihak berwenang.



Kerusuhan telah menghidupkan kembali ingatan hampir setengah abad pemerintahan junta militer sampai akhirnya memulai proses penarikan diri dari politik sipil pada tahun 2011, meskipun tidak pernah menyerahkan kendali sepenuhnya kepada pemerintahan sipil Suu Kyi setelah memenangkan pemilu tahun 2015.

Transformasi itu terhenti oleh kudeta yang menggulingkan pemerintahan sipil ketika sedang bersiap untuk memulai masa jabatan keduanya setelah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi menyapu pemilu November lalu.

"Kami sangat kecewa dan sedih setiap kali kami memikirkan mengapa ini menimpa kami lagi," kata penduduk Yangon Khin Min Soe tentang kembalinya kekuasaan militer.



Janji pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, untuk menggelar pemilihan umum baru dalam pidato pertamanya sejak merebut kekuasaan pada awal pekan ini menuai cemoohan. Dia juga mengulangi kembali tuduhan penipuan yang tidak terbukti dalam pemilu yang digunakannya untuk membenarkan aksi kudeta militer.

"Kami akan terus berjuang," kata aktivis pemuda Maung Saungkha dalam sebuah pernyataan, menyerukan pembebasan tahanan politik dan diakhirinya "kediktatoran".

Aktivis juga mengupayakan penghapusan konstitusi 2008 yang dibuat di bawah pengawasan militer yang memberikan hak veto kepada para jenderal di parlemen dan kendali beberapa kementerian, serta untuk sistem federal di Myanmar yang beraneka ragam etnis.



Seorang aktivis generasi tua yang menentang militer dalam protes berdarah 1988 menyerukan aksi mogok oleh pegawai pemerintah selama tiga minggu lagi.

Gerakan pembangkangan sipil, yang dipimpin oleh pekerja rumah sakit, telah mengakibatkan penurunan tes virus Corona, angka pengujian resmi menunjukkan.

Myanmar telah menderita salah satu wabah virus Corona terburuk di Asia Tenggara dengan 31.177 kematian dari lebih dari 141.000 kasus.

(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Bangkok Berlanjut hingga Sabtu Pagi
Gempa 7,7 Skala Richter...
Gempa 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar, Ini 3 Fakta tentang Sesar Sagaing
Korban Gempa Myanmar...
Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Orang Tewas dan 730 Terluka
Krisis Air di Gaza Semakin...
Krisis Air di Gaza Semakin Parah, Warga Harus Antre Berjam-jam
WhatsApp Down, Pengguna...
WhatsApp Down, Pengguna Ngeluh Tak Bisa Kirim Pesan
Rekomendasi
Prabowo dan El-Sisi...
Prabowo dan El-Sisi Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia dan Mesir
Group 2 Kopassus Gelar...
Group 2 Kopassus Gelar Sertijab Komandan Batalyon 22 dan 23, Ini Sosoknya
Tim Opsnal Krimum Polres...
Tim Opsnal Krimum Polres Metro Jaksel Amankan Pelaku Pencurian Mobil
Berita Terkini
The Times: Inggris Terlibat...
The Times: Inggris Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Termasuk Kerahkan Pasukan Rahasia
34 menit yang lalu
Wanita Ini Melahirkan...
Wanita Ini Melahirkan Bayi Orang Lain karena Kesalahan dalam Proses IVF
1 jam yang lalu
Taliban Eksekusi 4 Pria...
Taliban Eksekusi 4 Pria di Stadion Afghanistan yang Penuh Sesak
5 jam yang lalu
Trump Copot Potret Obama...
Trump Copot Potret Obama di Gedung Putih, Diganti dengan Potretnya yang Lolos dari upaya Pembunuhan
6 jam yang lalu
Pengadilan China Melelang...
Pengadilan China Melelang 100 Ton Buaya Hidup Rp9,2 Miliar, Tapi Pemenang Tanggung Risikonya Sendiri
8 jam yang lalu
YouTuber Ini Usik Suku...
YouTuber Ini Usik Suku Paling Terasing di Dunia, Ulahnya Dicap Ceroboh dan Bodoh
9 jam yang lalu
Infografis
Beragam Manfaat Air...
Beragam Manfaat Air Rebusan Daun Kelor untuk Kesehatan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved