Jenderal Tertinggi NATO: China dan Rusia Bentuk Poros Kekuatan Baru

Sabtu, 06 Februari 2021 - 06:16 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, kedua pemerintah otoriter menunjukkan minat yang kuat di Kutub Utara karena es yang surut mengekspos potensi cadangan minyak, gas, dan mineral baru.

“Dalam menghadapi peningkatan aktivitas agresif di dataran tinggi utara dari Rusia, yang merupakan negara Arktik, dan China, yang mengeklaim sebagai negara dekat Arktik, kita harus menjaga keseimbangan kekuatan yang menguntungkan di wilayah ini untuk diri kita sendiri dan untuk sekutu kita," kata Sekretaris Angkatan Laut AS Kenneth Braithwaite saat menyamapaikan peringatannya bulan lalu.

Poros Muncul

Hal-hal tidak selalu begitu ramah di antara kedua kekuatan tersebut.

Rusia dan China berbagi perbatasan 4200 km. Sebagian besar provinsi timur Moskow yang kaya mineral diklaim oleh Beijing sebagai bagian dari domain sejarahnya—termasuk kota Vladivostok.



Untuk saat ini, Presiden Vladimir Putin dan Ketua Xi Jinping telah mengesampingkan sumber ketidaksepakatan itu.

Rusia dan China mulai memperkuat hubungan diplomatik, ekonomi dan militer mereka setelah negara-negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap Moskow pada 2014. Rusia baru saja menginvasi Semenanjung Crimea dan meluncurkan operasi tempur rahasia di timur Ukraina.

Pada tahun 2018, kedua kekuatan itu mengerahkan ratusan ribu pasukan dan pesawat serta kapal perang menuju latihan militer gabungan terbesar mereka.

Baca Juga: Kebobolan, Penyusup Berhasil Masuk Pangkalan Pesawat Kepresidenan AS
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1985 seconds (0.1#10.140)