Biden Cabut Dukungan untuk Arab Saudi, Houthi Semringah

Sabtu, 06 Februari 2021 - 00:31 WIB
loading...
Biden Cabut Dukungan...
Kelompok Houthi, menyambut baik rencana Presiden AS Joe Biden menarik dukungan terhadap operasi militer Arab Saudi di Yaman. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
SANAA - Kelompok pemberontak Yaman yang didukung Iran , Houthi , menyambut baik rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengakhiri dukungan operasi ofensif di Yaman pimpinan Arab Saudi . Kelompok itu mengatakan keputusan tersebut adalah langkah untuk mengakhiri konflik yang panjang.

"Kami berharap ini akan menjadi awal dari keputusan untuk menghentikan perang di Yaman," kata pejabat politik senior Houthi Hamid Assem kepada AFP.

"Kami optimis tentang itu," imbuhnya.

"Pemerintahan Biden melihat bahwa perang di Yaman membawa biaya besar dan reputasi Amerika telah ternoda oleh pembunuhan rakyat Yaman," sambungnya seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (6/2/2021).



Assem mengatakan Biden telah membuat keputusan setelah menyadari tujuan perang tidak tercapai di negara yang telah terjerumus ke dalam apa yang digambarkan oleh PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Kami tahu bahwa Amerika adalah orang yang melawan kami dan senjatanya adalah orang-orang yang membunuh kami dan menghancurkan segalanya di Yaman," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melawan Houthi, diperintahkan oleh perintah Amerika.

Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa Biden akan mengakhiri dukungannya untuk perang oleh sekutu Washington di Yaman, dalam pidato kebijakan luar negeri besar pertamanya.



Pernyataan itu kemudian dikonfirmasi oleh Biden. Presiden AS tersebut menjanjikan era baru setelah mengkritik sejumlah kebijakan luar negeri pendahulunya, Donald Trump. Biden menegaskan "Amerika kembali" di panggung global dalam pidato diplomatik pertamanya sebagai presiden.

Dalam pidatonya, Biden mengisyaratkan pendekatan agresif ke China dan Rusia, mendesak para pemimpin militer Myanmar menghentikan kudeta. Dia juga menyatakan diakhirinya dukungan AS untuk kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.

“Kepemimpinan Amerika harus menghadapi momen baru menguatnya otoritarianisme, termasuk ambisi China yang berkembang untuk menyaingi Amerika Serikat dan tekad Rusia untuk merusak dan mengganggu demokrasi kita. Kita harus menghadapi momen baru cepatnya tantangan global dari pandemi hingga krisis iklim serta proliferasi nuklir,” ungkap Biden.



Langkah itu membalikkan kebijakan mantan presiden Donald Trump dalam memberikan bantuan logistik dan menjual persenjataan canggih dalam jumlah besar, seperti bom berpemandu presisi, ke koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)