Kudeta Militer Myanmar, Giliran Tangan Kanan Suu Kyi Ditangkap
loading...
A
A
A
YANGON - Seorang ajudan utama pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan Daw Aung San Suu Kyi ditangkap hari ini (5/2/2021). Penangkapan terjadi ketika gejolak kemarahan publik atas kudeta militer belum mereda.
Penangkapan terjadi setelah jalan-jalan di kota terbesar Myanmar dipenuhi orang-orang yang membunyikan klakson mobil dan memukuli panci untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap kudeta.
Militer merebut kekuasaan pada hari Senin, dengan menahan Suu Kyi dan presiden U Win Myint.
"Win Htein, yang dianggap sebagai tangan kanan Suu Kyi, ditangkap dari rumah putrinya tempat dia menginap pada tengah malam [di Yangon]," kata Kyi Toe, juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi [NLD]—partainya Suu Kyi.
Baca Juga: Imbas Kudeta, AS Isyaratkan Jatuhkan Sanksi pada Militer Myanmar
NLD merupakan partai pemenang pemilu November 2020 dan berhak memimpin negara Myanmar. Namun, militer tidak mengakui hasil pemilu dengan menuduh pemilu dicurangi.
Win Htein, 79, pendukung NLD adalah tahanan politik lama, yang telah menghabiskan waktu lama keluar-masuk penjara karena berkampanye melawan kekuasaan militer.
Menjelang penangkapannya, Win Htein telah mengatakan kepada media lokal berbahasa Inggris bahwa kudeta militer itu "tidak bijaksana", dan bahwa para pemimpin militer telah membawa negara ke arah yang salah.
"Setiap orang di negara ini harus menentang sebanyak mungkin tindakan yang mereka upayakan untuk membawa kita kembali ke titik nol dengan menghancurkan pemerintah kita," katanya kepada Frontier Myanmar setelah kudeta tersebut.
Baca juga: Junta Myanmar Putus Jaringan Internet saat Protes Kudeta Meluas
Suu Kyi tidak terlihat di depan umum sejak Senin. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik, sebuah kelompok yang berbasis di Yangon yang memantau penangkapan politik di Myanmar, lebih dari 130 pejabat dan anggota parlemen telah ditahan sehubungan dengan kudeta tersebut.
Penangkapan terjadi setelah jalan-jalan di kota terbesar Myanmar dipenuhi orang-orang yang membunyikan klakson mobil dan memukuli panci untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap kudeta.
Militer merebut kekuasaan pada hari Senin, dengan menahan Suu Kyi dan presiden U Win Myint.
"Win Htein, yang dianggap sebagai tangan kanan Suu Kyi, ditangkap dari rumah putrinya tempat dia menginap pada tengah malam [di Yangon]," kata Kyi Toe, juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi [NLD]—partainya Suu Kyi.
Baca Juga: Imbas Kudeta, AS Isyaratkan Jatuhkan Sanksi pada Militer Myanmar
NLD merupakan partai pemenang pemilu November 2020 dan berhak memimpin negara Myanmar. Namun, militer tidak mengakui hasil pemilu dengan menuduh pemilu dicurangi.
Win Htein, 79, pendukung NLD adalah tahanan politik lama, yang telah menghabiskan waktu lama keluar-masuk penjara karena berkampanye melawan kekuasaan militer.
Menjelang penangkapannya, Win Htein telah mengatakan kepada media lokal berbahasa Inggris bahwa kudeta militer itu "tidak bijaksana", dan bahwa para pemimpin militer telah membawa negara ke arah yang salah.
"Setiap orang di negara ini harus menentang sebanyak mungkin tindakan yang mereka upayakan untuk membawa kita kembali ke titik nol dengan menghancurkan pemerintah kita," katanya kepada Frontier Myanmar setelah kudeta tersebut.
Baca juga: Junta Myanmar Putus Jaringan Internet saat Protes Kudeta Meluas
Suu Kyi tidak terlihat di depan umum sejak Senin. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik, sebuah kelompok yang berbasis di Yangon yang memantau penangkapan politik di Myanmar, lebih dari 130 pejabat dan anggota parlemen telah ditahan sehubungan dengan kudeta tersebut.
(min)