Protes Kudeta, Para Dokter di 70 Rumah Sakit Myanmar Mogok Kerja

Rabu, 03 Februari 2021 - 12:30 WIB
loading...
A A A
Baca Juga: Covid-19 Tak Terkendali, PKS: Pemerintah Mesti Berani Terapkan Karantina Penuh

Dewan itu mirip lembaga yang berkuasa di bawah junta sebelumnya yang telah memerintah Myanmar selama hampir setengah abad hingga 2011.

Peraih Nobel Perdamaian Suu Kyi, 75, tetap ditahan meski ada seruan internasional agar dia segera dibebaskan.

Seorang pejabat NLD mengatakan dia mengetahui bahwa Suu Kyi berada dalam tahanan rumah di ibu kota Naypyidaw dan dalam keadaan sehat.

Dalam protes publik terbesar terhadap kudeta sejauh ini, orang-orang di pusat komersial Yangon meneriakkan "kejahatan pergi" dan memukuli panci logam pada Selasa malam sebagai isyarat tradisional untuk mengusir kejahatan atau karma buruk.

Kudeta terbaru merupakan pukulan besar bagi harapan negara miskin berpenduduk 54 juta itu.

Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mendesak Dewan Keamanan untuk "secara kolektif mengirimkan sinyal yang jelas untuk mendukung demokrasi di Myanmar."

“Dewan Keamanan PBB sedang merundingkan kemungkinan pernyataan yang akan mengutuk kudeta tersebut, menyerukan militer menghormati aturan hukum dan hak asasi manusia, dan segera membebaskan mereka yang ditahan secara tidak sah,” ujar para diplomat.

Konsensus dibutuhkan dalam dewan yang beranggotakan 15 orang untuk pernyataan semacam itu.

Tetapi seorang diplomat China di PBB mengatakan akan sulit untuk mencapai konsensus tentang draf pernyataan tersebut. Menurut dia, tindakan apa pun harus menghindari "peningkatan ketegangan atau semakin memperumit situasi."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)